"DARREN !! What the hell are you doing !!" teriak Crystal terkejut. Darren baru saja menjatuhkan bogem mentah nya tepat mengenai rahang tegas Alaric.
"What the hell I'm doing ?!! Bitch !! Open your mind !! Kau istriku !! Dan kau pergi dengan pria lain. Berpelukan di dalam club, kau gila hah !! Mau jadi apa ?! Jalang ?!!"
Bughh..
"Shit !!"
"Don't you dare dude !! She's my girlfriend !"
Darren bangkit, menyeka darah di sudut bibirnya dan tertawa meremehkan.
"She is my wife jerk !!"
Setelah itu Darren benar-benar menarik paksa Crystal keluar dari club. Meninggalkan Alaric yang benar-benar meradang karena kelakuan Darren yang membuat ia malu setengah mati.
Alaric tidak tahu jika Crystal benar-benar menikah hari ini. Dan meskipun dia tau, dia tetap akan merebut Crystal dari Darren. Bagaimanapun caranya.
Di dalam mobil, kedua manusia ini tidak ada yang mengeluarkan sepatah kata pun. Mereka sibuk dengan pemikiran mereka masing-masing. Hingga suara Crystal menginterupsi pendengaran Darren.
"Ceraikan aku !"
Ckittt !!
Brukk.
Kepala Crystal terantuk dashboard mobil karena Darren yang tiba-tiba berhenti dan menginjak rem mendadak.
"Shit !! Kau gila !!"
"Kau yang gila Bocah !! Sebenarnya apa maumu hah !! Kau mau aku dihabisi oleh daddy dan momy ? Kau istriku, bagaimanapun kelakuanmu kau tetap istriku. Kau tanggung jawabku jadi turuti semua perkataanku !"
"Enak saja. Kau kira aku mau menurutimu ? Cih, jangan harap"
"Arghhhhhh Crystal Salvatore !!"
"Yeah, it's my name" seringai Crystal.
Darren benar-benar ingin mengambil tali dan mengikat lehernya sendiri saat ini. Menghadapi bocah seperti Crystal butuh kesabaran extra dan tentunya tenaga yang cukup. Ia jadi berfikir,
"Baru awal saja sudah tersiksa, sudah kupastikan juga kalau dia tidak akan memberiku jatah malam pertama. Sial"
Otak Darren benar-benar terpecah, apalagi melihat keindahan tubuh istri mungilnya yang menggunakan dress berpotongan rendah dan mengetat itu. Bentuk tubuhnya semakin terlihat dan tentu saja membuat Darren berfikiran yang iya-iya.
"Aku sudah memutuskan Allison" ucap Darren tenang.
"BENARKAH ?? BENARKAH ??" Teriak Crystal heboh.
"Bisakah kau tenang ? Kita masih dijalan, jangan membuat orang lain berfikir. Aku sedang mencoba memperkosamu"
Crystal mendelik menatap Darren tajam. "Kau mau kubunuh ya pak tua"
"Jangan memanggilku pak tua bocah, dan lagi lusa kita pindah ke LA"
"What !! No, big no !!"
"Jangan membuatku terpaksa menggunakan cara kasar. Aku suamimu sekarang, jadi turuti semua permintaanku atau aku merebut paksa jatah malam pertamaku"
"Malam pertama ?!!! Malam pertama kau bilang ?!! Nih makan malam pertamamu pak tua"
Bukhh.
Bukhh.
Bukhh.
Crystal memukuli Darren dengan tas genggamnya. Meskipun terasa sakit, sudut bibir Darren sempat terangkat keatas. Ia terkekeh kecil melihat kelakuan Crystal.
"Jangan sok jual mahal. Melihat tingkahmu ketika bersama pacar mu tadi. Kau sepertinya sudah terbiasa melakukan seks" dengus Darren.
"Hey !!! Yang benar saja !! AKU BAHKAN BELUM PERNAH MERASAKAN BERCIUM- tidak jadi"
Darren sedikit terkejut, tapi ia menolak percaya. Mempercayai Crystal sama saja bencana baginya. Crystal itu masih bocah, pecicilan, tidak tau aturan, liar, dan suka seenaknya sendiri. Ia bahkan sudah merekam di otaknya bahwa ia menolak lupa, menolak ingat, menolak percaya dan menolak segala hal yang berusaha keluar dari bibir gadis itu.
"Jangan mimpi aku mempercayaimu. Jika dilihat dari bentuk-bentuk spesies sepertimu. Kau itu termasuk manusia yang tidak boleh dipercaya begitu saja"
"Yasudah tidak usah percaya, aku juga tidak minta"
"Terserah"
15 menit kemudian kembali hening, hanya suara cacing di perut Crystal yang tiba-tiba demo minta diisi. Memecahkan keheningan di mobil dan membuat Darren langsung menatap istri kecilnya itu. Crystal tertidur dengan perut kosong.
