Kembali ke Awal

Enam bulan berlalu, kehidupan itu cepat sekali berubah. Anggara yang perhatian dan penuh kasih sayang seakan lenyap di telan bumi. Kasih sayang, perhatian dan cinta berubah menjadi kekasaran, kemarahan, tidak peduli.

Amarah, benci dan air mata. Hanya itu yang tersisa.

Ada yang berubah dalam diri Anggara. Penuh misteri, secepat itu. Tapi Aisyah masih terus berusaha sabar meski hidup berselimut duka. Kesabaran yang entah sampai kapan akan bertahan di dalam hati yang terlanjur hancur.

Penderitaan itu baru dimulai ketika semuanya baru berawal.

Pada suatu malam. Memasuki bulan ke enam pernikahan mereka. Kala itu hujan turun dengan derasnya. Membuat selokan-selokan rumah menguap. Beberapa pohon tua ikut tergerus tanah yang melunak. Bunga-bunga merunduk. Ketika petir dan kilat sahut menyahut dengan gemuruh Guntur, ketika itu juga Aisyah yang baru saja pulang dari rumah orang tuanya menemukan seorang wanita yang tak dikenali sedang tidur bersama suaminya Anggara. Satu selimut.