Seorang pria berjalan disebuah tempat yang gelap dengan pilar-pilar besar menghiasi tempat itu
Matanya bak elang menatap ke seluruh penjuru ruangan mencari tahu sebenarnya ia berada di mana
Kakinya yang panjang terus melangkah maju menyelusuri tempat itu
Sampai dia melihat sebuah cahaya redup di depan membuat jalan di sekitarnya terlihat
Bayangan seorang berjubah hitam muncul dari balik cahaya itu wajahnya tertutup
Orang itu perlahan berjalan mendekat
"Ikutlah denganku, aku akan membantumu keluar dari penderitaanmu" ucap orang berjubah itu sambil mengulurkan tangannya
Pria itu sedikit ragu mulai mengangkat tangannya perlahan-lahan menyambut tangan dari orang yang berjubah
"Tidak Taeyong!" Pria yang mengangkat tangannya itu berhenti saat namanya dipanggil
Taeyong berbalik melihat orang yang memanggilnya
"Tidak Taeyong jangan!" teriak seorang perempuan paru baya yang berdiri di samping seorang pria
"Taeyong benar kata eommamu jangan ikuti dia" ucap pria disamping perempuan itu
"Taeyong aku adalah ibumu jadi aku tau apa yang terbaik untukmu aku menyayangimu nak" ucap ibu Taeyong
"Kemarilah nak" gumam ayahnya sambil mengulurkan tangannya
"Tidak! jika mereka benar-benar menyayangimu kenapa mereka meninggalkanmu?" Taeyong menatap orang berjubah itu
Taeyong menunduk berpikir sejenak apa keputusan yang harus ia pilih
"Kemarilah Taeyong aku bisa memastikan kau akan bahagia jika ikut denganku" ucap orang berjubah itu sambil mengulurkan tangannya
"Tidak Taeyong eomma dan appa disini ikutlah dengan kami" ucap ibu Taeyong
Taeyong bergantian menatap orang berjubah itu dan kedua orangtuanya
Sedikit demi sedikit badannya memutar menuju ke arah orang yang berjubah lalu mengangkat tangannya menggapai tangan orang itu
"Tidak Taeyong tidak!" teriak ibunya dari kejauhan
Taeyong akhirnya berhasil menggapai tangan orang berjubah itu dan bayangan kedua orangtuanya begitu saja menghilang begitu pula dengan orang yang berjubah tadi
Taeyong kebingungan dia memutar kepalanya mencari kemana perginya orang-orang
"Oppa!"
"Oppa!"
"Taeyong oppa!"
Taeyong tersentak membuka matanya saat mendengar suara (Y/N) memasuki telinganya
Dia berbalik menatap (Y/N) dibelakangnya, menatapnya seolah bertanya kenapa gadis itu memanggilnya tadi
"Apa yang kau lamunkan?" tanya (Y/N)
"Tidak ada" jawab Taeyong singkat dan datar
(Y/N) hanya menunduk sambil memainkan jari-jarinya
"Ada apa?" Taeyong tau pasti ada yang ingin (Y/N) katakan tapi gadis itu pasti sedikit ragu untuk melontarkannya
"Ehmm mengenai Jaehyun tadi, aku mewakilinya meminta maaf aku yakin dia tidak bermaksud seperti itu oppa dia hanya salah paham"
"Baiklah aku juga sudah mengerti" Taeyong berjalan menjauhi (Y/N) menuju ke arah pintu kamar meninggalkan (Y/N) dengan tanda tanya besar, apa pria itu tersinggung? Batin (Y/N)
~~~~~~
Jaehyun memukul stir mobil dia masih merasa kesal padahal dia yakin sekali jika itu adalah Taeyong
"Kenapa bisa tidak ada?" gumamnya bertanya-tanya
"Aku sangat yakin jika itu adalah Lee Taeyong!" ucapnya kesal
"(Y/N) pasti salah paham denganku sekarang, apa yang gadis itu pikirkan setelah ini haah.." Jaehyun menghelakan nafas berat
"Aku tidak akan membiarkanmu lolos lain kali Lee Taeyong aku pasti akan menangkapmu bagaimanapun caranya"
Dia memegang erat stir mobil
~~~~~~~
"Sedang apa?" (Y/N) berbalik menatap Taeyong yang berdiri tidak jauh dari tempatnya
"Aku sedang membuat kimchi oppa" balas (Y/N) lalu dia kembali melanjutkan mengaduk kimchi yang sudah jadi menjadi lebih merata tercampur, Taeyong mendekatinya
"Kau mau coba oppa?" tanya (Y/N), dia sedikit mengambil dari adonan kimchi lalu menyuapi Taeyong
"Otte? Enak?" (Y/N) memunggu reaksi Taeyong, pria itu tampak mengunyah kimchi di dalam mulutnya lalu melirik (Y/N)
"Enak"
"Syukurlah, sebenarnya ini adalah resep ibuku" (Y/N) tersenyum senang lalu kembali mengaduknya
Taeyong menyelusupkan tangannya ke pinggang (Y/N) membuat gadis itu sedikit terkejut
Taeyong meletakkan dagunya di bahu (Y/N) sambil melihat gerakan (Y/N)
Tok tok tok
"Ada seseorang oppa"
Taeyong dengan berat hati melepaskan pelukkannya di pinggang (Y/N)
(Y/N) melepaskan sarung tangannya dan berlari kecil ke arah pintu depan membukakan pintu, meninggalkan Taeyong di dapur
Cklek
Saat (Y/N) membuka pintu yang dia tangkap adalah seorang pria paru baya menggunakan jas serta topi dan tongkat berdiri di hadapannya
"Anda siapa?" tanya (Y/N) pelan
"Siapa (Y/N)?"
