Wasiat Ayah

* Keesokan paginya apartemen Ana

“Hallo pak Wi, aku sudah memutuskan syaratnya!”

“Baik nona. Saya akan mengatur pertemuan dengan nona sore ini” Ujar sekretaris ayahku.

“Kita bertemu di lobi kantor ayah saja jam 1 siang” Kata ku menjelaskan

“Tapi nona, nyonya…” Ujar pak Wi ragu-ragu

“Aku tahu. Tidak apa-apa pak Wi” Kata ku.

“Baiklah nona, saya mengerti”

Aku mengakhiri telepon yang menghubungkan panggilanku dengan pak Wi sekretaris ayah. Dan aku bersiap-siap untuk bertemu Bryan setelah itu. Aku mengganti busana tidurku dengan pakaian yang sedikit formal untuk bertemu Bryan karena dari sana aku akan langsung bertemu pak Wi.

Aku berjanji akan menemui Bryan di Café matahari jam 10 pagi di dekat kantornya. Aku menunggunya sembari meminum segelas cokelat panas yang mengingatkanku peristiwa 5 tahun yang lalu di Nederland.

*5 tahun yang lalu di Nederland di café matahari