223. Hari Pernikahan

"Aku pecah dan hancur berkeping-keping, Jared. Bagaimana mungkin aku baik-baik saja? Ayo… Cepat… Kumpulkan puing-puing hatiku. Kita harus…" Charlos cegukan. "Kita harus membeli lem untuk menempelkan sisa-sisa harapan… yang aku miliki." Tiba-tiba Charlos menangis. Ia meremas bahu Jared yang empuk dan tebal. "Aku sudah tidak punya harapan, Jared. Aku… aku sudah habis. Rissa…" Charlos tersedu-sedu.

"Pak, sudahlah." Rendra mengusap-usap punggung Charlos. "Jangan bersedih."

"Rendra, cari Rissa! Periksa kamera CCTV. Ke mana ia pergi? Terakhir kali aku melihatnya di… di… di mana ya? Di undangan! Ya! Aku melihatnya di undangan! Aku harus mengetahui di mana tempat tinggalnya sekarang!" Charlos cegukan lagi.

"Pak…"

Jared menggelengkan kepalanya. "Ren, ayo bantu aku memapahnya ke dalam mobil. Ia harus segera pulang. Besok dia akan menikah."

"Baik, Pak Jared."

"Siapa yang mau menikah?!" seru Charlos.