Nia membaca surat yang diletakkan Ayu diatas meja dengan ekspresi yang tidak bisa diungkapkan. Dia membaca dengan teliti sampai akhirnya Shela juga ikut membaca dengan seksama.
"Apa isinya?" Tanya Rina yang kepo.
"Surat siapa ni yu. Si ceweknya hamil sama siapa coba?" Tanya Shela.
"Kemaren gue juga kaget baca surat itu, yang gue pikirin sekarang tu cewek masih idup atau udah mati. Karena menurut drama yang gue lihat banyak lebih milih mati dari pada jelekin nama orang tuannya dan martabatnya" Jelas Ayu.
"Kebanyakan nonton drama lu" Cibir Rina.
"Dih biarin dari pada nonton horor tapi mukanya ditutupin pakek bantal. Kan sama aje kagak liat" Balas Ayu. Nia dan Shela hanya menyimak perdebatan mereka soal drama dan film horor.
....
Setelah pulang sekolah Ayu dan teman-temannya pergi ke sebuah mall untuk membeli baju. Mereka mengelilingi hampir seluruh toko namun tidak ada yang cocok. Dan akhirnya menemukan toko di dekat lift yang begitu besar lalu masuk dan betapa terkejutnya mereka melihat baju-baju dan gaun-gaun yang anggun juga cantik. Mereka berkeliling sampai Nia menemukan baju berwarna coklat selutut.
"Temen-temen aku dah dapet nih!" Panggil Nia dan menunjukkan bajunya.
"Wah Nia pinter milih ya, warnanya bagus banget" Puji Shela.
"Hmm gimana kalau kita cari baju yang warna senada tapi beda model?" Ujar Ayu memberi saran.
"eh iya tu bagus deh" balas Nia.
Semua pun setuju dengan saran Ayu, semua mencari baju dengan warna coklat namun berbeda model. Setelah selesai mereka membayar dan aka berpindah ke toko sepatu dan aksesoris.
Setelah selesai membayar ke toko sepatu dan mencari sepatu berwarna hitam. Mereka berjalan ke setiap toko sepatu dan menemukan sepatu yang cocok untuk baju mereka. Setelah selesai membeli yang mereka butuhkan, mereka pun pulang.
....
Didalam kamar Ayu sudah menunggu saat pesta, dan Ayu berencana mengajak Reza, dalam anggapan Ayu biar Reza dikira pacarnya. Ya mau gimana lagi? Kalo Ayu gak ngajak pacar pasti Adit bakal maksa Ayu buat jadi pacar pura-pura nya.
....
Waktu mulai larut namun pekerjaan Adit belum juga selesai, bukannya selesai malah nambah 2 kali lipat dari yang diharapkan. Adit benar-benar lelah hingga akhirnya dia tertidur di meja kerjanya. Bang Bima melihat adiknya tidak tega, namun jika dibangunkan lebih tidak tega. Akhirnya bang Bima mengambil selimut dan menyelimuti tubuh adiknya lalu mematikan komputer Adit.
....
Fajar mulai terlihat Ayu mengawali hari dengan sangat bahagia. Apa lagi hari ini adalah ulang tahun Lena yang kedua tahun. Pagi ini Ayu bangun lebih awal dan segera menyapa keponakannya itu.
"Selamat pagi cantik. Tante ucapin selamat ulang tahun ya sayang, semoga kamu sehat terus dan makin pinter, oh ya juga cepet punya adik ya" Ujar Ayu yang membuat Lena binggung.
"Lena gak mau punya adik Tante" Ujar Lena dengan bahasanya.
"Lho kenapa, kan biar Lena punya temen" Lanju Ayu.
"Gak ada adik-adik kan. Harusnya tu kamu yang kasih adik buat Lena" Ujar Mbak Alya yang sedikit sengit.
"Kok Ayu sih Mbak, Ayu kan belum lulus masa disuru hamil aja" Balas Ayu yang gak kalah sengit.
"Lagian kalo Lena dapet adik kan dia pasti seneng" Sambung Ayu yang membuat Mbak Alya jengkel dan menjitak kepalanya pelan.
"Adik macam apa kau? Mbak gak mau hamil lagi!" Tegas Mbak Alya.
"Siapa yang hamil? Lena punya adik?" Tanya Mas Dika yang langsung memegang kedua pundak Mbak Alya.
Ayu hanya menatap heran kakak iparnya itu tanpa berkutik.
"Itu.. Mbak Alya gak mau hamil lagi!" Ujar Ayu sambil bermain bersama Lena.
"Kenapa Mbak?" Tanya Reza yang tiba-tiba datang.
"Kenapa gak mau dek? Kan Mas pengen Lena punya Adek apa lagi kalo cowok" Ujar Mas Dika serius.
"Kok malah pada bahas adik buat Lena sih, Mas juga, ikut-ikut mereka. Mas kan tau Lena itu lahir Caesar dan Adek baru bisa hamil lagi kalo Lena udah umur 5 tahun" Jelas Mbak Alya
"Oooooohhhhh..." Jawab kompak semuanya.
