JeannePOV
Gila !! Gila !! Ini benar-benar gila !!”
Bagaimana tidak ? aku bahkan tidak tau sama sekali jika Gerald adalah salah satu dosen disini. Entah aku yang bodoh, kurang pergaulan atau ah aku tidak peduli. Aku benar-benar bingung dengan kelakuan pria brengsek yan g sialannya sangat tampan itu. Sebentar dia baik, sebentar dia jahat. Hey, dia yang membuatku jatuh ke dalam pesonanya. Lalu kenapa sekarang dia bersikap seolah tidak mengenalku ? bukankah itu suatu kebrengsekkan yang benar-benar memuakkan.
Aku berjalan gontai keluar universitas. Aku ingin pergi tapi sayangnya aku tidak bisa. Karena apa ? karena nanti aku masih ada kelas lagi setelah pelajaran pria sialan itu berakhir. Dan aku tidak sudi mengambil resiko lagi dengan absen disaat Mrs. Martin si dosen killer yang benar-benar mematikan tau akku di keluarkan dari kelas dan lebih memilih bolos. Sudah kupastikan riwayatku akan tamat.
“Jean !!”
Aku seperti mengenal suara yang berteriak memanggil namaku. Aku menolehkan kepala dan blam, see ? Si Dosen tampan namun menyebalkan tiba-tiba sudah berada di belakangku. Seperti biasa, tatapannya selalu tajam dan tegas. Dengan postur tubuh tegap dan pakaian yang super rapi. Ditambah wangi maskulin yang menguar dalam dirinya.
Tuhan, bolehkah hambamu yang cantik ini membawanya pergi ? Menculik pria tampan ini dan menikahinya secara paksa ? Hell, dia benar-benar sempurna.
“I-iya Mr”
“Jangan memanggilku begitu, kita sedang tidak dikelas”
“Okey”
Lihat ? betapa labilnya pria ini ? tadi dia membentakku untuk berlaku sopan, dan sekarang dia beru bah lagi, bahkan raut wajahnya benar-benar datar seperti biasa seolah dia tidak bersalah sedikitpun dan kembali berbuat baik setelah apa yang baru saja ia lakukan.
Hey !! Jangan memintaku untuk melupakan kejadian tadi, kalian piker tidak sakit di perlakukan seperti itu apa ?!
Meskipun aku cinta mati dengan pria ini, tetap saja kejadian tadi begitu memalukan dan dialah pelakunya. Bahkan rasa malu ini sudah melebur jadi satu dengan darahku. Ah, tidak kembali ke Gerald. Dia berjalan mendekat ke arahku lalu menarik pergelangan tanganku. Tentu saja aku tidak menolak, aku tau bagaimana Gerald. Meski baru mengenalnya satu hari namun aku yakin betul bahwa dia bukan tipe pria yang suka dibantah.
Dia menarikku dan mengajakku masuk ke ruangannya. Dan jika kalian bertanya apa yang ku pikirkan saat ini adalah. Bagaimana ceritanya Gerald bisa menjadi Dosen disini ? dan sialannya aku tidak tahu sama sekali jika dia, pria tampan bermarga Osvaldo ini, adalah seorang Dosen. Dan bahkan sudah sering keluar masuk kelasku. Sekali lagi aku mengumpat, kau bodoh Jeanne.
AuthorPOV
Jean tidak sadar jika saat ini gadis itu sudah duduk manis di sofa, di ruang pribadi Gerald. Sebenarnya Gerald tidak ingin men yusul gadis itu, ia ingin bersikap masa bodoh dengan Jean, tapi ia tak bisa. Dia tidak bisa mengabaikan gadis yang sudah ia bentak dengan tidak manusiawi.
“Ehem” dehemnya pelan, membuat Jean kembali tersadar dari pikirannya.
“Apa ?” Tanyanya ketus.
Tanpa sadar, sudut bibir pria itu mengulas seutas senyum. Namun sedetik kemudian ia kembali menormalkan ekspresinya.
“Kenapa kau telat ?”
Jean memutar bola matanya malas, ia tidak habis pikir bagaimana jalan pikiran Gerald. Jelas sekali ia yang membuat gadis itu telat. Jean juga berani bertaruh jika pria itu tau jika ia kena skors dua hari. Jean tidak ambil pusing dengan pertanyaan Gerald, gadis itu justru menanyakan hal lain yang selama ini mengganjal hatinya. Persetan dengan tanggapan Gerald nantinya, yang jelas ia harus menanyakan hal ini pada Gerald.
“Kau menyukaiku ?” tanyanya mantap. Gerald yang mendengar pertanyaan Jean pun termangu.
Apa gadis itu baru saja bertanya, apa Gerald menyukainya ? sedetik kemudian, tawa pria tampan itu pecah.
