Bertemu Keluarga Besarku Dan Kelahiran

Selama perjalanan kami mengobro dan sesekali berhenti karena perutku mual, ini sudah hampir seminggu dan juga ke dokter secara mengejutkan aku sedang hamil 2 bulan, tentu saja mas Alex senang sekali dia jadi perhatian. Awalnya kita tak akan jadi pergi karena kehamilanku ini tapi aku memaksa justru sekarang sebelum perutku membesar akhirnya mas Alex menyerah.

Akhirnya kami pun sampai juga di kampung halamanku, kami di jemput putra bi Sum dan dibawa kerumahnya, termyata bapa juga ada disana dan istrinya juga, ya bapa sudah menikah 1 bulan lalu, secara sederhana. Aku tidak bisa datang, dan mereka mengerti aku.

Aku pun memperkenalkan mas Alex kepada kekuargaku yang tersisa dari masa laluku. Bibi Sumiati, bapaku dan istri barunya serta anak-anak dari bi Sum. Mereka menyambut kami dengan tangan terbuka. Di sela-sela mengobrol aku pamitan hendak ke belakang.

"Anu, pak, Bi ... Renata sedang hamil 2 bulan !" mas Alex memberitahu tentang kehamilanku dan kelihatan bingung aku ke kamar mandi untuk kedua kalinya.

"Waduh Marni, syukur atuh kalau sudah isi mah ! jangan kerja yang berat-berat !" ujar bi Sum.

"Tuh aku sudah bilang, jangan kerja dirumah aja !" mas Alex menambahkan. Aku hanya tersenyum, oh iya di rumah kampung halamanku aku sering dipanggil dengan nama asliku untunglah mas Alex tahu tentang hal itu.

Kami pun beristirahat di rumah bibiku, makan dengan lauk sederhana tapi kami juatru makan dengan lahap. Namanya orang kampung melihat ikan asin dengan lalap dan sambal langsung di santap dan ternyata mas Alex suka tuh ! he ...he ...!

Setelah makan kami mengobrol, bapa, mas Alex dan putra bibi sedang asyik mengobrol di ruang depan, sedang aku bibi Sum dan istri bapa yang baru ceu Esih orangnya baik usianya 40 tahun anaknya dua lelaki kuliah dan perempuan masih SMP.

Dan puas dengan mengobrol kami pun tidur, rumah bibiku sudah diperbaiki jadi sedikit besar dan bukan lagi mengontrak dan itu rumah sendiri. Keesokan harinya aku dan mas Alex berkunjung ke rumah bapa dan juga ke makam ibuku dan berdoa di sana. Rumah bapa sekarang memang milik istrinya yang baru, katanya sih ceu Esih itu janda kaya di kampungku, semua peninggalan suaminya yang terdahulu. Sayang keduanya bercerai karena suaminya selingkuh.

Bapa sendiri punya sawah, semuanya aku belikan buat bapa agar bisa bekerja kembali. Sekarang sudah dapat penghasilan sendiri, walau istri barunya kaya tapi bapa sudah berubah tidak lagi terlena dengan uang tidak seperti dulu lagi. Mereka dulu sudah saling kenal bahkan almarhum ibu sahabat dari ceu Esih sendiri.

------------------

Tak terasa 3 hari kami di sana, kami juga mengajak mereka untuk datang ke Jakarta bila liburan tiba. Mungkin tujuh bulanan nanti rencananya akan diadakan selamatan di rumah bibiku, aku tak keberatan dengan hal itu. Kami pun pamitan kembali ke Jakarta.

Aku masih tetep bekerja, walau mas Alex sudah melarangnya. Di kantor aku lebih banyak di ruangan tidak kemana-mana, digantikan oleh Robbi dan mas Alex tidak keberatan dengan itu. Suatu hari aku baru selesai makan siang di sebuah mall, aku memutuskan untuk mampir ke salon langgananku, sekarang aku tidak menyetir sendiri ada sopir yang akan mengantarku kemana-mana.

