6

Haloo readers? Di chapter kali ini Author bakalan nyeritain masa lalunya Taeyong sebelum bertemu dengan (Y/N) dan mengambil kekuatannya, jadi disini semuanya terungkap sebenarnya Taeyong itu siapa

Happy reading guysss~~~

"Taeyong?" Taeyong membuka matanya saat seseoran memanggilnya secara lirih dari belakang

"Kenapa kau melamun kau tidak mau makan?" tanya orang itu yang tak lain dan tak bukan adalah David

David medekati Taeyong yang sedang duduk di meja makan dengan makanan yang sudah tertata rapi di atas meja menunggu untuk disantap

"Kau ingat? Lusa kau harus mengambil kekuatanmu" Taeyong menatap datar ke arah David yang duduk di hadapannya

"Aku tau" jawabnya singkat, Taeyong mengangkat sendok dan garpu disebelah kanan dan kirinya namun, saat ingin menyendok nasi tiba-tiba terlintas di pikirannya suatu pertanyaan untuk Davif

"Sebenarnya aku ini siapa?" tanya Taeyong, David menghentikan pergerakkan tangannya yang tengah memotong wortel

"Begini Taeyong" David meletakkan sendok dan garpu lalu menekuk tangannya untuk menopang dagunya sendiri

"Dari yang aku lihat kau lebih mirip seperti ibumu" David terdiam sejenak saat melihat Taeyong yang fokus menatapnya

"Yaaa tapi siapa yang tau kau mungkin bisa saja jadi werewolf seperti ayahmu, setelah kau mengambil kekuatanmu kita bisa mengetahuinya"

Taeyong menunduk menatap makanan yang ada di depannya dengan tidak semangat

Didalam hati Taeyong menyimpan pertanyaan yang amat besar untuk David tapi dia tidak bisa mengatakannya

"Sepertinya ada yang ingin kau tanyakan padaku" gumam David sambil menyuapkan makanan ke mulutnya dengan santai

"Katakanlah Taeyong"

Taeyong mengambil nafas dalam-dalam

"Kau tau dimana keberadaan kedua orangtuaku sekarang?"

David menautkan alisnya tanda kebingungan

"Itu yang ingin kau tau?"

Taeyong mengangguk pelan

"Aku tidak tau Taeyong, hari dimana ayahmu kabur itu terakhir kali aku melihatnya dan terakhir kali aku bertemu ibumu saat setelah Tn. Na membawanya kembali ke klan"

"Kau bohong! Mustahil kau tidak tau David!" Taeyong berdiri lalu setengah berteriak kepada David

"Aku tidak bohong Taeyong aku memang tidak tau"

"Tidak mungkin kau tidak tau David katakan padaku sekarang mereka dimana!"

Ada sesuatu yang membuat Taeyong meledak-ledak bahkan dia tidak sadar jika baru saja membentak David

"Bahkan aku tidak tau mereka nasih hidup atau tidak" ucap David pelan karena dia tidak mau membuat Taeyong lebih emosi lagi. Taeyong berjalan mundur sambil menggeleng

Grep

David berpindah tempat tepat di belakang Taeyong menghentikan pergerakan pria itu dengan memegang tangannya

"Kau ingin tau bukan?" tanya David sehingga pria itu masuk ke dalam ingatan David di masa lalu

"Cepat David mereka semakin dekat aku harus bertemu dengan ibuku jika tidak aku tidak bisa menemuinya"

"Tunggu James" kedua orang pria terus berlari dengan cepat di antara pohon-pohon di hutan. Mereka bahkan sama sekali tidak memperdulikan betapa dinginnya hawa disekitar mereka. Sampai akhirnya mereka berdua sampai disebuah rumah kecil sederhana di tengah hutan

Tok tok tok

"Hwayong ini aku buka pintunya" teriak pria yang dipanggil James tadi

Cklek

"Sayang akhirnya kau datang" teriak seorang perempuan senang saat pintu dibuka dia langsung memeluk James

"Ayo masuk dulu" ajak James dan menuntun Hwayong ke dalam rumah diikuti oleh David di belakangnya

"Bagaimana kondisimu sayang? Apa bayi kita di dalam baik-baik saja?" tanya James saat memastikan disekitaran rumah aman

"Bayi kita baik-baik saja James, apa kau terluka?"

