Titah dan Kamil pun baikan tanpa sepengetahuan Fitra dan Rivan. Di asrama santri putra Fitra dan Rivan masih menyusun rencana untuk kedatangan Paijo ke pesantren Darussalam. Di taman pesantren Kamil dan Titah bernyanyi bersama dengan judul lagu kesayanganku penyanyinya adalah Al Ghazali ft Chelsea Shania.
Asrama Putra
"Van, loh itu apa?" tanya Fitra.
"Ini kertas a, gimana sih.." jawab Rivan.
"Iya tahu kertas, tapi tulisannya?"
"Ini nomer rumahnya Titah, dapet kan, Rivan gitu loh.."
"Oh, dari ruangan abah ya?"
"Bukan a, aku dapet langsung dari Titah, mana berani Rivan masuk ke ruangannya pak kyai Abdullah."
"Oh.., oke kita mulai rapatnya ya." kata Fitra menutup pintu kamarnya.
"Oke.." sambung Rivan.
Di Taman Pesantren Darussalam Lagi..
"Tah.."
"Iya mil, kenapa?" tanya Titah.
"Duet yuk, nyanyi, nyanyi." jawab Kamil yang mengajak Titah duet atau menyanyikan sebuah lagu.
"Boleh, judul lagunya?"
"Kesayanganku."
"Oke.." seru Titah.
"Oke mulai.." sambung Kamil.
Kesayanganku - Al Ghazali ft Chelsea Shania / Kamil dan Titah.
"Dengarlah cinta hatiku remuk redam
Jika tak ada kamu
Menemani aku." bagian Kamil.
"Dengarlah cinta ku memanggil namamu
Di setiap malamku
Ku memikirkan kamu." bagian Titah.
"Aku sepi sepi sepi sepi
Jika tak ada kamu." bagian Kamil.
"Aku mati mati mati mati
Jika engkau pergi." bagian Titah.
"Dengarlah kesayanganku
Jangan tinggalkan aku
Tak mampu jika ku tanpamu." bagian Kamil.
"Dengarlah kesayanganku
Hidup matiku untukmu
Kumohon pertahankan aku." bagian Titah.
"Dengarlah cinta hatiku remuk redam
Jika tak ada kamu
Menemani aku." bagian Kamil.
"Dengarlah cinta ku memanggil namamu
Di setiap malamku
Ku memikirkan kamu." bagian Titah.
"Aku sepi sepi sepi sepi
Jika tak ada kamu." bagian Kamil.
"Aku mati mati mati mati
Jika engkau pergi." bagian Titah.
"Dengarlah kesayanganku
Jangan tinggalkan aku
Tak mampu jika ku tanpamu
Dengarlah kesayanganku
Hidup mati ku untukmu
Kumohon pertahankan aku
Dengarlah kesayanganku
Jangan tinggalkan aku
Tak mampu jika ku tanpamu
Dengarlah kesayanganku
Hidup mati ku untukmu
Kumohon pertahankan aku." bagian Kamil.
"Dengarlah kesayanganku
Hidup mati ku untukmu." bagian Titah.
Titah dan Kamil selesai menyanyikan sebuah lagu, sedangkan Rivan dan Fitra pun juga sudah selesai rapat di kamarnya, sekarang akan melaksanakan sholat dzuhur berjama'ah di masjid.
Asrama Putra
"Sekian rapat siang ini, nanti sore kita kumpul lagi di sini." kata Fitra menutup rapat bersama Rivan.
"Kita?" tanya Rivan.
"Iya kita, kamu dan aa." jawab Fitra.
"Oh.." seru Rivan.
"Paham?" tanya Fitra.
"Puaham.." jawab Rivan.
"Em.." keluh Fitra.
"Kenapa a?"
"Muncrat, gak usah pake kuah juga kali van.."
"Haha" Rivan ketawa.
"Sudah yuk ke masjid jama'ah." ajak Fitra.
"Yuk.." sambung Rivan.
Di Taman Pesantren Darussalam Lagi..
"Ada yang whatsapp ya mil?" tanya Titah.
"Gak ada, lihat jam doang kok tah." jawab Kamil.
"Oh.." seru Titah.
"Iya, yuk.." ajak Kamil.
"Kemana?"
"Berjamaah.."
"Oh, yuk.." seru Titah.
Asrama Putri
"Assalamu'alaikum." Rania memberikan salam pada Aisyah.
"Wa'alaikumussalam." Aisyah menjawab salam dari Rania.
"Mbak saya mau nanya mas.." kata Rania yang terpotong karena Titah datang ke kamar.
"Assalamu'alaikum." Titah memberikan salam pada Aisyah dan Rania.
"Wa'alaikumussalam" Aisyah dan Rania menjawab salam dari Titah.
"Siapa mbak?" tanya Titah.
"Santri putri baru tah.." jawab Aisyah.
"Oh.." seru Titah.
"Maaf tadi kamu mau tanya apa ya?" tanya Aisyah.
"Masjid dimana mbak?" tanya Rania juga.
"Oh kamu mau ke masjid ta, yuk ke masjid sudah waktunya untuk berjamaah dzuhur." jawab Aisyah.
Di Depan Asrama Putri..
"Kau bidadari jatuh dari tembok pesantren tepat di pelukan ku eeaa..
Kau gadis ku yang sangat cantik aku cinta padamu eeaa.. eeaa.. eeaa.." Kamil bernyanyi yang sedang menunggu Titah di depan asrama putri.