"Oh doang, udah di jelasin panjang lebar" Ujar Mbak Alya yang marah lalu membawa Lena ke kamar untuk bersiap.
"Sabar ya Mas, lagi PMS tu Mbak Alya" Ujar Ayu lalu pergi ke kamar dan bersiap juga.
....
Sampai di sekolah Ayu berencana akan membeli kado untuk Lena. Teman-teman Ayu juga ingin ikut karena mereka sangat ingin melihat Lena dari dekat.
....
Disisi lain Adit terlihat tidak sehat, wajahnya pucat dan juga panas.
"Dit ke UKS aja deh mending" Ujar Vito.
"Gak" Jawab Adit pelan.
"Eh calon suami gue kenapa? Lho gak papa kan sayang?" Tanya Tasya.
"Huuuuu..." Sorak para siswa di kelas.
"BISA DIEM KAGAK, GUE PUSING DENGERIN KALIAN NGOMONG!!!" Teriak Adit lalu pergi keluar semua pun hanya mematung termasuk Tasya. Tasya ingin ikut bersama Adit namun ditahan oleh Rizky. Akhirnya mereka menyuruh Ayu. Awalnya Ayu menolak, tapi kejadian satu tahun lalu saat Adit marah dia akan jauh merasa tidak enak, akhirnya Ayu memutuskan mengejar Adit. Ayu pergi ke taman belakang dan melihat Adit duduk sendirian sambil memegang kepalanya.
.....
flashback on
1tahun lalu....
Adit sedang ada masalah dengan keluarganya. Dia itu termasuk orang yang tertutup, gak banyak yang tau. Cuman sahabat-sahabaatnya. Dan saat itu juga kondisi kelas tengah kacau alias pada rame bahas soal guru olahraga baru yang masih muda.
Awalnya itu biasa dan wajar karena jam kosong dan kelas mereka terpencil, jadi gak terlalu ketahuan ramenya. Namun itu menganggu pikiran Adit yang tengah kacau saat ini. dia mengepalkan tangannya dan meninju meja di depannya.
"ribut banget sih Lo pada!" seru Adit.
"udah dit gak usah di tanggepin" balas Tama.
"LO DENGER INI SEKOLAH!! BUKAN TEMPAT KONSER!!" masih dengan amarahnya Adit melempar mejanya sampai terbentur tembok dan ya mejanya patah. semua diam.
Adit keluar mereka menyuruh Ayu yang mengejarnya, soalnya pas Ayu masuk dia gak tau apa-apa (habis dari WC guys). ya gitu lah.
flashback off
....
ditaman belakang
"Udah dit tenangin diri Lo dulu, jangan kebawa emosi" Ujar Ayu berusaha tetap tenang. Ayu lalu duduk disebelah Adit berusaha menengkannya. Tiba-tiba Adit memeluk Ayu. Ayu merasa sangat terkejut namun akhirnya membalas pelukannya, Ayu merasakan badan Adit yang panas seperti orang demam.
"Apa Lo sakit?" Tanya Ayu. Adit menggeleng lemas. Ayu menatap wajah Adit yang pucat itu membuat Ayu benar-benar khawatir.
"Ke UKS aja ya dit, ntar Lo kenapa-kenapa" Ujar Ayu cemas.
"Gak usah yu. Lo disini aja, Lo udah jadi obat buat gue" Ujar Adit lemah.
"Ma..maksudnya??" Ayu berkata terbata-bata. Tanpa menjawab Adit kembali memeluk Ayu, kali ini pelukannya sangat erat seolah takut kehilangan sosok Ayu disampingnya.
Sudah 10 menit mereka berada di taman, Ayu mengajak Adit masuk karena sudah sedikit lebih baik. Adit berjalan perlahan sambil mengandeng tangan Ayu dengan sangat erat. Saat hampir sampai di kelas, Ayu melepaskan gandengannya dan masuk duluan ke kelas yang kemudian di susul Adit.
Semua menoleh kearah Ayu yang masuk yang juga disusul oleh Adit, mereka tersenyum karena Ayu berhasil meredakan amarah Adit, jika tidak maka semua meja akan terbelah jadi dua.
"Khemm... Aduh tenggorokan gue keselek bola" Cibir Agung.
"Gue aminin kelar Lo, diem aja dah, lagi liat Drakor juga" Ujar Rizky.
"Apa maksudnya? Drakor? Emang si Ayu mau sama Adit" Cibir Rina.
"Siapa yang gak mau sama Adit, kan dia kaya, ganteng, pinter lagi" Sahut Vito.
"Ayu tu gak matre ya, dia juga kaya. Tapi dia mau cari cowok yang baik dan hangat gak dingin" Cibir Shela. Pertengkaran pun di mulai dan itu membuat Adit memunculkan lagi amarahnya. Dengan sigap Ayu memeluknya agar tenang. Sekejap suasana kelas sunyi. Hingga pada akhirnya....
To be continued
eaaa pada kepo ya!!