Bagian Delapan belas
What, Wait?
Setelah kejadian kemarin. Shevana semakin marah dan menolak untuk menemui Leon. Dia hanya mengurung diri dalam kamar. Tapi jangan anggap Leon menyesal. Justru dia semakin gencar menggoda Shevana setiap kali ada peluang.
Leon melangkah kan kakinya mendekat, menyelipkan anak rambut yang menutupi sebagian wajah gadis galak itu. Bukan Leon namanya jika ia menuruti perkataan Shevana untuk tidak menemui nya. Jangan salahkan Leon, salahkan saja Shevana. Mengapa bisa menyihir Leon untuk tidak bisa jauh barang semenit darinya.
"Wake up, sweety.." bisik Leon pelan di samping telinga. Shevana yang merasakan usapan Iembut di pipinya akhirnya membuka mata, Shevana sudah tidak terkejut jika mendapati Leon yang berjarak beberapa jengkal dari wajahnya.
Sudah biasa. Sangat biasa.
"Siapa yang mengizinkanmu masuk? Sudah ku katakan jangan menemuiku. Aku masih kesal denganmu! "