Asrama Putri
"Iya mbak tunggu sebentar ya mau ambil mukena dulu." kata Rania.
"Iya.." sambung Aisyah.
"Ya sudah mbak kalau begitu Titah duluan ya." kata Titah pamit pada Aisyah.
"Iya.." sambung Aisyah lagi.
"Assalamu'alaikum." Titah memberikan salam pada Aisyah.
"Wa'alaikumussalam." Aisyah menjawab salam dari Titah.
Di Depan Asrama Putri Lagi..
"Kau bidadari, eh bidadari nya di sini." kata Kamil sambil senyum melihat Titah.
"Yuk mil.." ajak Titah.
"Yuk.." sambung Kamil.
"Itu..?" tanya Rania yang melihat Titah bersama Kamil.
"Oh itu Titah dan Kamil, sebentar lagi akan menikah." jawab Aisyah.
"Oh.." seru Rania.
"Yuk ke masjid.." ajak Aisyah.
"Yuk.." sambung Rania.
Semua santri putra dan santri putri sholat berjamaah di masjid, setelah sholat dzuhur Rivan memanggil Kamil untuk rencana berikutnya yaitu Kamil yang menelepon Paijo.
Di Luar Masjid Pesantren Darussalam..
"Duh, Titah mana lagi ya lama banget sih dia." kata Kamil.
"Siapa sih santri putri baru itu, cantik sekali." kata Rivan yang melihat Rania di masjid.
"Van, yeh malah ngelihatin cewek, itu Kamil tuh disitu, buruan sebelum ngejar Titah lagi." kata Fitra.
"Iya a.." sambung Rivan.
"Titah lama banget sih." keluh Kamil.
"Mil.."
"Iya sayang, eh elu van, gue kira Titah, kenapa?" tanya Kamil.
"Ikut aku yuk." jawab Rivan.
"Ya.." seru Kamil.
"Nih a, Kamil nya." kata Rivan.
"Mil, Rivan sudah dapat nomer rumahnya Titah, dan sekarang giliran kamu yang menjalankan tugas." kata Fitra.
"Oke, telepon sekarang nih a?" tanya Kamil.
"Jangan, nanti saja, sekarang kita ke kamar." jawab Fitra.
"Ngapain?"
"Rapat mil.." sela Rivan.
"Nah iya itu rapat atau menjalankan rencana berikutnya." jawab Fitra.
"Em rapat, diskusi kali.." kata Kamil.
"Nah iya itu." sambung Fitra.
"Ya pokoknya itulah, yuk sekarang kita ke kamar." ajak Rivan.
"Oh, oke, yuk kita ke kamar." sambung Kamil.
"Yuk.." sambung Rivan dan Fitra juga.
Kamil pun meninggalkan Titah yang berada di masjid, sedangkan Rivan masih penasaran dengan santri putri baru yang bernama Rania. Rivan kemudian menemui Titah setelah rapat atau diskusi di asrama putra, untuk meminta bantuan agar dia bisa mengenal Rania dan dekat padanya seperti Titah dan Kamil.
Dan akhirnya Titah menyetujuinya, Titah memperkenalkan Rania pada Rivan, Titah juga menemui pak kyai Abdullah, agar Rivan dan Rania di ta'aruf kan, sama seperti Kamil dan Titah. Pak kyai Abdullah menyetujui niatan baik Titah, dan malam harinya Titah dan Kamil di panggil pak kyai Abdullah untuk menjadi saksi Rivan dan Rania ta'aruf.
Dan Rania pun menerima ta'aruf dari Rivan, lalu setelah itu Rivan menghubungi keluarganya, untuk memberitahu bahwa dia telah di ta'aruf kan oleh seorang perempuan cantik pilihannya dan akan melanjutkan ke jenjang pernikahan. Keesokan harinya keluarga Rivan datang ke pesantren Darussalam, di sana Fitra berkenalan dengan perempuan cantik juga yang bernama Ningrum.
Ningrum adalah kakak sepupu dari Rivan, setelah Rivan di ta'aruf kan oleh Rania barulah Fitra yang di ta'aruf kan oleh Ningrum, lalu Fitra dan Ningrum pun yang menikah terlebih dahulu lalu barulah Rivan dan Rania, selanjutnya barulah Titah dan Kamil.
Asrama Putra
"Jadi gini mil, kamu nanti telepon Paijo pake nomer rumahnya Titah, nah sisanya urusan aku." kata Rivan menjelaskannya pada Kamil.
"Oke, terus kalau misalkan gak dibolehin sama om Nano gimana?" tanya Kamil.
"Sudah gampang itu biar aku yang ngomong sama om Nano." jawab Rivan.
"Oke.." seru Kamil.
"Untuk selanjutnya biar a Fitra yang jelaskan." kata Rivan yang akan pergi menemui Titah.
"Eh van, mau kemana?" tanya Fitra.
"Ada deh, selamat berdiskusi ya, hehe.." jawab Rivan sambil tertawa.
"Yeh bocah di ajak diskusi juga." keluh Fitra.
"Sebentar ya a." kata Kamil.
"Ini satu lagi, eh Titah mau kemana?" tanya Fitra lagi.
"Mau tahu saja, pokoknya ada deh.." jawab Kamil.
"Hmm untung punya adik-adik di pesantren cuma mereka doang, kalau semua adik-adik di pesantren kaya gini semua, allahuakbar, angkat tangan sudah." keluh Fitra lagi.