"Eh?!" Tinta berhenti dan berlari ke arahku.
"Mbak,—" Tinta terdiam dan aku kaget melihatnya yang berdiri di hadapanku. "—kalau monyet bego' itu bikin masalah bilang aja sama Tinta! Pasti Tinta bantuin mbak Ilonia buat hajar dia!" kata Tinta penuh semangat sambil menunjuk ke arah Armand.
"Mo—monyet?" tanyaku bingung.
"Iya, monyet bernama Armandilo!" seru Tinta berapi-api.
Aku menatap ke arah Armand yang mendesah dan geleng kepala, aku pun hanya mengangguk pelan ke arah Tinta.
"Tintaaaa... ayooo!" teriak Armand yang sudah masuk ke ruangannya.
"Jangan lupa mbak!" teriak Tinta.
Aku hanya meringis mendengar kata-kata Tinta, kakak dan adik sama saja sifatnya.
***
Hari ini adalah hari super sibuk dan aku terpaksa melewatkan jam makan siangku untuk menyelesaikan banyak hal, bubur ayam yang tadi dibelikan Intan juga tidak sempat ku makan dan pada akhirnya aku berikan pada OB di kantor.