"Tidak aku tidak terluka sama sekali"

James menggenggam kedua tangan istrinya dan menatap ke dalam manik mata Hwayong

"Dengar sayang, ayahmu sedang mengamuk sekarang karena tau kau tengah hamil besar dia akan membunuhku dan membawamu kembali ke klan jadi sekarang kau ikut David pergi ke tempat persembunyian sampai bayi kita lahir"

"Tidak James bagaimana denganmu?"

"Aku akan segera menyusul kalian, sekarang cepat gunakan pakaian hangat" James mengambil mantel yang tergantung dan memakaikannya di tubuh Hwayong

James membelai pipi Hwayong, Hwayong tidak sanggup lagi menagis airmatanya dari awal hubungan mereka ditentang habis-habisan oleh kedua klan mereka masing-masing. Benar, cinta mereka terlarang mereka seharusnya bermusuhan karena klan mereka tidak pernah berdamai karena perebutan wilayah dan mangsa. Bertemu beberapa kali dalam kesempatan yang tidak wajar saat pertempuran

Karena kekuatan cinta mereka akhirnya memutuskan untuk kabur dari klan masing-masing sama-sama menentang keputusan ayah mereka yang berkedudukan sebagai pemimpin klan klasik bukan? Seperti kisah-kisah yang sering di dengar putri dan putra pemimpin klan yang berbeda jatuh cinta. James Lee dari klan Werewolf dan Na Hwayong dari klan Vampire

"Beri nama anak kita Lee Taeyong saat dia lahir nanti"

"Bagaimana jika anak kita perempuan?"

"Tidak sayang, aku sangat yakin anak kita laki-laki"

"Nama yang bagus" Hwayong menunduk mengelus perutnya yang buncit, merasakan kesedihan karena takdir terlalu kejam untuk mereka. Mereka saling mencintai lalu kenapa harus seperti ini?

"Aku mencintaimu Hwayong" ucap James lalu ia mendekatkan wajahnya pada wajah Hwayong dan menempelkan bibir mereka melumatmya perlaham meresapi betapa manis dan lembutnya bibir istrinya itu dengan diiringin airmata yang telah membasahi pipi keduanya, mereka harus berpisah lagi dan kali ini entah mereka bertemu lagi atau tidak

James menjauhkan wajahnya menempelkan dahi mereka

"Aku benar-benar mencintaimu Hwayong"

"Aku juga mencintaimu James" mereka berdua berpelukkan membagi kehangatan masing-masing

David yang melihat adegan itu merasakan kesedihan yang sama namun dia tidak bisa berbuat apa-apa dengan mengkhianati klan sendiri demi melindungi sahabatnya saja sudah membuatnya merasa terbebani 1

"Pergilah" ucap James sambil mendorong pelan tubuh Hwayong ke arah David

"David tolong jaga Hwayong dan anakku, ingat pesanku tadi bukan?" tanya James yang dibalas anggukkan oleh David

"Rawat dan jagalah anakku, bimbing dia untuk menemukan jati dirinya. Saat umurnya 20 tahun tepat di malam bulan purnama kekuatan itu akan datang padanya di pinggir tebing, semoga dengan kekuatan itu dia bisa nelawan kejamnya dunia"

"Baiklah James"

Saat mendengar suara yang gaduh James sadar itu mereka klan dari Hwayong

"Cepat pergi mereka sudah dekat" suruh James

"James" lirih David

"Tetaplah bertahan hidup aku mohon temui kami dan anakmu" David menatap sendu ke arah James

James mengangguk lalu tersenyum kepada David.

David dan Hwayong segera keluar dari rumah itu dan berlari ke luar. Hwayong kesusahan berlari karena perutnya yang besar akhirnya David memutuskan untung menggendong Hwayong

"Arghhh" ringis Hwayong di dalam gendongan David

"Ada apa Hwayong?" tanya David sedikit cemas

"Perutku sakit sekali David"

"Apa kau akan segera melahirkan?"

