18

Malam ini, tepat seperti yang di rencanakan. Ali dan orangtuanya datang membawa beberapa bingkisan. Senyum tak juga luntur dari wajah Ali sejak mereka hendak berangkat ke rumah Prilly.

"Udah kali senyumnya" tegur papanya, Yudis.

Talita tersenyum dan menepuk pundak putra keduanya "Segitu bahagianya?" tanyanya menggoda.

Ali menghela nafas sebelum akhirnya mengangguk "Gugup juga" katanya.

"Emangnya bakal di tolak?" tanya Yudis.

"Kemarin sedikit ada masalah sama Prilly" jawabnya jujur sebelum akhirnya pintu terbuka. Mereka disambut hangat oleh orangtua Prilly.

"Duduk mbak, mas, Li" persilahkan ibu Prilly pada mereka.

"Oh iya, Mar, ngga usah repot-repot"

"Ngga apa-apa mbak"

Prilly keluar dari kamarnya dan menghampiri keluarga Ali sambil tersenyum sopan "Selamat malam Om, tante"

"Malam, Pril. Udah siap jadi menantu Om sama tante?" tanya Yudis.

"Kan belum ditolak om"

"kamu rencananya mau nolak Ali ya?"

"Iya Om, abisnya ngeselin"