Tanya Taeyong yang tiba-tiba datang dari arah belakang
"David" gumam Taeyong saat melihat pria itu
"Oppa mengenal dia?" pria itu hanya tersenyum sambil menatap mereka berdua
13 tahun yang lalu...
Taeyong berjalan keluar dari sekolah sambil menunduk menyusupkan tangannya ke dalam saku celana
Seorang pria tiba-tiba mendekatinya, Taeyong menatap sepatu pria yang ada di hadapannya itu lalu perlahan-lahan menaikkan kepalanya sampai ke atas melihat wajah pria itu
Pria itu nampak tua tersenyum padanya tapi, tanpa memperdulikan itu Taeyong berlalu melewati pria itu
"James Lee?"
Langkah kaki Taeyong berhenti saat mendengar nama itu, ya itu nama ayahnya
Perlahan dia memutar menatap tajam ke arah pria itu
"Kau Lee Taeyong bukan?" tanya pria itu lagi
"Siapa kau? Kenapa kau bisa tau nama ayahku?"
"Kau masih mengakui dia sebagai ayahmu?" ucap pria itu sambil berjalan mendekati Taeyong
Taeyong terdiam saat mendengar yang pria itu katakan padanya
"Aku David Stenly, aku teman baik ayahmu"
Pria yang memperkenalkan dirinya sebagai David itu menyodorkan sebuah kertas persegi yang tertulis namanya, kartu nama
Taeyong menatap datar kepada kertas tidak berdosa itu, tidak ada niat sedikitpun di hatinya untuk mengambil itu
David tersenyum melihat reaksi yang ditunjukkan oleh Taeyong, benar-benar mirip dengan ayahnya dulu batin David
"Kau bisa melayang ha?"
Taeyong mengerutkan keningnya, kenapa pria di depannya ini bisa tau banyak tentangnya
"Oh ayolah Taeyong aku yakin kau sendiri tau kau bukanlah manusia biasa"
Taeyong menatap tajam kearah David
"Kekuatan apa lagi yang kau bisa kekuatan dari ayahmu atau dari ibumu?"
"Tidak usah bertele-tele sebenarnya apa maumu?" tanya Taeyong sambil menatap David sinis, sedangkan pria itu hanya tersenyum
"Aku yakin kau memiliki tujuan bukan kesini?"
"Ya kau benar Taeyong"
"Katakan apa maumu" ucap Taeyong seakan menantang
"Aku menemuimu karena ini adalah permintaan terakhir ayahmu"
"Cih apa yang dikatakan bedebah itu? Dia mau apa dariku? Tidak cukupkah dia meninggalkan aku bahkan sebelum aku lahir?"
"Taeyong tenanglah, dia memintaku untuk menjagamu setelah dia meninggal"
"Menjagaku? Ternyata dia masih perduli denganku ha? Padahal dulu dia meninggalkan aku bahkan sebelum aku sempat melihat dunia"
"Tentu saja dia memiliki alasan Taeyong"
Taeyong menoleh kesamping, entah kenapa di dalam hatinya dia merasa sangat kesal jika mengingat kedua orangtuanya
"Tidakkah kau tau jika ayahmu adalah keturunan Werewolf dan ibumu seorang Vampire? Dan kau... Kau memiliki kekuatan yang sangat besar Lee Taeyong"
"Sudahlah aku sudah muak mendengar cerita itu" 6
"Ayahmu meninggalkanmu karena dia tidak ingin kau dalam bahaya, begitu juga dengan ibumu dia hanya ingin kau aman Taeyong"
"Kalau begitu lebih baik aku tidak usah dilahirkan bukan?"
