Aye yeah yeah yeah
Hands up if you feelin' the vibe now
Aye yeah yeah yeah
One step two step go!
Gue yang lagi sarapan nasi goreng langsung ambil hape gue di saku pas denger telpon. Gue liat nama kak Chandra di hape gue dan gue geser ke kanan.
"Moshi-moshi?"
"Tama, hari ini gue gak sekolah. Jadi lo berangkat sama Tristan ya?"
Gue berhenti ngunyah denger ucapannya kak Chandra. "Emangnya lo kenapa, kak?"
"Gue harus jemput om Rivan ke bandara. Btw, gue dah telpon Tristan buat jemput lo. Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
Setelah panggilan dah terputus, gue langsung minum air putih banyak-banyak.
Gue, berangkat bareng kak Tristan?
Ya Allah
"Tama! Temennya Chandra udah nyampe."
Gue langsung lari keluar rumah dan gue ngeliat kak Tristan lagi salim ke bunda gue terus senyum.
Hah?
Senyum?
MANIS BANGET KEK GULA
"Tante, saya berangkat dulu ya sama Tama. Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam. Tam, itu udah di tungguin sama Tristan di mobilnya."
Lamunan gue terbuyar dan gue langsung salim sama bunda. "Assalamualaikum, bund."
"Waalikumsalam. Hati-hati kalian berdua."
Gue ngangguk dua kali terus masuk ke dalam mobil di sampingnya kak Tristan.
Selama perjalanan menuju sekolah, gue hanya diem aja sambil natep jalanan lewat jendela. Dan gue benci sama suasana sepi yang bikin dada gue nyesek.
"Kak."
"Hm," gue liat kak Tristan natap jalanan di depannya tajam banget.
"Nyalain lagu ya, kak? Gue gak suka suasana sepi." Kata gue ngalihin pandangan jadi nunduk, liatin hape gue.
"Yaudah. Jangan kenceng-kenceng tapi."
"Sip."
Gue langsung buka list musiknya dan pilihan gue jatuh sama lagu 5sos-vapor.
I'll take what you got, got, got
I know it's not a lot, lot, lot
Cause i just need another hit
You're the thing that i can't quit
You got that i want, want, want
Here but then you're gone, gone, gone
If you told me that we were through
You know that i would break the truce
"I want to breath you in like your vapor--"
Gue langsung nengok ke samping, liat kak Tristan yang masih fokus nyetir tapi mulutnya ikutin lirik lagu yang gue setel. Gue kira, orang kayak dia gak suka sama musik kayak begini.
"Kakak suka 5sos?"
"All ov-- ya?" Kak Tristan nengok sebentar dan fokus nyetir lagi.
"Kakak suka 5sos, ya?" Ulang gue.
"Suka lagunya doang." Jawabnya sambil nengok ke samping.
Gue nengok ke depan dan kita udah nyampe di parkiran sekolah. Gue lepas sealtbelt dan mau buka pintunya tapi kak Tristan udah manggil gue dan buat gue duduk lagi.
"Kenapa, kak?"
"Nanti pulang lo bareng gue."
"Gak usah. Makasih. Hari ini gue baliknya sama June kok kak."
"June? Cewek apa cowok?"
Gue senyum nahan ketawa saat liat muka dia yang langsung penasaraan. Kerjain ah.
"Cowok, kak. Kenapa?" Raut mukanya langsung kaku dan dia ngangguk gak jelas.
"Yaudah deh. Soalnya gue diminta sama kak Chandra buat anterin lo pulang." Katanya trus ambil tas di jok belakang.
"Hahahahaha..." saat itu juga tawa gue meledak. Sumpah liat mukanya kayak anak kucing nyari induknya bikin gue gak tahan lagi buat nahan tawa. "Gue...hh.. cuma canda kok. Hahaha.."
"Ayo keluar."
Gue langsung tutup mulut pas liat kak Tristan udah keluar. Guepun keluar dari mobilnya dan lari kecil biar langkah jalan gue sama dia sama.
"Kakak kenapa? Kok mukanya tadi asem banget?" Tanya gue masih senyam-senyum sambil ngeliatin dia.
Sedangkan kak Tristan, dia ngelirik gue sebentar dan masih lanjut jalan. Gue ngeliat sekeliling dan sekarang gue sama kak Tristan jadi pusat perhatian murid-murid sekolah.
"Gue duluan ya, kak? Bye!"
Gue langsung lari ngibrit ke kelas yang ada di lantai dua. Ngeliat kak Jevan, kak Jihan, kak Jeka sama kak Yuta yang ngeliatin gue jalan berdua sama kak Tristan, gue langsung ke kelas. Malu diliatin kayak tadi.
"Lo kenapa deh?" Tanya Rose yang baru dateng dan dia duduk di depan gue. "O iya. Tumben-tumbenan lo jalan berduaan sama kak Tristan."
"Hehe. Tadi pagi dia jemput gue."
"WHAT!?"
"Aduh jangan teriak kenapa sih? Gue gak budek kali, Ros." Kata gue sambil nyiapin mapel mtk. "Kan biasanya gue berangkat sama kak Chandra, tapi pagi ini dia jemput ayah gue ke bandara. Dan kak Chandra minta kak Tristan buat anterin gue." Jelas gue sambil nopang dagu.