"Entahlah tapi ini benar-benar sakit"

"Tunggulah sebentar lagi aku akan membawamu ke tempat persembunyian"

••••

David menunggu dengan cemas di depan sebuah kamar. Lalu dia tiba-tiba teringat dengan perkataan James dia harus menjaga Hwayong dan anaknya. Bukan tanpa alasan David mau menuruti permintaan James. Dulu jika James tidak datang dan menyelamatkan David mungkin dia sekarang sudah tidak ada lagi karena itulah David ingin membalas jasa James

Seorang perempuan paru baya keluar dari ruangan itu membuat perhatian David teralihkan dan segera menghampiri perempuan itu

"Bagaimana keadaan Hwayong eomma?"

"Dia baik-baik saja anaknya juga lahir dengan selamat, anaknya laki-laki"

"Ah syukurlah, James akan sangat senang mengetahui ini"

••••

"Wah dia benar-benar mirip dengan dirimu Hwayong" puji David saat melihat bayi Hwayong Taeyong kecil, ini sudah 2 minggu semenjak Taeyong lahir namun Hwayong lebih sering terdiam tidak seperti biasanya seperti ada yang dipikirkannya

"Hwayong-ah kau tidak apa-apa?" tanya David lalu pria itu berjalan pelan dan duduk di samping kasur melihat Hwayong yang tengah berbaring menyenderkan punggungnya di kepala kasur

"Apa maksudmu?" tanya balik Hwayong

"Maksudku setelah melahirkan Taeyong kau lebih pendiam? Wae? Kau memikirkan James?"

Hwayong menghelakan nafas lalu menatap David dengan tatapan yang tidak bisa di artikan

"Aku gelisah karena cepat atau lambat aku yakin pasti ayahku akan menemukanku" ucap Hwayong

"Aku takut ayahku bisa saja melukai Taeyong dan aku tidak mau hal itu terjadi!"

"Apa maksudmu? Ayahmu adalah kakek Taeyong mana mungkin dia tega mencelakai Taeyong"

"Ayahku itu kejam, saat dia menemukanku dia pasti akan langsung membunuh Taeyong aku tidak mau itu terjadi anakku harus tetap hidup"

"Lalu apa yang harus kita lakukan?"

"Aku tau bagaimana cara membuat Taeyong aman, percayalah padaku David antarkan aku kesana"

••••

Hwayong meletakkan sebuah keranjang yang sebenarnya berisi seorang bayi, ya itu Taeyong anaknya

Hwayong membelai pipi putih mulus anaknya yang terlihat sedang tertidur dengan lelap

"Maafkan eomma Taeyong, eomma melakukan ini agar kau selamat jika suatu saat nanti takdir mempertemukan kita ibu tidak akan melepaskanmu lagi" ucap Hwayong sambil meneteskan airmata sungguh berat harus berpisah dari anak kandungnya sendiri yang baru saja ia lahirkan

"Eomma yakin kau bisa menjadi orang yang hebat Taeyong"

"Hwayong-ah" David menyentuh pundak Hwayong

"Sudah selesai?" tanya David pelan, Hwayong menyeka airmatanya lalu berdiri

"Ayo pergi seseorang datang" David menarik Hwayong untuk bersembunyi di balik tembok saat melihat seorang peremuan paru baya keluar dari arah dalam rumah panti asuhan itu

"Aduh apa ini?" ucap permpuan itu dia menunduk lalu meneliti isi di dalamnya

"Ya ampun ini seorang bayi, aduh siapa yang tega-teganya melakukan ini?" perempuan paru baya itu mengambil bayi di dalam keranjang

"Ada suratnya" gumam permpuan paru baya itu lalu segera memungut surat yang terjatuh dengan tangan kanan sementara tangan sebelah kiri digunakannya menggendong bayi tersebut

Siapapun yang menemukan bayi ini saya harap bisa menjaga dan merawatnya dengan baik. Karena beberapa alasan saya tidak bisa merawatnya dengan baik. Namanya adalah Lee Taeyong. Terimakasih

"Namamu Lee Taeyong ya? Kau tampan sekali tapi sayang sekali tapi sayang ibumu sepertinya tidak mengingiknkanmu sekarang kau bersama halmonie saja ya ayo masuk" perempuan paru baya itu mengambil keranjang itu serta Taeyong masuk ke dalam

