12

Karena kebodohanku yang mengiyakan ajakan Miko untuk berbicara, aku jadi terjebak dalam suasana yang canggung. Ia tak henti-hentinya menatapku dengan lekat meskipun sedang memesan minuman dan makanan kepada waiters restoran.

Aku benar-benar berusaha untuk tidak goyah dan menangis karena harus berhadapan dengannya lagi. Jujur, jantungku tidak bisa ku kendalikan, rasanya ada yang ingin meledak dari dalam.

Aku bahkan tak sanggup berpura-pura menjadi mantan yang sudah move on, atau bahkan berpura-pura seolah tak pernah ada yang terjadi diantara kami.

Untuk menghilangkan kecanggungan karena ia benar-benar menatapku lekat, aku langsung menyeruput minuman pertama yang diletakan waiters ditengah meja.

"Pyuhhh"

Aku menyadari ia terkekeh ketika aku menyemburkan minuman di mulut ku.

"Aku tau ini canggung untuk kita berdua, tapi kamu tetep harus perhatiin yang mau kamu minum" katanya.