Jika ingin kembali, kembalilah.
Tapi mungkin aku sudah tidak di sana lagi.
---
Tiga hari kemudian.
Anggi berlari menyebrangi jalan. Kaki kecilnya berpacu dengan lampu lalu lintas yang sebentar lagi akan berubah menjadi jihau. Bising klakson kendaraan memecahkan keheningan sore. Cuaca cukup mendung sore ini, Anggi harus segera sampai ke rumah sebelum langit menangis.
Ponsel yang sejak tadi ia genggam tiba-tiba bergetar panjang. Panggilan masuk dari id call Mamah .
"Ya, Ma?" sapa Anggi sambil mendaratkan bokongnya di bangku halte.
"Aku udah ke butik liat gaun buat acara besok. Besok pagi-pagi banget gaunnya diantar ke rumah karena bagian pinggangnya perlu di rombak lagi. Gaunnya ke sempitan sama aku," jawab Anggi ketika sang ibu menanyakan perihal gaun yang akan ia kenakan saat acara pertunangan nanti.
"Gimana bisa minta maaf? Satria aja nggak datang ke butik," Anggi mengadukan keabsenan Satria pada ibunya.