“Hei,” sapa Sara yang kala itu tengah menunggu Richard di ruang utama masih dengan pakaian yang sama sejak dari Pengadilan Agama. Wajah Richard terlihat muram dan gusar, Sara melihatnya dengan sangat jelas. Sara mengenal pria itu jauh lebih baik daripada dia mengenal dirinya sendiri. Semua terasa begitu sangat cepat. Baru saja Richard menutup pintu, kini pria itu telah berdiri tepat dihadapan Sara dan memeluknya erat-erat, menciumi wanita itu di pipi dan leher nya.
“Tell me where you’ve been.” bisik Richard sembari menciumi leher kekasihnya itu.
“Nowhere.” Sara menyentuh kedua bahu kekasihnya, sedikit mendorong sebagai pertanda Sara sedang tidak ingin berbagi saat-saat intim. Richard mengerti.
“Talk to me,” Richard berbisik.