"Oy!"
"Setan lo." Umpat gue ke Lisa.
Lisa langsung duduk di depan gue setelah naro tasnya. "Lagian pagi-pagi bengong," katanya sambil ngubah posisi. Ribet banget nih orang. "Eh, tumben paling awal di kelas."
"Lo juga." Bales gue ngalihin pandangan.
"Masih berantem sama kak Tristan?" Gue menggeleng. "Terus kenapa sepet gitu muka lo?"
Gue bertopang dagu, natep mukanya, terus jawab, "Gue curiga aja sama kak Tristan..."
"Curiga ken-- JANGAN BILANG DIA SELINGKUH!?"
"Eh, setan! Gue belom selesai." Jitam gue ke kepalanya. Mulutnya langsung maju. Bebek dasar.
"Terus apaan dong?"
"Dia tuh sekarang kek sering sakit-- eh gak sering juga sih. Cuman kemaren dia pingsan di dapur pas lagi me-- gak jadi."
Brak
"Ayo ngapain!?"
"Bisa duduk gak?"
"Hehe..." cengengesan lagi nih bocah. "Kecapean mungkin?"
"Kayaknya sih gitu. Gue aja baru tau dia sakit gegara ikut ke kantor bokapnya pas makan malem bareng ortu gue."
"Ciee makan sama camer,"
"Yeuu,"