Sesampainya di salon cukup ramai dan ternyata semua teman-temanku dahulu sudah berkumpul di salon mas Dodi. Ada Mitha yang sekarang sudah menjadi penyanyi dangdut terkenal wajahnya sudah menghiasi layar tv dimana-mana. Imel pun sekarang sudah menjadi istri seorang pejabat dan juga yang lainnya. Ada yang punya usaha sendiri seperti punya salon, butik dll. Semuanya sudah sukses seangkatanku di klub waktu dulu. Mereka juga terkejut aku sudah menikah dan sekarang sedang mengandung, kami mengobrol dengan seru akhirnya sepakat janjian untuk terus bertemu. Aku sih setuju saja, bagiku mereka teman dan sahabat sepenanggungan dan sama-sama merasakan susahnya hidup di Jakarta, walau profesi kami memang tidak baik di mata masyarakat. Tapi kebersamaan kami tetap kuat dan tidak perduli dengan pendapat orang lain toh kami sudah berubah sekarang.

Kehamilanku sudah menyentuh bulan ke lima, mas Alex begitu protektif dengan kehamilanku ini ia tidak membolehkanku bekerja lagi. Oh iya keluarga mas Alex sudah tahu tentang kehamilanku, mereka memberiku selamat. Apalagi mas Alex dengan bangganya mengatakan itu anak kandungnya sendiri. Suatu hari mas Alex memberikan kejutan kepadaku dengan mengadakan Baby Shower, aku sendiri tidak tahu apa itu ternyata seperti tujuh bulanan dan juga untuk menentukan jenis kelamin si jabang bayi. Kami berdua sering ke dokter kandungan untuk memeriksakan dan meminta dokter untuk sementara jangan diberitahu dahulu tentang jenis kelaminnya sampai bulan kelima.

Mas Alex memberikan ke jasa acara Baby Shower untuk melihat terlebih dahulu jenis kelaminnya agar nanti dekorasinya disesuaikan, dan juga meminta nama teman-teman dan juga mengundang keluarga besarku ke jakarta. Acara itu di laksanakan di sebuah hotel berbintang lima.

Malamnya aku dan mas Alex pergi belakangan ke tempat acara dilaksanakan, ketika sampai dan masuk aku tertegun semua bernuasa pink. Aku sudah menduga kalau anak di dalam kandunganku adalah perempuan. Acara berlangsung meriah. Acara dimulai dengan slide video pernikahan kami yang sederhana di pulau Bali, kenudian kehamilanku dan terakhir foto USG dan jenis kelamin bayiku yang ternyata perempuan.

Semua dilakukan oleh mas Alex untuk menepis isu yang beredar beberapa waktu belakangan ini, entah dari mana asalnya berita itu sangat hoak banget dan menyakitkan hati mas Alex kalau aku tidak perduli orang ngomong apa. Acara ini membuktikan semua berita itu tidak benar dan anak dalam kandunganku asli bukan di rekayasa. Dari tamu yang hadir tampak Mayang dan juga Johan tapi pas dipertengahan acara mereka pergi.

Ketika tujuh bulanan kami lakukan di rumah bibi Sum ada pengajian dan selamatan untuk aku dan bayiku, sekaligus memberikan uang santunan kepada panti asuhan. semua menyambut gembira kelahiran anak pertama kami.

---------------

Akhirnya waktu yang dinantikan pun tiba, aku melahirkan secara normal dan secara mengejutkan mas Alex terus mendampingiku sampai putri kami lahir. Mas Alex begitu bahagia dan gembira, begitupun aku. Kami sepakat memberinya nama Adelia Tanusubrata.

Keluarga besar mas Alex sudah menjengukku dan bayi kami berdua, mereka membawa kado yang sangat banyak. Belum dengan hadiah dari teman-temanku. Ketika kami pulang ke rumah, mas Alex sudah menyiapkan kamar khusus buat Adelia dengan warna khas perempuan dan karakter kartun. Tapi tentu saja untuk sementara waktu Adelia akan tidur bersama kami dan untungnya air susuku banyak sehingga akan memberikan ASI eksklusif buat Adelia.

Bersambung ...