Hwayong menutup mulutnya tidak percaya bukannya di ingin menelantarkan Taeyong tapi ini semua demi kebaikan Taeyong sendiri. David menepuk pundak Hwayong agar perempuan itu bisa lebih ikhlas

"David berjanjilah kau tidak akan melupakan janjimu kepada James"

"I..iya Hwayong"

"Berjanjilah kau akan menjemput Taeyong saat ia beranjak dewasa dan ajarkan apa yang memang seharusnya di ajarkan olehnya walaupun bukan dari aku ataupun James, dia harus mendapatkan kekuatan itu karena kekuatan itulah yang bisa membawanya kepada kami"

"Aku janji Hwayong"

"Terimakasih David"

•••

Brak

David terlempar cukup jauh masuk ke kamar Hwayong dengan kondisi yang mengenaskan penuh luka di wajahnya

"David!!" teriak Hwayong dia langsung berlari menuju David guna melihat kondisi David, dia tau pasti ini perbuatan ayahnya

"Dimana monster kecil itu?" tanya seorang pria berjubah hitam dan berkulit pucat tiba-tiba datang mendekati mereka

"Aku tanya dimana anakmu Hwayong!" teriak Pria itu, sedangkan Hwayong terdiam

"Aku keguguran"

"Apa?"

"Apa appa tidak bisa mendengar aku bilang aku keguguran dan itu semua karena appa!!"

"Kau mencoba membohongiku?"

"Aku kehilangan suami dan anakku, sekarang appa akan merebut apa lagi?"

Ayah Hwayong terdiam sambil menatap anaknya

"Kau ikut aku"

"Aku tidak mau"

"Jika kau tidak mau akan aku habisi laki-laki ini"

"Tidak tidak baiklah baiklah aku akan ikut bersama appa" Hwayong berdiri lalu mendekati ayahnya, Hwayong sekilas menatap ke arah David mengiriminya telepati

'Terimakasih David atas semuanya jangan lupa janjimu pada James'

Hwayong dan ayahnya menghilang meninggalkanb David disana dengan luka yang cukup parah

Taeyong terlempar sendiri membentur tembok, dia mendongak menatap David

"Kenapa kau memperlihatkan itu?"

"Aku ingin agar kau tau bagaimana perjuangan mereka, ayahmu meninggalkan ibumu dan kau yang masih di dalam kandungan karena dia ingin ibumu dan kau selamat dan ibumu membuangmu karena ingin kau selamat, mereka melakukan semua itu demi kau Lee Taeyong bahkan sebelum melihat kau mereka sangatlah menyayangimu walaupun mereka harus berkorban"

"Jangan lupa besok malam tepat jam 12 malam kau harus datang ke tebing untuk mengambil kekuatanmu karena itulah yang dapat membawamu kepada orangtuamu"

David berlalu dari hadapan Taeyong karena pemuda itu hanya diam saja

~~~~~~

Dor dor

Taeyong menembak dengan tepat di sasaran bahkan tidak meleset sekali pun

Saat memasukkan beberapa peluru ke dalam senapan tiba-tiba terlintas di pikiran Taeyong mengenai perkataan David kemarin

"Jangan lupa besok malam tepat jam 12 malam kau harus datang ke tebing untuk mengambil kekuatanmu karena itulah yang dapat membawamu kepada orangtuamu"

"Kau tidak pernah meleset ya" Taeyong menoleh ke belakang saat lamunannya buyar saat seseorang bicara padanya dari arah belakang

"Kenalkan aku Yang Hyun Woo" pria itu menyodorkan kartu namanya pada Taeyong , dan dismbut baik oleh Taeyong

"Aku dengar kau seorang pembunuh bayaran?" bisik tn. Yang tepat di telinga Taeyong

"Kalau kau mau aku akan memberimu pekerjaan besar"

Taeyong terdiam lalu menatap tn. Yang

~~~~~~

"Ini David" David mendongak saat Taeyong meletakkan segelas kopi di atas meja kerja David

"Terimakasih" David segera mengambil kopi itu lalu menyeruputnya

"Kau ingat nanti malam kau harus mengambil kekuatanmu"

"Iya David"

"Baiklah sebentar lagi kita akan berangkat aku harus menyelesaikan ini"