"Alig. Pantesan aja pas gue mau masuk kelas, gue liat kumpulannya kak Tristan ledekin dia sambil bawa-bawa nama lo. Apalagi kak Yuta, dia parah banget."
"Kak Yuta, ya?"
"Heh! Udah jangan ngegalau pagi-pagi." Sahut Lisa yang baru dateng sama June.
"Galau kenapa lu?" Tanya June sambil naro tasnya dia di samping gue.
"Itu tadi pas gue nyebut namanya kak Yuta." Kata Rose sambil duduk nyamping ngadep kita bertiga. Dan, mulailah Rose menceritakan apa yang tadi pagi gue alamin.
***
"Mark, Tama."
"Ya bu?" Sahut gue saat bu Nia manggil gue. Gue nengok si Mark dan reaksi dia sama kayak gue.
"Bisa bantuin ibu bawa buku-buku ini ke kelas 11ips2?"
"Bisa bu!" Yang itu bukan gue yang jawab. Melainkan si Mark.
"Tama?"
"Eh? Iya bu bisa." Jawab gue sambil senyum kikuk. Gue ngeliat Mark, dan dia udah nyengir bae.
"Nih bukunya. O iya Tama."
"Kenapa bu?" Gue langsung balik pas bu Nia manggil gue.
"Nanti kamu panggilin Tristan suruh ke sini ya?"
"I-iya bu."
Tristan
Kak Tristan?
11ips2?
Ah elah! Males banget gue kesana. Apalagi itu kelasnya kak Tristan. Tapi... disitu sarangnya cogan.
"Haha. Emang enak lo."
Gue langsung nengok ke samping ngeliat Mark udah ketawa. "Kenapa!? Lo keknya gak suka banget sama gue."
"Enggak kok!" Sergah Mark cepat.
"Trus kenapa dari semalam lo kayak gak suka gitu? Gue punya masalah ya sama lo sebelumnya?"
"Enggak ada."
Gue ngedeketin dia dan Mark langsung nengok ke gue. "Kok lo jadi kikuk sih? Kenapa?"
"Eh ada Mark ama Tama!"
Pandangan gue teralihkan saat ngeliat kak Yuta yang baru keluar dari toilet. Gue langsung nunduk dan pindah posisi jadi di samping kanannya Mark.
"Hai, kak Yuta." Sapa Mark sambil senyum kearah kak Yuta. "Kelasnya kosong?"
"Iya. Bu Rani gak masuk soalnya. Lo sama Tama kenapa diluar? Cabut lo ya?"
"Enggaklah. Gue disuruh sama Tama buat bagiin buku agama ke kelas lo." Kata Mark. Dia nyenggol tangan gue. "Eh. Kok lo diem?"
Gue ngeliat Mark sama kak Yuta yang juga liatin gue penasaran. Kak Yuta ngeluarin senyum mautnya. "Gapapa. Gue laper soalnya." Jawab gue dan ngedahuluin mereka berdua ke kelas 11ips2 yang beberapa lagi.
Gue ngetuk pintu 11ips2 dan kepala gue nongol sedikit. "Assalamualaikum, permisi kak." Salam gue sambil senyum.
Kak Jeka dan kak Tara yang duduk didepan langsung liat gue dan senyum. "Eh ada Tama." Kata kak Tara dan gue balesnya senyum doang.
"Emm.. gue kesini mau anterin buku ini kak."
"Oh, sini gue bantu." Kata kak Jeka langsung diri dan ambil sebagian buku yang gue bawa dan dia taro di meja guru.
"Makasih."
"Sama-sama."
Gue liat kak Wiza, kak Jevan sama kak Hanan ngegoyangin bahunya kak Tristan sambil ngeliatin gue. "Kak Jeka." Panggil gue. "Bisa panggilin kak Tristan gak? Tadi bu Nia nyuruh gue manggilin kak Tristan ke kelas gue."
"Tristan!"
Kak Tristan langsung nengok. Awalnya dia liatin gue dan liatin kak Jeka. "Lo dipanggil sama bu Nia ke kelas 10ips2."
"CIEEE BERDUAAAN!"
Gue langsung kaget denger satu kelas teriak samaan.
"Uhuy! Pj pj!"
"De, tar istirahat makan bareng ya?"
"Jangan mau sama Taeyong. Bau."
"Kalah telak gue sama Tristan."
"Dede Tama udah dewasa ternyata."
"Yaaahh, Tristan udah ada yang punya ya?"
"Kok manis sih?"
Gue hanya nunduk aja natap sepatu gue. "Ayo." Gue langsung dongak liat kak Tristan udah di depan gue.
Mark udah senyum-senyum sambil liatin gue sama kak Tristan. Kalau kak Yuta, dia udah acungin jempolnya kearah gue. Yaampun kak, padahal gue pengennya elo yang ada di samping gue.
"Gue tau lo suka kan sama Yuta?"
"Enggak." Sergah gue buang muka darinya. Bahaya kalo dia tau. Tapi bahayanya kenapa?
"Enggak darimana. Setiap lagi kumpul bareng Yuta, lo pasti nolak dan cari alesan lain. Bahkan gue suka liat lo lagi gak sadar ngeliatin Yuta terang-terangan."
"Berarti, kak Tristan merhatiin gue dong?"