20 menit perjalanan.
Akhirnya Shela dan Rina tiba di rumah sakit dan bertanya pada seorang suster.
"Permisi sus, kamar atas nama Elisya Ayuninda dimana ya?". Tanya Shela.
"Oh kamar nona Ayu, ada di lantai 3. Kamar kelas 1, di ruang melati nomor 4". Jelas si suster.
"Ah baiklah terima kasih". Ujar Shela dan Rina bersamaan.
Merekapun segara berlari keruangan Ayu.
Braakk!(suara bantingan pintu)
Sontak Ayu dan Reza kaget, mereka berdiam sejenak sebelum sadar bahwa ada tamu yang masuk tanpa permisi.
"Kalo masuk pelan-pelan aja Napa? Untung gue kagak mati". Tegas Ayu.
"Heheheh... Habis kita khawatir yu, lagian kamu ngapain si Sampek masuk rumah sakit segala". Ujar Rina sambil menekuk wajahnya.
"Ah ini karena mbak Alya yang terlalu cemas, padahal sudah ku bilang untuk tenang, tapi mbakku itu benar-benar keras kepala". Balas Ayu.
Shela dan Rina duduk di sofa panjang di dekat ranjang Ayu, sebelumnya Ayu menyuruh Reza untuk membeli minum, karena air minum di ruangan sudah habis. Mereka bertiga berbincang-bincang, Ayu menyuruh mereka untuk pulang agak malam, soalnya sekalian sama Reza.
#ADIT PROV
Waktu sudah menunjukkan pukul 8 malam, Adit segera bergegas ke kafe XXXX. Ia melajukan mobilnya dengan kecepatan maksimum. Setelah sampai Adit melihat Agung dan Vito yang duduk santai disalah satu meja. Adit segera menghampiri mereka.
"Udah pesen?". Tanya Adit yang tiba-tiba datang.
"Eh astaga lo ya dit, kayak jelangkung aje Lo. Kalo nongol tu permisi kek". Ujar Agung kaget.
"Tau ni bocah, gue udah pesen. Lo pesen ndiri Sono". Balas Vito. Tak beberapa lama datanglah Rizky dan Tama, mereka berjalan dengan santainya menuju ke meja yang di duduki Adit, Agung, dan Vito itu.
"Sorry bat dah, gue telat". Ujar Tama yang langsung memanggil pelayan.
"Enak aja, udah seabad ni". Cibir Agung.
"Oh ya dit dari dulu kelas 10 kayaknya Lo sama Ayu berantem Mulu, kapan akur si? Gue tu ya Sampek bosen". Ujar Rizky.
"Ya kalo bosen gak usah diliat dong, lagian tu cewek pengen gue bunuh dah". Ujar Adit santai.
"Ntar saling suka gimana nih?". Canda Vito.
"Nah tu bener, gue do'ain moga-moga Lo jadian ma Ayu". Sahut Tama.
"Udah bosen idup Lo pada ha? Geu gak akan pacaran sama cewek galak kayak dia". Ujar Adit yang langsung pergi.
"Noh anak saha? Kerjaannya marah Mulu, dingin bat dah kayak es batu". Ujar Rizky pelan. Semua pun masih sibuk makan dengan tenang.
#BACK TO AYU
Malam ini tinggal Ayu sendiri di ruang luas itu, dia merasa sangat kesepian, karena Shela, Rina, dan Reza sudah pulang satu jam yang lalu. Ayu membayangkan sosok Adit yang selalu mengganggunya.
'sepanjang hari tanpa Adit sangat membosankan' gumam Ayu sedikit tertawa kecil.
Tiba-tiba dari luar banyak suara orang berkerumunan entah kenapa, Ayu segera keluar dan melihat kondisi diluar, saat melihat seseorang yang terbaring di ranjang ruangan VIP 1, Ayu benar-benar terkejut.
"Adit...". Rilihnya pelan dan bserjalan ke ruangan itu, Ayu menunggu seseorang keluar dari ruangan itu. Dan benar saja dokter keluar setelah setengah jam lamanya.
"Maaf nona apa anda kelurga pasien?". Tanya dokter. Ayu hanya mengangguk tanda mengiyakan.
"Jadi begini luka di kepala pasien tidak parah hanya sedikit benturan yang membuat syarafnya tegang, saya rasa dia hanya butuh istirahat. Oh ya nona bukankah Anda salah satu pasien disini juga?". Tanya dokter heran.
"I..iya benar, dia sepupuku. Tadinya aku menyuruh agar dia menemaniku karena orang tua ku berada di luar negeri, entah mungkin dia terlalu panik". Alasan Ayu.
"Baik anda bisa masuk, saya permisi". Dokter pergi dengan tergesa-gesa. Ayu pun masuk ke ruangan itu, melihat sosok orang yang selalu membuat Ayu marah itu kini terbaring di rumah sakit.
Ayu berjalan mendekati Adit yang masih memejamkan matanya, Ayu duduk di kursi sebelah ranjang Adit, menatapnya dalam-dalam. (Adit apa kau tau? Aku benar-benar sedih melihatmu sekarang, dimana Adit yang ku kenal?) Ujar didalam hati. Tak sadar Ayu meneteskan air matanya. Adit sedikit sadar melihat dengan samar orang yang disebelahnya itu.
"Ayu...". Suara Adit pelan.
"Eh dit, udah bangun". Ujar Ayu yang sontak menghapus air matanya itu.
Adit membuka perlahan matanya dan duduk bersandar di kepala ranjang rumah sakit. Adit hanya menahan sakit dikepala dan lengannya.
"Eh dit, jangan banyak gerak, Lo tu lagi sakit juga". Ujar Ayu dengan nada lembut.
(Ayu seperhatian ini sama gue... Aishh sadar dit) menggerutu dalam hati.
"Dit". Sambil melambaikan tangannya.
"Eh iya, ngapain Lo disini?". Tanya Adit dingin.
"Harusnya tu gue yang nanya, Lo habis minum ya Sampek kecelakaan gitu, lagian gue dari tadi pagi udah dirawat disini". Balas Ayu.
Adit sedikit memikirkan kecelakaan yang menimpanya.
Flashback on
'aishhhh kenapa mereka malah bahas Ayu, biki males aje' gumam Adit sambil menyetir.
Dia sangat strees, dia pikir setelah berkumpul dengan teman-temannya dia bisa menghilangkan pikirannya yang terbebani oleh dokumen kantor dan perjodohannya dengan Tasya. Namun semua itu sama saja, saking tidak fokusnya menyetir Adit tidak melihat lampu yang sudah berubah merah, dia malah melajukan mobilnya, hingga hampir bertabrakan dengan mobil yang akan melintas, Adit sudah berusaha menghindar namun malah keluar jalur dan menabrak pohon di pinggir jalan raya.
Akhirnya ada seseorang yang membawanya kerumah sakit, dah membayar biaya rumah sakitnya. Padahal orang itu tidak menabraknya.
Flashback off
"O gitu ceritanya, makanya kalo nyetir tu fokus. Jangan mikir yang aneh-aneh". Ujar Ayu yang mengambilkan segelas air putih untuk Adit.
"Nih gue balik ya, udah malem. Ntar pagi mbak Alya bakal marah kalo gue gak ada di ruangan". Ujar Ayu, sedikit demi sedikit punggung Ayu mulai menghilang dari pintu ruangan Adit.
To be continued
Jangan lupa vote ya...
bat. : banget
Saha: siapa
ndiri : sendiri