"Andai saja kau lebih anggun dan menjaga sikap, aku pasti sudah jatuh hati padamu bocah" gerutu Darren sambil mengelus puncak kepala Crystal.
Darren melajukan mobilnya sedikit lebih cepat, ia mencari-cari restoran yang buka 24 jam. Mengingat waktu sudah menunjukkan pukul 01:25 tengah malam. Ia sedikit kesulitan mencari restoran yang masih buka. Hingga pandangannya terhenti pada tukang nasi goreng di pinggir jalan yang menarik perhatiannya.
"Lebih baik aku belikan nasi goreng itu saja. Daripada bocah ini mati kelaparan"
Darren menghentikan mobilnya. Ia turun dari mobil dan mulai memesan 2 bungkus nasi goreng. Entah mengapa, ia yang tadinya berencana hanya membelikan Crystal tiba-tiba ikut lapar begitu hidungnya menangkap bau harum nasi goreng itu.
"it's okay, just try" pikirnya dalam hati.
"Semuanya 40 ribu mas"
Darren memberikan satu lembar 100 ribuan dan mengambil pesanannya.
"Mas, kembaliannya !"
"Ambil saja"
Penjual nasi goreng itu begitu senang dan berterimakasih pada Darren, sedangkan Darren hanya menunjukkan senyum tipis dan masuk kembali kedalam mobilnya.
Mereka sampai ke apartemen pada jam 02.00 dini hari. Darren membangunkan Crystal, gadis itu melenguh pelan dan membuka matanya. Ia sudah terbaring di sofa, dan ia yakin. Darren lah yang menggendongnya.
"Lapar" gerutu Crystal sambil mencebikkan bibirnya.
"Aku belikan makanan tadi, meski hanya nasi goreng kau harus tetap memakannya, hanya itu yang ada, jadi jangan protes"
Crystal tersenyum cerah, ia langsung segar kembali begitu mendengar Darren membelikan nasi goreng untukknya.
"Yasudah, ayo makan"
"Kau duluan, aku mau mandi"
"Yasudah aku tidur saja"
"Kau bilang kau lapar bocah, sebenarnya apa sih yang ingin kau makan"
"Aku tidak mau makan sendiri, jika tidak kau temani lebih baik aku tidur" dengus gadis itu.
"Fine, kita makan dulu sekarang"
"Okey"
Crystal dengan semangat mengambil 2 piring dan mengisi air di gelas. Ia menaruh nya di meja makan dan mulai menyajikan nasi goreng tadi.
Tanpa ia sadari, sedari tadi Darren menatap Crystal dengan pandangan yang sulit di artikan. Pria itu sesekali serius, namun juga sesekali menyunggingkan sedikit ujung bibirnya.
"Sudah, ayo makan"
Mereka pun makan dalam diam. Crystal begitu lahap memakan nasi gorengnya.
"Pelan-pelan bocah. Nasi goreng mu tidak akan lari ke kantor polisi kalau pun kau makan dengan santai"
"Nyam,, aku tidak pernah makan nasi goreng seperti ini. Ini enak, dan aku yakin kau beli di depan gang. Dulu aku pernah beli sekali dan aku dimarahi momy. Aku tidak pernah boleh jajan di pinggir jalan, padahal jajanannya enak"
Darren terkejut, dia lupa jika Elena berpesan untuk tidak memberikan makanan pinggir jalan, apapun bentuknya pada Crystal. Bukan karena sombong, hanya saja Crystal pernah masuk rumah sakit karena makan Siomay pinggir jalan yang ternyata ada bahan campuran berbahayanya. Alhasil gadis itu harus dirawat satu minggu penuh di RS.
Elena hanya tidak ingin kejadian itu terulang. Maka dari itu dia menolak keras Crystal membeli apapun di pinggir jalan. Berlebihan memang, namun itulah kenyataannya.
"Astaga momy memintaku untuk tid-
"Sssttt, jangan menggangguku makan"
"Crystal kau tidak boleh memakannya"
"Yah, habis. Sudah ya aku mau kekamar"
Darren melongo, Crystal itu bocah ajaib. Entah apa yang ada dipikiran Darren, tapi itu terjadi begitu saja. Saat Crystal melangkahkan kakinya meninggalkan Darren, tiba-tiba
"Hey bocah !"
Crystal berhenti, ia membalikkan badannya,
"Ap~ chup
"HEY !!! DARREN BASTARD MAURELINO !!!!!!!!"