212. Nenek Zhang Wan Nian

Matanya tidak mungkin membohonginya. Wanita yang selama ini ia cari-cari tiba-tiba muncul di hadapannya. Ia tak sanggup berkata-kata. Seolah gravitasi menariknya dengan sangat kuat. Charlos hanya bisa menatap satu dari sekian ratus orang yang ada di di sekelilingnya.

Jantungnya berdebar-debar kencang bagaikan entakkan seribu kaki kuda. Ia membeku dan tidak sanggup berekspresi. Belenggu tangan Gladys begitu kuat menyiksanya, memenjaranya dalam siksaan batin. Ia bisa saja mendorong Gladys dan kemudian berjalan cepat ke arah Rissa dan menciumnya di depan umum.

Rasa rindu sungguh bergejolak luar biasa di dadanya. Hingga mau meledak rasanya. Selama berminggu-minggu Charlos kehilangannya. Ia tak tahu harus bagaimana cara menghubunginya. Rumahnya kebakaran dan sang pemilik rumah malah menyerahkan ponsel Rissa yang sudah rusak itu ke tangannya.

Yang Charlos butuhkan adalah sang pemilik ponselnya, bukan ponselnya saja. Pantaskah jika ia memiliki Rissa?