Raka pov.
Hari ini rencananya aku akan pergi bersama Kirana dan Beni. Tapi karna ini masih belum weekend, jadi terpaksa kami akan pergi setelah selesai bekerja. Meskipun melelahkan, tapi aku percaya jika ini adalah jalan terbaik. Lagipula aku juga mulai tak ingat seperti apa rupa Beni. Jadi aku takut akan melupakan nya.
Sebenarnya juga, aku sangat senang jika harus pergi bersama. Apalagi ada Kirana. Rasanya jadi semakin tidak sabar, jujur saja aku juga masih tidak yakin apakah aku benar-benar mencintainya. Tapi aku nyaman di sampingnya, aku nyaman di dekatnya, aku mulai benar-benar nyaman atas semua perlakuan nya. Apalagi dia adalah perempuan ke dua setelah ibuku yang sangat berusaha memulihkan keadaan ku. Semoga saja kali ini aku tidak salah.
::::
"Hei" sapaan Reza langsung menyambut ku begitu aku selesai memakirkan mobilku.
"Iya" jawabku singkat, sebenarnya aku masih canggung jika harus berbicara dengannya.
Akhirnya kami berdua berjalan bersama ke ruang pemotretan. Sesampainya disana, aku dan Reza langsung menyetel kamera kami, menyalakan cahaya dan segala keperluan lainnya- sambil menunggu model lain selesai di Make up- sekitar 15 menit menunggu, akhirnya satu persatu para model selesai di make up. Perusahaan kami saat ini sedang melakukan kampanye besar-besaran untuk menerbitkan majalah tentang fashion terkini. Jadi pastinya hari ini aku akan sibuk sekali.
:::
"Tolong posisi kakinya sedikit maju kedepan, tangan di pinggang. Iya seperti itu"
"Siap ya, satu, dua, tiga" jepretan kamera dan cahaya flash menyala secara berbarengan. Sudah banyak sekali foto yang aku dan Reza ambil hari ini.
Tiba -tiba mas Adi datang. "Halo semua, bagaimana pemotretan nya? Apakah lancar?"
"Semuanya lancar mas" Reza lebih dulu menjawab pertanyaan dari mas Adi.
"Syukur jika begitu, sekarang kita istirahat makan siang dulu ya" aku dan yang lainnya mengangguk setuju.
Tiba-tiba Karin menghampiri diriku dengan senyum yang mengembang sempurna di wajahnya. Tapi melihat itu aku sama sekali tidak Tpesona mungkin aku sudah mati rasa dengannya.
"Halo Raka, kamu mau makan siang bareng aku ga?" Tanyanya.
"Hai Reza bisa kita pergi bersama?" Aku langsung menghampiri Reza yang hendak ke Kantin.
Reza menoleh dan tersenyum lalu ia mengangguk padaku. Tanpa basa-basi aku langsung menghampiri nya, dan meninggalkan Karin yang berdiri sendiri.
Setelah memesan makan, dan memilih tempat duduk. Reza dan aku berbincang-bincang kecil.
"Hei Raka" panggil Reza. Saat itu aku sedang melihat ke arah kamera ku. Beberapa foto Kirana terpampang jelas disana.
"Ada apa?"
Reza sempat berpikir sejenak tapi akhirnya dia bertanya padaku "apakah kamu sedang ada masalah dengan dia?"
Keningku berkerut mendengar perkataan Reza "dia?"
"Maksudku Karin." Jawab Reza
"aku tidak ada masalah dengannya. Hanya saja entah mengapa setiap kali berada di dekat dia, tubuhku selalu mengirimkan sinyal bahaya, Pikiranku selalu mengatakan bahwa ada sesuatu yang tidak baik dengan gadis itu dan aku harus menghindarinya."
Kali ini giliran kening berkerut "tapi bukankah kamu dan Karin dulu adalah sepasang kekasih?"
Aku menghela nafas panjang. Pikiranku mulai kalut. "Entahlah aku tidak ingat apa-apa. Aku hanya tau jika dulu aku dan Karin itu dekat."
"Aku yakin kamu pasti bisa, semangat ya" aku tersenyum mendengar ucapan Reza.
