Surabaya, kota pahlawan yang terkenal sangat panas. Panas bukan karena macet seperti dijakarta tapi karena apa aku juga tak tahu.
Rumah sudah ramai oleh para keluarga besar untuk acara pernikahan Andreas Dion Asmara alias kakak tertuaku. Romi yang menjemputku sempat kaget melihat aku datang dengan ekor tambahan.
"Mama pasti senang mas!"kata Romi begitu melihat wajah Armand yang tersenyum ceria.
Aku merengut dan bersungut-sungut ingin dia jauh-jauh dariku. Berkali-kali aku memukul kepalaku bagaimana bisa aku dan dia, arrrrgghh...
"Gimana perjalanannya mbak?"tanya Romi seraya menoleh kearahku yang lebih banyak diam dari tadi.
Sementara Intan masih sibuk menatap kota Surabaya yang baru kali ini ia kunjungi. Berbagai gumaman yang terus meluncur dari bibirnya yang mungil.
"Mbak..."panggil Romi.