"Ya panggil saja aku nanti di atas" Taeyong keluar dari ruangan David menuju kamarnya di atas

••••

David memegang kepalanya entah kenapa kepalanya terasa pusing dan pengelihatannya buram. Mereka sedang dalam perjalanan menuju bukit yang sudah di tentukan untuk mengambil kekuatan Taeyong

"Ada apa David?" tanya Taeyong

"Eoh? Tidak apa-apa" David mencoba fokus ke depan menatap jalanan

Mobil mereka terhenti di dekat hutan

"Ayo turun" ajak David

Mereka berjalan di tengah hutan bersama-sama berdampingan

"Arghh" David meringis sedikit tubuhnya melemas, dia hampir saja terjatuh jika Taeyong tidak menyanggahnya

"Kau tidak apa-apa David?"

"Aku baik-baik saja Taeyong tidak apa-apa" David berusaha berdiri

"Kau lanjutkan saja sendiri naik ke bukit sana aku akan melihat dari sini"

"Baiklah David"

Taeyong melanjutkan perjalannya sendiri menuju ke atas bukit dia sesekali melihat ke belakang menatap ke arah David yang terkulai lemas

Saat berada di puncak pemuda itu menatap jam tangan di tangan sebelah kirinya tinggal 3 menit lagi menuju Jam 12 malam.

Sedangkan David di bawah terus memegangi kepalanya dan tangan kirinya menopang tubuhnya agar tidak terjatuh di salah satu pohon

"Tinggal..hhahh... 2 menit lagi" ucapnya

"Kenapa aku seperti ini?"

Setelah 2 menit berlalu David samar-samar melihat sebuah cahaya yang sangat terang tiba-tiba muncul dari langit dan dengan kecepatan tinggi meluncur langsung masuk ke dalam tubuh Taeyong di atas bukit

Bruk

David tidak bisa menahannya lagi akhirnya dia terjatuh dan pingsan tanpa mengetahui apapun lagi setelah itu, terakhir hal yang ia lihat sebelum pingsan adalah Taeyong yang menoleh ke arahnya dengan mata yang memancarkan cahaya merah.

••••

"David! David!"

David membuka matanya hal pertama yang ia lihat adalah Taeyong

"Taeyong"

Dia bangun untuk duduk, ternyata sskarang dia sudah berada di rumah

"Bagaimana ritualnya?"

"Berhasil dan aku mendapatkan kekuatanku"

"Hahhh syukurlah"

"Kau mau makan David? Kau belum makan semenjak 3 hari yang lalu kau paati kelaparan"

"Apa? Benarkah aku tidak bangun selama itu?"

Taeyong mengangguk. Memang benar David terus tertidur sampai 3 hari

"Aku akan membawakan makanan untukmu" Taeyomg berdiri hendak berjalan keluar ruangan

"Taeyong apa kekuatanmu?"

Kaki Taeyong berhenti melangkah

"Maksudku kau tidak seperti ibumu kelihatannya, kau memang pucat tapi aku tidak melihat matamu berubah, apa kau werewolf seperti ayahmu?"

"Aku belum melihat langsung kekuatanku jadi aku juga tidak tau" Taeyong berbalik menatap David

"Kau tidak tau?"

"Aku ke belakang dulu" Taeyong meninggalkan David dengan tanda tanya besar

••••

Taeyong berjalan menuju dapur mengambil beberapa makanan meletakkannya di atas sebuah meja kecil

"Kekuatan apa? Aku bahkan tidak mengambilnya" gumamnya sendiri

Bruk

Taeyong menoleh saat melihat David ambruk, dia tau pasti reaksi obatnya mulai bekerja. Petir menyambar-nyambar di atas kepalanya. Dia harus segera pergi kalau tidak ingin mendapatkan kekuatan itu

"Aku tidak ingin seperti orang tuaku. Aku ingin hidup bebas suatu hati nanti bersama keluargaku. Walaupun aku tidak bisa bertemu dengan kalian tapi setidaknya aku bisa menjalani hidupku dengan normal" gumamnya

Taeyong mendekati David yang terbaring di tanah. Dia penasaran apa yang dilihat oleh David sebelum dia pingsan? Apakah obatnya bereaksi dengan baik? Yaa Taeyong telah memasukkan beberapa obat seperti obat tidur, obat penenang dan obat yang dapat membuat orang berhalusinasi ke dalam kopi yang Taeyong berikan padanya. Ingat dia memberi kopi pada David sebelum mereka pergi?

