Akumukairu

"Aculla (Sebutan Bumi), wilayah yang sangat luas di mana hanya ada satu kerajaan besar saja yang berdiri. Kerajaan itu bernama Obzirdnaculla, kerajaan yang mengatur seluruh wilayah yang ada di Aculla.
.
Berbagai ras hidup rukun di Aculla, selama ras itu melapor dan bersedia menjadi bagian dari warga kerajaan Obzirdnaculla, tidak peduli itu Elf, Dwarf, Ogre, Goblin, dan berbagai macam ras aneh sekalipun. Di dalam Aculla juga terdapat berbagai ilmu sihir, dari sihir pemanggil, penyembuh, penguat indera, bahkan juga sihir terlarang. Penggunaannya tidak bisa dilakukan oleh sembarangan orang. Hanya orang yang memiliki tanda sejak lahir saja yang bisa menggunakan ilmu sihir.
.
Menurut legenda di Aculla, penyihir hebat adalah penyihir yang memiliki tanda lebih dari dua roda gigi sihir di punggungnya. Karena jumlah mana (aura sihir) yang bisa ditanggungnya bisa lebih banyak dibandingkan penyihir yang hanya memiliki satu atau dua roda gigi sihir.
.
Kisah ini berfokus kepada Wardfang Orpheuz Thalsora, seorang pengelana misterius yang sedang berkelana mencari kebebasan. Dalam perjalanannya itu, dia tidak sengaja bertemu dengan Coldline Ariesta Polark, seorang gadis yang sedang kabur dari kejaran Prajurit Kerajaan. Pertemuan di antara keduanya ini, membawa mereka ke dalam perjalanan yang akan membuat mereka perlahan mengerti, siapa diri mereka masing-masing yang sebenarnya."

Orphex

 Seperti malam kemarin, semua warga Kota Julla berkumpul di tempat pengungsian melakukan segala hal yang dapat menghilangkan rasa lelah, setelah seharian memperbaiki Kota mereka yang porak poranda. 


 Orph dan Ariesta bersuka ria bersama para Pasukan Penjaga Kota, Skellpiz berkumpul dengan para wanita-wanita muda Kota, sedangkan Hoctum ‘Si Elf Sadis’ duduk termenung meluruskan kedua kakinya dan bersandar pada sebuah bilah kayu yang besar di hadapan api unggun, serta ditemani sebotol rum. 


“Boleh aku duduk di sini?” tanya Mord dengan tersenyum menatap Hoctum. 


Hoctum pun menoleh sejenak ke arah Mord, kemudian menatap ke api unnggun kembali. “Silahkan. Api unggun ini milik bersama, bukan milikku seorang.” 


Mord pun duduk di atas bilah kayu, tepat di sebelah kiri Hoctum. “Di saat semuanya tertawa bersama menikmati indahnya malam, kenapa kau malah duduk termenung di sini?” 


Chapter 38: Salah Memulai, Pemimpin Bijaksana, dan Awal yang Baru