Raka Pov.
Sore ini begitu menyenangkan, entah apa yang membuatku mau mengantar kan Kirana pulang. Tapi, melihat raut wajah gelisahnya, membuatku sadar 'aku harus melakukan sesuatu untuk gadis ini'. Saat hujan mulai mereda, dan yang tersisa hanya gerimis. Kumasukkan kamera kodak peninggalan ayah, dan menawarkan nya pulang. Tak kusangka jika selama ini kami berada dalam satu komplek yang sama. Mungkin karna aku jarang keluar rumah, dan kurang bersosialisasi, membuatku tak pernah menemui gadis itu. Ternyata dunia ini begitu sempit ya.
Lama, kulihat gadis didepanku, yang sedang sibuk dengan buku besar tentang otak manusia itu.
Sadar sejak tadi kutatap, Kirana manatapku tajam "Kenapa liatnya begitu?" aku hanya tersenyum mendengarnya.
"Engga" jawabku. Bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak 10 menit yang lalu. Meskipun kelas sudah kosong, tapi kami masih belum pulang. Kami akan kerja kelompok hari ini. Kami juga masih harus menunggu Beni, tadi ia izin untuk ke kamar mandi. Tapi, entah kenapa lama sekali.
"Eh, gua udah selesai nih. Pergi sekarang?" tiba-tiba Beni sudah berdiri disampingku.
Kirana lalu memasukkan bukunya, aku pun juga langsung memasukkan kamera ku. Sudah ada beberapa foto Kirana yang aku ambil diam-diam tadi, saat ia membaca buku.
"Ayo let's go" ucapnya semangat.
Kami segera pulang bersama. Rencananya hari ini, kita bertiga akan kerja kelompok di rumahku. Karna kebetulan kami akan mengukur pH air yang ada di kolam rumahku.
Aku berboncengan dengan Kirana seperti kemarin, sedangakan Beni mengikuti dari belakang. Sepanjang perjalanan, tawa dari kami tak henti terdengar. Kirana memang gadis yang menyenangkan, ia sangat nyambung jika diajak bicara. Tidak seperti Beni.
Sesampainya, aku dan Beni langsung memakirkan sepeda kami. Aku langsung mempersilahakan mereka berdua masuk. Aku langsung menyuruh mereka untuk menunggu, di kolam renang rumahaku.
Aku menaruh minuman di meja dekat kolam renang, disana Kirana dan Beni sudah sibuk dengan kertas lakmus, guna mengukur pH air dirumahku.
saat sedang sibuk-sibuknya tiba-tiba Kirana menyiram air kolam ke arahku sambil tertawa.
"Dih....kok nyebelin?" ucapku sambil tertawa dan membalasnya.
Sejenak kami berdua bermain air, untuk menghilangkan penat. Beni hanya bisa melihat kami sambil menggelengkan kepalanya. Aku dan Kirana saling menatap, Kirana lalu melirik Beni dan kolam rumahku bergantian. Aku langsung tersenyum. Sepersekian detik kemudian Kami berdua langsung menyiram Beni dengan air, sambil tertawa puas. Ia hanya bisa menahan kesal atas perbuatan kami.
Beberapa saat kemudian, tugas kami sudah selesai, Laporan sudah dibuat. Tinggal menyerakannya ke bu yuni.
Kami masih belum pulang, kami masih asyik bermain air. Saat sedang asyik bermain air dipinggir kolam, tak sengaja Kirana tegelincir dan tercebur ke dalam kolam.
"Kirana!" teriakku panik. Aku langsung berenang dan menarik nya ke tepian. Beni membantuku menarik Kirana.
Uhuk...Uhuk...
Kirana terbatuk, dan mengeluarkan air dari mulutnya. Aku merasa bersalah, seharusnya aku menjaganya.
Aku menatapnya khawatir "kamu gapapa?" tanyaku cemas. Ia lalu tersenyum padaku.
Ia menatap ku dan Beni "Aku gapapa kok, makasih ya" Aku semakin menundukkan kepalaku. Senyumannya semakin menambah rasa bersalah.
Aku menunduk lesu "Maaf " ia langsung memegang pundakku, lalu tersenyum.
"Aku gapapa, makasih ya"
Untuk menebus rasa bersalahku, aku mutuskan untuk mengantarnya pulang. Untuk yang kedua kalinya, aku pergi kerumahnya. Sesampainya disana, aku memakir sepedahku. Tiba-tiba seorang perempuan paruh baya datang menghampiri kami, meskipun sudah berumur wajahnya tetap terlihat anggun.
"Mamah?" ucap Kirana, ternyata kecantikan gadis itu menurun dari ibunya.
Wanita itu langsung menghampiri kami "Kirana? udah pulang?" Kirana hanya mengangguk, ibunya lalu menatapku.
"Kenalin mah, ini Raka temen sekelas nya aku" aku langsung mencium punggung tangan ibu Kirana.
"Halo tante" sapaku.
"Eh, iya Raka. Saya ini mamahnya Kirana, nama ibu Rina" Ia tersenyum padaku.
"Maaf ya tan, Kirana nya dibikin basah kuyup" ucapku penuh sesal, kupikir beliau akan marah. Tak kusangka ia justru tertawa.
"Gausah minta maaf, tante yakin ini bukan salah kamu. Pasti emang ulahnya Kirana" aku hanya bisa tertawa kecil mendengarnya.
Tiba-tiba gerimis datang. Sial. Kupikir hari ini tidak hujan.
"Maaf tan, saya pulang dulu ya" aku langsung berpamitan, pada ibu Kirana. Beliau hanya tersenyum dan menyuruhku untuk datang lain kali.
Aku langsung mengambil sepedaku, dan bersiap pergi.
"Raka! Gamau neduh disini dulu?" teriak Kirana.
"Gapapa Na, makasih" aku langsung memacu sepeda ku cepat, dan ia hanya melambaikan tangannya.
Lagi-lagi, Pertemuan kami harus berakhir karna hujan.