::::
Jam menunjukkan pukul 5 sore. Satu persatu karyawan yang ada di kantor ku mulai pulang. Jika kebanyakan orang-orang sehabis pulang bekerja memiliki wajah yang letih akibat kelelahan bekerja, tapi hari ini aku benar-benar berbeda. Wajahku begitu bahagia berseri-seri. Bagaimana tidak! beberapa waktu yang lalu Kirana mengirim pesan padaku Ia bilang, jika Ia dan Beni sudah dalam perjalanan menuju kantor ku. Itu tandanya tak lama lagi mereka akan sampai dan kita akan menghabiskan waktu bersama.
'Aku sudah di di depan kantor mu Raka' pesan singkat dari Kirana membuat aku tersenyum lebar.
'baiklah, tunggu aku' aku mengirim balasan pada Kirana.
Namun baru saja akan pergi ke parkiran, tiba-tiba Karin kembali menghampiri ku.
"Raka...." panggilnya lembut. Aku menatap tajam ke arahnya. Menunggu ia menyelesaikan kalimatnya.
"Aku sungguh-sungguh minta maaf atas semuanya, Dan atas kejadian kemarin. Aku....Aku benar-benar menyesal seharusnya. Dulu seharusnya aku tidak melakukan hal itu pada kamu. Seandainya bisa aku ingin sekali kembali di saat di mana kita masih bersama"
"Karin. tolong dengarkan aku baik-baik Aku tidak akan mengulang perkataanku untuk yang kedua kalinya. Tapi kamu harus tahu aku sudah memaafkanmu, namun kau juga harus mengerti jika dulu kita adalah sepasang kekasih maka biarlah itu jadi kita yang dulu!. aku senang jika kamu menyesal tapi apapun yang akan kamu lakukan, aku tidak akan kembali lagi karena dulu aku mencintaimu tidak main-main dan gini aku juga meninggalkanmu tidak main-main Aku harap kamu tahu jika saat ini sudah ada orang lain yang mengisi ruang dihatiku orang yang lebih baik dari kamu, orang yang mampu menjaga perasaan ku.
Jujur saja aku tidak begitu tahu kenapa dulu aku meninggalkan kamu, atau mungkin kamu yang meninggalkan aku aku tidak ingat apa-apa Karin Aku tidak tahu apa yang terjadi tapi aku tahu jika kamu adalah seseorang yang dulu pernah menyakitiku karena kini hatiku mati terhadapmu. Jadi aku sangat-sangat mohon padamu tolong kamu jauhi aku dan kehidupanku mulai saat ini juga!."
Aku langsung mengambil tas berisi kameraku dan bersiap-siap untuk pergi ke parkiran aku yakin sekali Kirana sudah menungguku saat ini. Tapi baru tiga langkah aku pergi Karin langsung mencekal tanganku ia memeganginya dengan erat. Aku benar-benar kesal dengannya sudah hilang kesabaran ku dengan dia.
"LEPASKAN TANGANMU KARIN! Aku tidak ingin bertindak kasar padamu apalagi kamu seorang perempuan tapi sepertinya perempuan seperti kamu itu tidak pantas untuk dibaikin. Jadi aku mohon padamu dengan sungguh-sungguh sebelum Aku melakukan sesuatu yang tidak diinginkan tolong lepaskan tanganku dan biarkan aku pergi sekarang"
Aku langsung berjalan ke arah parkiran aku benar-benar tidak enak dengan Kirana dan Beni yang sudah menungguku.
"Maafkan aku, aku terlambat" aku meminta maaf pada mereka berdua.
"Ah tidak apa-apa Raka." Kirana tersenyum padaku.
"Baiklah Kemana kita akan pergi?" Tanya Beni.
"Apakah kalian mau pergi melihat matahari terbenam?" Tanya Kirana antusias. Aku dan Beni mengangguk setuju.
Tapi rupanya Karin kembali mengikuti ku.
"Raka" kami bertiga langsung menoleh ke arah sumber suara Kirana langsung menatapku dengan tatapan kebingungan.
"Kita pergi sekarang" aku langsung menarik kirana masuk ke dalam mobilku, sementara Beni langsung masuk ke dalam mobilnya. Kami langsung pergi meninggalkan Karin yang sibuk mengejar mobilku.
'cih, dasar pengganggu!'