Di Ruang Makan Pesantren Darussalam Lagi..
"Assalamu'alaikum dede Titah." kata Kamil.
"Wa'alaikumussalam hmm.." sambung Titah masih ngambek pada Kamil.
"Haha, ngapa sih kamu mil?" tanya Rivan.
"Titah ngambek sama gue van." jawab Kamil.
"Kok bisa?"
"Cerita dong.." pinta Fitra.
"Emang boleh?" tanya Kamil.
"Boleh, ya gak van?" tanya Fitra uga.
"Iya a.., buruan cerita mil sama kita dong.." jawab Rivan.
"Jadi seperti ini ceritanya.." Kamil yang akan menceritakan pada Rivan dan Fitra.
"Mana mil?"
"Emangnya gak ada ya van, a?"
"Muhun mil.." jawab Fitra.
"Inggih mil.." jawab Rivan.
"Oh.." seru Kamil.
"Ini ya mil?" tanya Rivan lagi.
"Itu ya mil?" tanya Fitra juga.
"Iya, jadi gini ceritanya.." Kamil menceritakan semuanya pada Rivan dan Fitra.
Pada Waktu Itu..
Di Taman Pesantren Darussalam..
"Duh Kamil mana sih, katanya ketemuan disini, aku lupa bawa hp lagi." keluh Titah.
"Assalamu'alaikum." Kamil memberikan salam pada Titah.
"Wa'alaikumussalam, mil.." Titah menjawab salam dari Kamil, kemudian Titah tersenyum pada Kamil.
"Hmm.." Kamil pura-pura ngambek di depan Titah karena whatsapp darinya baru di balas.
"Ih kamu kenapa sih ay, kok cemberut gitu?" tanya Titah.
"Di tungguin dari tadi kok gak di balas-balas." jawab Kamil.
"Kan sudah saya jelaskan tadi di whatsapp kalau saya sedang membantu bi Ella di dapur dan satu lagi hp ku di kamar tadi lagi di cas.." kata Titah memberi penjelasan pada Kamil.
"Bohong, hmm.." Kamil masih pura-pura ngambek.
"Kamu gak percaya sama saya ay, oh oke emangnya kamu kira aku gak bisa ngambek juga apa, bisa kok.., hmm.." Titah pun ngambek saat Kamil menuduhnya berbohong.
"Yah Titah ngambeknya beneran lagi." kata Kamil dalam hati.
"Sayang kamu mau kemana?" tanya Kamil.
"Au ah, Hmm.." Titah masih ngambek dan pergi meninggalkan Kamil.
"Yah yah yah pergi, ngambek lagi. " kata Kamil dalam hati.
Dan Pada Saat Ini..
Di Ruang Makan Pesantren Darussalam Lagi..
"Oh jadi gitu mil ceritanya oke, aku bantu." kata Rivan.
"Aa juga bantu." sambung Fitra.
"Beneran a, van?" tanya Kamil.
"Muhun adi kesayanganku." jawab Fitra.
"Inggih konco cilik kula." jawab Rivan juga.
"Terimakasih ya a, van, sebelumnya sudah mau bantu aku.." kata Kamil.
"Sama-sama mil.." sambung Rivan dan Fitra kompak.
"A.."
"Naon Van?" tanya Fitra.
"Biasa.." jawab Rivan.
"Oh oke, siapa duluan nih?"
"Aku duluan deh.."
"Oke.." seru Fitra.
"Haa maksudnya?" tanya Kamil dengan heran.
"Saya Kamil.." kata Rivan.
"Saya Syaigha.." sambung Fitra.
"Dan kami berdua adalah.."
"Preman masuk pesantren.."
"Haa, Hadeh.." keluh Kamil.
Dan akhirnya Fitra juga Rivan menyusun rencana agar Titah memaafkan Kamil, yaitu dengan mendatangkan salah satu dari abdi dalem setianya untuk tinggal di sini juga, yaitu Paijo. Karena aku tau Titah sangat rindu dengan pengasuh nya dari kecil, sekaligus teman nya.
Masih Di Ruang Makan Pesantren Darussalam..
"Ya sudah yuk sekarang susun rencana." ajak Fitra dan Rivan kompak.
"Dimana?" tanya Kamil.
"Di kamar mil, tapi gak pake kamu ya.." jawab Rivan.
"Lah terus saya?"
"Nempel tuh di tembok"
"Elu kira gue tokek.." keluh Kamil.
"Haha" Fitra hanya tertawa.
"Haha.." Rivan juga tertawa.
"Hmm malah ketawa lagi, sudah ah.." keluh Kamil pergi meninggalkan Rivan dan Fitra.
"Mau kemana mil?" tanya Rivan.
"Ada deh.." jawab Kamil, yang sebenarnya Kamil mencari Titah dan mencoba sendiri untuk meminta maaf pada Titah, karena Kamil sudah pura-pura ngambek.
Di Halaman Depan Pesantren Darussalam..
"Sayang.."
"Tau ah.."
"Assalamu'alaikum." teh Indri memberikan salam pada Titah dan Kamil.
"Wa'alaikumussalam teh.." Titah dan Kamil menjawab salam dari teh Indri.
"Aya naon, pasti di panggil abah atau ayah nya?" tanya Kamil.
"Muhun mil, anjeun di suruh menghadap, Titah juga nya.." jawab teh Indri.
"Muhun teh.." seru Titah dan Kamil.
"Nya atos lamun kitu, assalamu'alaikum." kata teh Indri.
