bab 9

Tiba-tiba.....

Sebuah tangan memegang pundak Ayu.

"aaaaa...." Teriak Ayu yang membuat semua menoleh ke arah Ayu.

"Eh kenapa Lo??" Ujar Agung.

"Lo tu yang kenapa? Ngagetin orang aja sukanya. Lagi serius juga" Ujar Ayu kesal. Semua tertawa mendengar jawaban Ayu itu.

"Eh dari tadi si Vito sama Rizky tu udah manggil Lo dari tadi! Kagak denger Lo? Budek dah!" Cibir Agung. Ayu langsung memalingkan wajahnya kembali ke novel.

"Mau apa?!" Tanya Ayu sengit.

"Bayar kas!" Ujar Agung yang menyerahkan uang kepada Ayu. Ayu pun menerima dan mencatat nama Agung.

....

Bel pulang berbunyi. Ayu yang sendari jam kosong tadi membaca novel sampai tidak tau kalau bel sudah berbunyi.

"Gak pulang yu?" Tanya Shela.

"Eh emang udah bel?" Ayu bertanya pada sahabatnya.

"Lo kagak liat udah sepi noh!" Cibir Rina yang terpaksa keluar lewat atas meja karena terhalang oleh Ayu.

"Lo baca apaan si yu? Kok kayaknya serius banget dari tadi!" Tanya Nia.

"Oh ini novel tentang pembunuhan, anak cewek yang dibunuh sama pacarnya sendiri gegara jalan ma sahabat cowoknya, ceritanya bagus, menegangkan, seru, juga bikin serem" Jelas Ayu.

"Pantes tadi Lo kaget!" Seru Rina.

"Udah ah ayo pulang ntar ada si hantu lagi" Ujar Shela yang berlari kecil kearah pintu. Mereka pun pulang.

....

Ayu menunggu di warung biasa, sudah lebih dari setengah jam Ayu menunggu namun supirnya tidak datang juga, akhirnya dia menghubungi Mas Dika, namun panggilannya sibuk, dia juga menelpon Mbak Alya tapi hasilnya nihil. Saat ia berusaha menghubungi supirnya, sebuah mobil berhenti didepannya.

"Bareng gak?" Suara seseorang yang familiar di telinga Ayu. Ayu pun menoleh dan melihat wajahnya.

"Rey!! Kok bisa tau sekolah ku?" Tanya Ayu.

"Udah masuk dulu! Ntar aku jelasin deh" Ujar Rey. Ayu pun masuk, Rey mengajak Ayu makan dulu disebuah resto.

....

"Rey" Panggil Ayu.

"Hmm? Kenapa?" Tanya Rey.

"Kau janji akan menjawab pertanyaan ku yang tadi!" Ujar Ayu. Rey menatap Ayu dan menggenggam tangannya.

"Oh itu, Tadi siang papa ada janji dengan Mas Dika. Mas Dika bilang supirnya sedang mengantar Mbak Alya meeting, Mas Dika mau menghubungi mu namun tidak sempat. Jadi menyuruhku menjemputmu" Jelas Rey.

"Owh begitu. Apa kau tidak sedang sibuk?" Tanya Ayu lagi.

"Tidak, oh ya yu besok aku harus kembali ke Singapura. Ku mohon kamu mau menerima satu permintaanku" Pinta Rey.

"Permintaan? Permintaan apa?" Tanya Ayu yang sedikit binggung.

"Apa kamu mau jadi pacar ku, kekasihku juga calon ibu dari anak-anakku" Tanya Rey.

"Ap... Apa? Tunggu pacar? Calon ibu? Apa maksudnya?" Tanya Ayu gugup.

"Aku benar-benar tulus mencintai mu. Apa kamu mau?" Pertanyaan Rey membuat Ayu sangat binggung

'aku haru jawab apa?' gumam Ayu.

'apa aku tolak ya? Aduh bagaimana ini?' gumamnya lagi.

"Yu, jadi gimana?" Tanya Rey kesekian kalinya.

"Bukannya aku menolak, tapi Aku anggap kamu sebagai kakakku sama kayak Mas Dika gak lebih Rey, jujur sejak awal kenal sama kamu aku ngerasa punya kakak laki-laki, dan emang Sampek sekarang kamu udah aku anggap kakak sendiri" Jawaban Ayu yang membuat raut wajah Rey berubah.