Taeyong tidak mendapat apa-apa malam itu, dia memutuskan untuk tidak mengambil kekuatannya karena dia takut akan berkahir seperti kedua orang tuanya yang tidak bisa bersatu.

Taeyong mengangkat meja kecil itu dan kembali memasuki kamar David

"Ini makanlah"

"Terimakasih Taeyong" David duduk lalu mulai memakan makanan yang di bawa oleh Taeyong

"Besok pagi-pagi aku akan pergi"

"Eoh? Kemana? Biasanya kau membunuh setiap hari sabtu"

"Aku akan bekerja di bawah seseorang?"

"Siapa?"

"Seorang direktur kaya di Seoul"

"Jadi kau akan meninggalkanku?" pertanyaan David membuat Taeyong terdiam menutup mulutnya

"Ya tidak apa-apa lagipula kau sudah mendapatkan kekuatanmu tapi satu hal yang kuminta darimu Taeyong jangan pernah menunjukkan siapa dirimu pada orang lain, dan kau hanya boleh membunuh dengan senjata seperti manusia lainnya bukan dengan kekuatanmu kau mengerti?"

"Iya David terimakasih"

~~~~~~

Taeyong menenteng tasnya di sebelah kiri dan keluar ke arah teras rumah disusul dengan David di belakangnya

"Aku akan mengunjungimu kapan-kapan" David tersenyum ke arah Taeyong yang dibalas sedikit senyuman oleh Taeyong, lalu pria itu membuka garasi mobilnya dan meletakkan koper serta tas di dalam bagasi

"Ini apa?" tanya Taeyong saat dia melihat sebuah senapan panjang di dalam garasi mobil

"Itu untukmu, senapan itu pemberian ayahku dulu tapi aku tidak tau menggunakannya untuk apa jadi aku berikan saja padamu anggap saja sebagai hadiah ulang tahunmu oh iya senapan itu hanya bisa diaktifkan melalui jam tangan yang ada disebelahnya"

Taeyong mengambil jam tangan itu, jam tangan itu terlihat berbeda dari jam tangan biasanya

"Aku ingin menjagamu Taeyong bahkan sampai akhir karena mungkin jika tidak ada ayahmu saat itu aku sudah mati sekarang"

Taeyong terdiam entah kenapa sekarang dia merasa bersalah pada David

"Ya sudah pergilah nanti atasanmu menunggu lama"

Taeyong tersadar dari lamunannya dan segera menutup garasi mobil dan memasuki mobil. Menghidupkannya sekedar untuk memanaskannya dulu. David berjalan mendekati kursi Taeyong

"Jangan membuat masalah disana Lee Taeyong"

"Terimakasih David" Taeyong tersenyum lebar kepada David lalu menekan gas mobil dan beranjak dari sana meninggalkan tempat David

'Maafkan aku David telah membohongimu' batin Taeyong

~~~~~~~~~~

Taeyong berjalan pelan memasuki sebuah kawasan rumah yang megah.

"Apa anda tuan Lee Taeyong?" seorang pria berjas tiba-tiba mendekatinya

"Iya aku Lee Taeyong"

"Ikutlah bersama saya" Taeyong tau pasti itu adalah suruhan tn. Yang

Taeyong terus mengikuti pria berjas itu hingga akhirnya sampai di sebuah ruangan paling sudut

Saat pintu dibuka hal pertama yang Taeyong lihat adalah jajaran orang-orang berjas lainnya berdiri tegap di samping tn. Yang

Dengan ragu-ragu Taeyong berjalan memasuki ruangan itu

"Selamat datang Lee Taeyong" ucap tn. Yang

"Selamat menjalani kehidupan yang baru disini"

TBC.....

Udah kejawab belum pertanyaan di chapter kemarin? Maaf deh klo belum hehe

Author belum punya waktu yang banyak buat ngelanjutinnya

Sampai jumpa Chapter depan