Di sisi lain, Dimitri menjalankan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Dia merasa frustrasi karena perasaan hatinya yang luar biasa sakit. Jiwanya bahkan ikut menggila karena merasa hampa saat wanita bermata emerald tidak lagi berada di sisinya. Gadis itu sukses membuatnya tidak lagi sama seperti sebelumnya.
Dia berusaha mati-matian melupakan kenangan yang terukir meski sangat singkat. Tapi begitu dia memejamkan matanya. Bayang-bayang percintaan mereka langsung melintas dengan sombong di otaknya. Desahan Patricia, gerakan tangannya yang membelai rambut serta punggungnya juga tatapan mata sayu wanita itu. Semua kenangan itu menusuk dengan kejam di hatinya yang tengah rapuh.
"Sial, apa yang terjadi padaku. "
Ingatannya kembali pada terakhir kali ia melihat sosok Patricia yang menatapnya dengan berurai air mata. Gadis itu seakan enggan berpisah dengan dirinya. Hal itu langsung meruntuhkan ego dan logika yang ia bangun.
"Sial, sial...akh!"
Ciiiit