Kisah Hani

Hari ini Wawa dan Gibran berbelanja Untuk kebutuhan Mereka berdua. Sayangnya hari ini Gibran ada pekerjaan Yang harus di selesaikan padahal ini hari minggu. Sebenarnya Wawa tidak ingin Gibran pergi bekerja... seharusnya Hari ini Gibran menemaninya Belanja. Wawa ingin sesekali Berbelanja Bersama Suaminya agar kelak jika Takdir menjemput salah satu dari mereka. Wawa masih bisa mengajari Gibran menjadi suami yang baik.

"Mas yakin mau ke kantor? " tanya Wawa memakaikan Dasi pada Gibran.

"iya.... Kapan Kamu Belanja? " Tanya Gibran.

"Eemm maunya sih kalo Mas gak sibuk Siang ini" Ucap Wawa lalu menunduk.

"Kalau begitu Siang nanti Mas akan jemput kamu Kita belanja bersama dan makan siang bersama setelah itu Mas bawa kamu pulang dan Mas kembali bekerja.

"Mas gak capek nanti? nanti kalo sakit gimana? "

"Kan ada dokternya sembuhin mas, di ranjang.. " Ucap Gibran Berbisik ke telinga Wawa. Wawa dapat Merasakan Hembusan nafas Gibran.

"Dasar otak mesum" ucap Wawa dengan senyum miring. Gibran hanya terkekeh, Gibran mengecup Kening Wawa dan menuju ke kantor. Di rumah Wawa merasa bosan menunggu Gibran. Akhirnya Wawa Pergi ke asrama Dimana Wawa pernah tinggal disana, Wawa rindu dengan adik kelasnya yang sudah ia tinggal bertahun tahun. Wawa menuju kamar berdandan dan langsung Menuju garasi. Wawa teringat pada temannya Kesya, Wawa memutuskan Pergi ke rumah Kesya setelah Ke asrama.Sesampainya di Asrama Wawa melihat banyak anak kecil yang kejar kejaran dan ada anak remaja yang sedang menjemur Baju mereka. Wawa melangkah masuk dan bertemu Ibu pemilik Asrama.

"Bu Vani masih kenal saya kan? saya Nasywa" ucap Wawa. Ibu Vani pun diam sambil mengingat ingat Wawa.

"Oh kamu yaa nak sudah lama kamu gak kesini" ucap Ibu Vani memeluk Wawa begitu juga Wawa yang memancarkan Senyumnya Pada Ibu Vania.

"Bu... Disini Apa ada Hani? " tanya Wawa... karena Hani teman kecil Wawa dan Juga Kesya. Ia ingin sekali Mengajak Hani jalan jalan ke rumah Kesya. Hati Wawa merasa gembira karena akan bertemu dengan Sahabat lamanya. Sementara Hati ibu Vani yang tadinya gembira dengan kedatangan Wawa sekarang di selimuti Rasa Sedih yang mendalam. Entah harus menjelaskannya bagaimana Pada Wawa tetapi Ibu Vani tidak dapat menyembunyikannya pada Wawa.

"Nak Wawa... Hani sudah tidak ada disini" ucap Ibu Vani yang menunduk Membendung Air mata yang ingin menerobos.

"Apa? kemana dia? apa Hani Kembali ke rumahnya? apa ibu punya alamatnya?" tanya Wawa sedikit semangat karena mengetahui Hani pulang ke rumahnya seperti impiannya. Dulu Kesya, Hani, Wawa dan 2 teman lainnya saling tukar cerita. Tetapi Berbeda dengan Hani... saat dia di asrama Hani ingin sekali pulang ke rumah dan berkumpul dengan orang tuanya. Wawa merasa kasihan melihat Hani yang sedih karena antusiasnya hanya ingin berkumpul dengan keluarganya. Kesya dan Wawa Pulang ke rumah lebih awal karena Orang tua Mereka berdua tidak sanggup berjauhan dengan Mereka berdua. Sementara orang tua Hani ingin anaknya Mandiri.

"Maafkan Ibu, Wawa tapi Hani tidak pulang biar Ibu ceritakan.. " Ibu Vani Menghela nafas panjang karena kejadiannya Panjang. Wawa hanya Melongo melihat Ibu Vani Menghela nafas begitu panjangnya.

"Setelah Kamu dan Kesya pergi, Hani merasa sedih ditinggal oleh kalian berdua. Tiap harinya Hani semakin larut pada kesedihannya, tapi pada suatu saat Hani memiliki teman baru bernama Toni, Mereka sahabat dekat sangking dekatnya mereka selalu berdua... mereka pernah melanggar aturan seperti Mencoret tembok haha Ibu ingat itu. Waktu terus berlalu dan kini Mereka berdua Sudah remaja. Pertemanan mereka sangat dekat sampai Mereka melakukan hubungan terlarang. Kami mengusir mereka berdua karena Hani Hamil. Mereka melakukannya terlalu sering. Sampai teriakan Hani terdengar di penjuru Gedung asrama ini. Saat itu Ibu menyesal mengusir mereka karena.... " Tiba tiba Ibu Vani berhenti, Wawa terkejut mendengar cerita Tentang sahabatnya sendiri. "Hani meninggal, Toni membunuh Hani karena Ingin melenyapkan Bayi yang tidak bersalah,kemudian setelah bayi itu lenyap, Hani di perkosa Toni sampai tidak bernyawa dan saat itu lah Hani menghembuskan nafas terakhirnya. sampai saat ini Toni belum di temukan, Ibu menyesal telah mengecewakan orang tua Hani karena tidak menjaganya. dan itu lah ceritanya Wawa, Ibu harap kamu dapat mengambil pelajaran dari cerita Hani dan Toni" Ucap Ibu Vani mengakhiri Ceritanya. Wawa hanya diam setelah mendengar cerita dari Ibu Vani.

"Bu... Apakah Ibu tau dimana Hani di perkosa? " tanya Wawa ingin mencari bukti.

"Ah iya Ibu Baru ingat ada rekaman Suara di tempat Terakhir Hani"ucap Ibu Hani dan pergi ke kantor mengambil rekaman suara Hani. Kemudian kembali Duduk di sebelah Wawa.

" Ini"ucap Ibu Hani menyerahkan rekaman Tersebut. Wawa yang tidak sabar langsung memutar Perekam suara Hani.

~Perekam Suara~

Toni:"Ayo Bicara Sayang!! "

Hani:"Maafin aku... pa.. ma... gak bisa jaga Diri... Hiks... hiks.... Tolong.... mama.... selamatkan Ak.... "

Toni:"Sudah sayang basa basi nya... sekarng mari kita lakukan.... "

Wawa mulai meneteskan air mata Mendengar Suara Hani yang terlihat lemah, kelelahan, menangis.

Hani:"Aakkccchhhh.... Toniiiii..... kumohon.... ja.. jangan... Pleaseee.... Hiks.."

Toni:"Jangan Berisik!!! "

Kemudian Mulai ada suara Jeritan Dari Hani. Air mata Ibu Vani dan Wawa menetes deras mendengar teriakan Hani yang merasakan Sakitnya.

Hani:"Tolong.... Wawa... Kesya..... "

Tuttttt

Wawa menangis deras mendengar kata kata terakhir Hani. Tak kuasa menahan... Wawa memeluk Ibu Vani.

"Huaaaaa.. ibu.... Hani sudah tiada? Be.. bener kan? " tanya Wawa yang masih menangis.

"Hiks.... hiks... iya nak Wawa.. Hani pergi..... Dia sudah tidak kesakitan lagi..... " ucap Ibu Vani.

********

BERSAMBUNG.....