"Apa cuman itu? Padahal aku berharap banyak yu!" Dengan wajah murung Rey memalingkan wajahnya kearah lain.

"Aku minta maaf Rey, bukan ingin membuat kamu kecewa. Aku hanya belum mau pacaran" Tegas Ayu yang ingin pergi keluar, namun ditahan oleh Rey. Rey berdiri dan memeluk Ayu.

"Baiklah jika itu mau mu, aku akan bahagia jika kau bahagia" Ucapan Rey membuat Ayu tidak bisa menahan air matanya.

"Aku akan pergi agak lama, aku harap kamu bisa menemukan orang yang terbaik yu" Lanjut Rey lalu melepas pelukannya dan menghapus air mata Ayu. Lalu mereka pulang.

....

Makan malam yang sangat bahagia bagi Adit dan keluarganya. Ini saat dimana mereka bisa berkumpul setelah sekian lama.

"Dit udah punya pacar belum?" Tanya Mbak Tira, istri bang Bima.

"Eh belum Mbak" Ujar Adit dengan sedikit tenang.

"Sampai kapan? 1 tahun lagi kamu lulus, papa kan juga mau kamu bahagia nak! Kalo sampai kamu lulus, kamu belum memiliki pasangan maka papa akan menjodohkanmu dengan Tasya!" Tegas papa.

"Pa kenapa harus secepat itu, Adit kan pasti mau kerja dulu atau mungkin kuliah dulu" Bela bang Bima.

"Adit males pa" Adit lalu beranjak ke kamarnya.

Sesampainya di kamar Adit pergi ke balkon untuk menenangkan diri. Pikirannya sekarang sedang berada di titik yang membuatnya strees, dia membutuhkan seseorang yang tepat. Menerima tanpa melihat harta dan juga tulus.

"Dit omongan papa kagak usah di masukin ke hati" Ujar bang Bima.

"Lho bang kok kesini? Ngapain bukannya harusnya Abang sama mama, papa, Mbak Tira, juga anak Abang" Tanya Adit.

"Masa gue mau seneng-seneng sementara Adek gue lagi pusing gara-gara omongan papa" Jelas bang Bima.

"Lo Abang yang pengertian bang. Gue lagi suka sama cewek, dia cantik, baik, cuman galak bang. Dia temen sekelas Adit malahan" Ujar Adit. Adit bercerita tentang gadis yang disukai Adit. Dan bang Bima masih kepo siapa gadis yang diceritakan Adit, karena Adit gak kasih tau namanya.

....

Matahari bersinar dengan indah, saat untuk Ayu pergi ke sekolah, Saat didalam mobil pesan yang sama menghampiri Ayu.

"Hai cantik, udah mau sekolah ya! Good morning baby, oh ya nanti temui aku di taman kota. Kamu pasti ingat siapa aku setelah kita bertemu" pesan orang itu.

'ih siapa sih ni orang? Kagak waras kalik ya' gumam Ayu.

"Kenapa non?" Tanya supir.

"Ah gak papa kok pak. Ini ada yang salah kirim" Ujar Ayu.

"Non hati-hati non, orang kayak gitu jangan di ladenin nanti malah bahaya buat non" Ujar supir.

"Eh iya makasih pak udah diingetin, Ayu berangkat ya pak, assalamualaikum" Ujar Ayu, lalu berlari masuk ke gerbang. Supirnya merasa bingung dengan sikap Ayu.

....

Bel masuk berbunyi, guru yang mengajar memberi informasi bahwa Sabtu pukul 19.00 akan diadakan party khusus kelas XI, semua bersorak. Dan guru mewajibkan muridnya berpakaian bertema santai, jadi boleh formal atau yang biasa.

"Eh yu shopping yuk, kan hari Sabtu tinggal 2 hari lagi, kan kita harus cari baju" Ujar shela.

"Iya tu, gue kan juga butuh baju bagus" Sambung Nia.

"perasaan baju Lo bagus semua deh ni, hmm gimana yu?" ujar Rina.

Akhirnya Ayu menyetujuinya. Ditengah mereka berbincang Ayu meletakkan surat yang ia temukan di novel yang ia baca di atas meja.

Semua fokus pada surat itu dan.....

To be continued