Bab 21

"Siapa tadi??"Tanya Jose yang membuatku kembali fokus padanya.

"Oh...teman baru..menempati kamar dilantai dua..."Jawabku santai seraya memotong daun bawang.

"Pria??tampan mana sama aku?"

"Heh??pertanyaan apa itu??"Gerutuku seraya tersenyum kecil.

"Ayolahhh...katakan..atau aku akan penasaran dan muncul dirumahmu sebentar lagi..."Rajuk orang diseberang.

"Hahahha...sudah tahu pria bukan??baiklah..kau mau aku jawab bagaimana??"

"Soniaaa....katakan..."

"Baiklah..baiklah...kau sajalah...daripada kau marah dan tidak menjemputku lusa nanti..hahaha.."aku tertawa lagi.

"Jadi kau terpaksa bilang begitu??"Orang diseberang mendesah kecewa.

"Aku pasti lebih unggul..."

"Unggul apanya??hanya rambut pirangmu saja yang kau cat hitam...dan astaga...sejak kapan ada tindik ditelingamu itu??hhh..."aku mendesah dan geleng kepala.

"

Tapi kau lebih mencintaiku bukan??"Tanyanya yang kemudian hening.

Aku diam sejenak dan tersenyum.