"Kenapa kau memgatakan hal seperti itu?"
"Karena mereka meninggalkan aku? Kau bahkan tidak tau kan bagaimna rasanya kebingungan dengan kekuatan yang kau miliki? Kau harus mencari tau sendiri dan bahkan kau tidak punya satu orang pun untuk bercerita"
David terdiam menatap Taeyong dengan sendu dia bisa merasakan kesedihan anak di depannya itu
"Selama bertahun-tahun aku mencari jati diriku yang sebenarnya kenapa aku bisa melakukan hal-hal yang tidak bisa dilakukan oleh orang lain? Dan kau tau? Aku benar-benar kebingungan aku bahkan tidak bisa mempercayai orang lain"
"Karena itulah ayahmu mengirim aku Taeyong, dia ingin kau tidak menderita lagi"
"Dapatkah aku mempercayaimu?"
David tersenyum
"Tentu saja Lee Taeyong"
"Sudah sangat lama bukan?" Taeyong tersadar dari lamunannya saat mendengar suara David yang berat menyapa telinganya
"Bukankah sudah 7 tahun kita tidak bertemu?" tanya David
"9 tahun" gumam Taeyong pelan, mereka berdua sedang berada di ruang kerja milik Taeyong, dengan Taeyong yang bersender di meja dan David yang duduk di sofa ruangan itu
"Ahh benar 9 tahun, haha aku rasa aku sudah mulai tua jadi aku jadi pikun seperti ini"
"Kau bukanlah manusia biasa David kau berumur ratusan tahun"
"Hahhh..." David menghembuskan nafasnya berat
"Aku sudah hidup terlalu lama"
"Wae?"
"Aku lelah menjalani hidupku yang seperti ini terus-menerus"
"Jadi kau berniat mengakhiri hidupmu?"
"Kau mengerti dengan arah ucapanku bukan?"
"Oh jadi ini alasannya kau menemuiku? Salam perpisahan?"
David hanya tersenyum lalu membenarkan duduknya
"Lagipula kau nampknya sudah bahagia bukan?"
Taeyong sama sekali tidak menjawab dia hanya menatap datar kepada David
Tok tok
"Masuklah (Y/N)" suruh Taeyong
(Y/N) dengan hati-hati membuka pintu secara perlahan sambil membawa nampan berisi dua buah gelas berisi kopi
(Y/N) masuk lalu meletakkan gelas itu di hadapan David dan juga Taeyong
"Silahkan diminum tuan" tawar (Y/N)
"Iya terimakasih" balas David
"Oh iya aku belum memperkenalkan diriku dari tadi padamu" ucap David
"Aku David Stenly teman ayah Taeyong" ucap David sambil mengulurkan tangannya
"Aku (Y/N) tunangan Taeyong" (Y/N) menggapai tangan David
"(Y/N)!!!!"
"Maafkan aku"
"Aku mohon bertahanlah"
"Aku mencintaimu (Y/N)
"Andwae oppa! Oppa! Opaaaaa"
David merasakan sesuatu masuk ke dalam pikirannya saat kulitnya bersentuhan dengan tangan (Y/N), sebuah kejadian di masa depan langsung terbayang di dalam pikirannya
David terdiam dia melirik sedikit ke arah Taeyong, Taeyong sudah tau pasti David melihat sesuatu
"Ehm tuan?" David tersadar saat (Y/N) bersuara
"Ohh maaf" gumamnya langsung saja dia menarik tangannya
"Aku keluar dulu oppa silahkan lanjutkan obrolannya permisi"
Setelah pintu ruangan itu tertutup rapat dan (Y/N) menghilang bagaikan di telan pintu coklat itu David dan Taeyong sama-sama terdiam
"Kau melihatnya bukan?" pertanyaan Taeyong membuat David mendongak menatap pemuda yang sudah dianggap layaknya seorang anak bagi David
"Apa yang sebenarmya kau rencanakan Lee Taeyong?"
Taeyong terdiam menutup rapat mulutnya, dia perlahan bangkit lalu berdiri di depan jendela kaca
"Jangan melakukan hal yang akan membuatmu menyesal nantinya"
Tetap sama Taeyong tetap diam seakan mengunci mulutnya
"Semoga kau tau apa yang harus kau lakukan"
Matanya bergerak menatap (Y/N) diluar sedang meletakkan beberapa guci berisi Kimchi
"Aku tau, dan aku tidak akan menyesalinya aku yakin akan hal itu"
TBC.....