“Hahahahaha apa katamu barusan ? Suka hahaha ??!! Denganmu ??!! Astaga bocah, tentu saja tidak. Kau mahasiswaku, aku hanya memperlakukanmu sama seperti aku memperlakukan teman-temanmu. Perlu kau ingat, aku bahkan bisa bersikap lebih dari ini jika bersama wanita lain”
Jean mendengus kesal, ia yakin jika Gerald menyukainya. Buktinya, pria itu mengikuti Jean ke club. Meminta gadis itu berhenti kerja, mengajaknya pulang ke apartemen Gerald dan bahkan memata-matai gadis itu. Apalagi namanya jika buka cinta ? Lagipula Jean percaya diri kalau tubuhnya bagus. Wajahnya juga cantik, dan rambutnya juga indah. Apalagi matanya, pasti Gerald menyukainya.
“Jangan bohong, kau menguntitku. Menyuruhku keluar dari pekerjaanku, membawaku ke apartemenmu. Dan kau bah-
“Sebentar, sebentar. Sepertinya kau salah paham Je. Aku sama sekali tidak berfikiran akan menyukaimu. Aku hanya ingin memastikan siswaku yang benar-benar pendiam sepertimu tidak terjerumus ke dalam kehidupan yang akan kau sesali nantinya. Lagipula kau hidup sebatang kara, jadi aku ingin melindungimu. Sebagai mahasiswaku tentunya, hanya itu tidak lebih”
“Lalu bagaimana jika aku menyukaimu ? Mencintaimu ? Apa kau mau menjadi kekasihku ?” Tanyanya lugu.
Gerald melebarkan matanya dengan mulut setengah terbuka. Apa gadis kecil itu baru saja menyatakan perasaan padanya ? Lalu mengajaknya menjalin hubungan ? Oh tidak bisa dibiarkan.
“Hey kau gila ??!! Kita bahkan baru beberapa kali bertemu. Sepertinya otakmu mulai tidak waras Ms. Josephine”
“Aku tidak peduli. Aku benar-benar mencintaimu. Aku tidak tau apan, tapi aku jelas yakin jika perasaan ini perasaan cinta. Kau harus menjadi kekasihku dan bertanggung jawab karena menjadi penguntitku”
Gerald mengusap rambutnya frustasi. Baru kali ini ia menyesal mengambil keputusan dalam hidupnya. Ini gila, gadis ini benar- benar gila.
“Dengarkan aku baik-baik Jean Josephine. Aku tidak akan menjalin hubungan dengan siapapun. Entah wanita itu menjadi yang tercantik di dunia, terpandai di dunia, bahkan terseksi di dunia sekalipun. Aku tidak akan mau menjalin komitmen. Aku tidak mau serius, dan satu lagi. Jika kau ingin tetap berteman dan menjalin hubungan baik denganku. Buang perasaan gilamu itu. Karena apa ? Karena aku tidak ingin kau kecewa nantinya”
Jean terdiam. Entah keberanian dari mana. Jean menarik rahang tegas Gerald dan mengecup pria tampan itu tepat di bibirnya. Tentu saja Gerald terbelalak, terkejut. Secepat kilat pria tampan itu mendorong Jean kasar hingga gadis itu tersungkur di lantai.
“SIALAN APA YANG KAU LAKUKAN ???!!” Amarah Gerald meledak.
Gadis itu sudah lancing dan berani menciumnya. Memang hanya sekilas. Tapi tetap saja ia sudah melanggar batasan antara Dosen dan Mahasiswa. Selain itu, Gerald tidak suka bagian dalam dirinya di sentuh. Ia sudah bertahun-tahun menahan nafsu dalam dirinya. Menahan diri untuk tidak jatuh ke ke dalam pelukan wanita manapun. Menahan diri untuk tidak melakukan hal-hal yang berbau seks, dan menahan diri untuk tidak pergi atau sekedar jalan dengan gadis lain.
Namun saat ini. Dengan lancing dan tanpa rasa bersalahnya, bocah yang baru beberapa hari mengenalnya bahkan sudah berani menciumn ya.
“k-KENAPA KAU MARAH ?” Cicit Jean. Ia hanya ingin memastikan, namun respon Gerald sungguh diluar dugaannya. Dan saat itu juga Jean menyesal melakukan hal bodoh itu.
“KAU MELANGGAR BATASANMU !! PERGI DARI SINI !! KELUAR !!!”
Jean kembali tersentak. Kali ini Gerald tak hanya membentaknya. Melainkan menarik lengan gadis itu kasar dan mendorongnya keluar ruangan. Pria tampan itu bahkan menggebrak pintu ruangannya dan menguncinya dari dalam.
Jantung Jean berdetak tak karuan. Ia sungguh terkejut dan tidak menyangka Gerald akan berbuat sekasar itu hanya karena ciuman yang ia berikan. Itupun hanya sekilas, bahkan ia yakin tidak ada 3 detik.
“Ada apa sebenarnya dengan pria itu ?”