"Wa'alaikumussalam teh Indri.." sambung Titah dan Kamil.
"Yuk mil ke sana." ajak.
"Haaa kamu ajak aku, kamu sudah tidak marah lagi kan sama aku?" tanya Kamil.
"Em sebenernya sih masih, tapi karena ini perintah ya sudah apa boleh buat, dan nanti kan bisa lanjut lagi marahnya sama kamu." jawab Titah.
"Ya deh yuk.." ajak Kamil yang mengandeng tangan Titah.
Di Masjid Pesantren Darussalam..
"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh." Aisyah memberikan salam pada pak kyai Abdullah.
"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh." pak kyai Abdullah menjawab salam dari Aisyah.
"Aisyah, kamu bapak panggil kesini karena ada yang ingin bapak bicarakan soal kamu dan Fitra, tapi sebelum memulainya bapak mau kita tunggu Kamil dan Titah dulu ya, em Indri.." kata pak kyai Abdullah.
"Muhun abah.." jawab teh Indri.
"Parantos di saur haturan kadieu teu acan rai mu sarta calon pamajikan na?" tanya pak kyai Abdullah.
"Muhun, atos abah." jawab teh Indri lagi.
"Nya parantos urang antos wae abah ,manawi sakedap deui dugi." kata umi Fatimah.
"Heueuh abah, leres naon anu di ngomong umi." kata pak ustaz Galih.
"Nya parantos urang antos sakedap deui nya."
Masih Di Halaman Depan Pesantren Darussalam..
"Sayang maaf ya, jangan marah lagi dong sayang.." kata Kamil yang mencoba meminta maaf pada Titah.
"Tau ah Hem.." Titah masih ngambek pada Kamil.
"Van.."
"Opo a?" tanya Rivan.
"Poko na teu kenging lali nya anjeun urus rencana anu urang susun tadi haturan bantos Kamil." jawab Fitra.
"Oke baken netenang kemawon a, serahkan sedaya ne wonten Rivan." kata Rivan.
"Anjeun unjukan naon da, aa teu teurang?" tanya Fitra.
"Pangarahe serahkan wae kabehe ing aku a.." jawab Rivan.
"Aa teu teurang van.." keluh Fitra.
"Maksudku serahkan saja semuanya pada saya a.." kata Rivan menjelaskan pada Fitra.
"Oh, oke.." seru Fitra.
"Iya, ngerti gak?" tanya Rivan.
"Boten, aa boten ngertos." jawab Fitra yang menggunakan bahasa Jawa.
"Lah iku iso basa jawi."
"Alah mboh, sakarepmu."
"Emm He Emm.." keluh Rivan.
"Ya sudah sana laksanakan" pinta Fitra
"Siap a.." kata Rivan patuh.
Kamil dan Titah pun menemui pak kyai Abdullah di masjid, begitu juga Aisyah dan Fitra di panggil juga ke masjid, rupanya pak kyai Abdullah dan pak ustaz Galih ingin membicarakan soal Fitra yang menolak di ta'aruf kan oleh Aisyah.
Di Masjid Pesantren Darussalam..
"Titah.." Kamil masih mengejar Titah yang masih marah.
"Diam kenapa mil, assalamu'alaikum." kata Titah dan Titah memberikan salam pada pak kyai Abdullah.
"Wa'alaikumussalam" pak kyai Abdullah menjawab salam dari Titah.
"Duduk tah, mil.." pinta pak ustaz Galih.
"Iya yah.." kata Kamil patuh.
"Assalamu'alaikum." Fitra memberikan salam pada pak ustaz Galih.
"Wa'alaikumussalam." pak ustaz Galih menjawab salam dari Fitra.
"Assalamu'alaikum." Aisyah memberikan salam pada umi Fatimah.
"Wa'alaikumussalam." umi Fatimah menjawab salam dari Aisyah.
"Duduk syah, tra." pinta bu ustazah Prameswari.
"Iya mah.." kata Fitra patuh.
"Iya bu ustazah Prameswari." sambung Aisyah patuh.
"Baik langsung saja saya mulai pembicaraan ini, sebelumnya assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh." pak kyai Abdullah memberikan salam ke semua yang ada di masjid pesantren darussalam.
"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh." semua yang ada di masjid pesantren darussalam menjawab salam dari pak kyai Abdullah.
"Saya sudah membicarakan semuanya kepada orang tua Aisyah dan juga kepada orang tua Fitra, bahwa Fitra menolak untuk di ta'aruf oleh Aisyah, selanjutnya akan di sampaikan oleh pak ustaz Galih, untuk pak ustaz Galih, saya persilahkan." kata pak kyai Abdullah.
"Baik pak kyai Abdullah, assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh." pak ustaz Galih memberikan salam ke semua yang ada di masjid pesantren darussalam.
"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh." semua yang ada di masjid pesantren darussalam menjawab salam dari pak ustaz Galih.
"Semua sekali lagi saya ayah dari Fitra meminta maaf pada Aisyah dan juga kepada kedua orang tua Aisyah kalau anak kami Fitra Solehudin Dzaki atau Fitra menolak untuk di ta'aruf kan dengan Siti Aisyah atau Aisyah, biarkan anak kami atau Fitra yang menjelaskan pada kita semua mengapa ananda Fitra menolak untuk di ta'aruf kan dengan Aisyah." kata pak ustaz Galih menjelaskan pada Aisyah dan kedua orang tua Aisyah.