Ayu mengetuk pintu dan.....
Setelah lama mengetuk pintu beberapa kali, Yang membuat Ayu marah adalah ketika tak kunjung ada yang membukakan pintu untuknya.
"IYA BENTAR!!" Teriak dari dalam rumah. Tak lama...
"Anak gadis baru pulang pagi-pagi. Ganggu orang tidur" Ujar Mbak Alya.
"Yaelah Mbak, masih untung Ayu pulang, nah kalo kagak? Mbak mau cari Ayu Sampek ke ujung dunia?" Ujar Ayu sedikit mengejek Mbaknya itu.
"Ada apa sih ribut-ribut?" Tanya Mas Dika yang tiba-tiba muncul.
"Lho ini siapa yu? (nunjuk ke Adit) pacar kamu ya?" Tanya Mas Dika yang spontan memberi pertanyaan itu. Mbak Alya hanya tersenyum kecil.
"Bukan Mas ini tu temen Ayu, lagian Mas juga bangun-bangun udah bilang dia pacar Ayu" Ujar Ayu yang sedikit kesal.
"O ya siapa namanya?" Tanya Mbak Alya.
"Adit Mbak" Jawab Adit dengan cepet sebelum Ayu berbicara.
"Waa... Nama kalian sama-sama A ya, jodoh kalik ya? Eh dit ayo masuk dulu, kita sarapan bareng-bareng mumpung hari Minggu" Ujar Mbak Alya yang menarik tangan Adit sampai ke dapur. Ayu dan Mas Dika hanya mengikuti, Ayu pergi ke kamar untuk mandi juga Menganti baju. Setelah Ayu selesai, Ayu turun dan menuju meja makan.
"Mbak lagian Ayu sama Adit udah sarapan di jalan" Ujar Ayu.
"Kalo kamu gak mau makan gak papa kok, asal calon adik ipar Mbak gak kelaparan" Ujar Mbak Alya.
"Nah bener tuh, gak papa kan dit makan lagi?" Sambung Mas Dika.
"Oh gak papa Mas, Mbak"
"Tuh si Adit aja gak kenapa-kenapa kok. Udah sana bangunin Lena suru ikut sarapan juga" Perintah Mas Dika. Tanpa menjawab Ayu pun pergi ke kamar untuk membangunkan Lena, kamar Lena disebelah kamar Mas dam Mbaknya. Dia membangunkan Lena dengan hati-hati agar tidak membuatnya menangis.
"Lena..... ayo bangun, mama udah masak lho, makanannya keburu dihabisin papa nanti!" Ujar Ayu sambil mengelus kepala keponakan nya itu.
"mmh ya Tante" Ujar Lena yang langsung duduk. Ayu pun mengajak Lena ke kamar mandi untuk mencuci muka dan mandi dengan air hangat.
10 menit kemudian
Ayu dan Lena turun menuju meja makan, saat sudah sampai di lantai bawah, Lena langsung berlari menghampiri papanya.
"Papa gak makan semua makanan Lena kan?" Tanya Lena.
"Gak dong sayang, emang siapa yang bilang kalo papa mau ambil makanan Lena?" Tanya Mas Dika pada putri nya itu.
"Tante" Jawaban singkat Lena yang langsung duduk di samping papa nya.
Sarapan pun berlalu, namun Adit masih di rumah Ayu karena saat dia ingin pulang Mbak Alya dan Mas Dika tidak mengijinkannya pulang. Ayu hanya bisa pasrah dan bermain dengan Lena. Sesekali Lena juga bermain bersama Adit.
Waktu sudah menunjukan Dzuhur. Adit pamit karena ada pekerjaan di kantornya, padahal itu alasan yang dikasih Ayu, biar Adit cepet pulang. Sebelum pulang Ayu memberi baju yang ia pinjam ke Adit. (BTW ITU BAJUNYA, BAJU KOTOR YA. SOALNYA AYU LAGI MALES NYUCI).
"Mbak, Mas, em Adit pulang dulu ya. Soalnya ada kerjaan dadakan" Ujar Adit.
"Kamu udah kerja ya?" Tanya Mbak Alya.
"Hmm iya Mbak, ngurus perusahaan papa" Ujar Adit dan langsung keluar setelah pamitan dengan Mbak dan Masnya Ayu.
....
Hari mulai panas, Adit kembali ke rumah dan melihat pemandangan yang tidak enak, siapa lagi kalo bukan Tasya yang caper sama kedua orang tuannya. Adit hanya menyapa mama dan papa nya, lalu segera naik ke atas. Sebenarnya papa Adit ingin marah namun ditahan oleh mamanya.
'sial ngapain si papa sama mama masih deket ma tu cewek' gumam Adit.
'gue gak bakal mau nikah sama orang yang matre' gumamnya lagi.
Kenapa Adit bisa tau kalo Tasya itu matre?, Jawabannya karena waktu papa nya Tasya jadi salah satu klien di perusahaannya papanya Adit. Adit gak sengaja denger papanya Tasya ngobrol sama sekretarisnya, kalo dia mau jodohin putri semata wayangnya dengan Adit untuk mengambil seluruh harta keluarga Subroto lalu setelah itu menelantarkan mereka. Dan sebenernya guys Tasya itu juga punya pacar di London dan mereka juga berinisiatif mau nikah kalo udah dapet harta dari keluarga itu.
back to story
Adit hanya duduk menatap langit cerah yang sebagian mendung, rasanya langit pun tau perasaan Adit saat ini.
"Aden ada masalah ya?" Tanya bibi.
"Hmmm iya bi" Ujar Adit, bibi lalu duduk disebelah Adit.
"Cerita sama bibi, Aden pasti langsung tenang" Ujar bibi sambil mengusap kepala Adit. Adit menceritakan yang selama ini ia pendam, karena ia tidak mau menceritakan pada siapa pun. Setelah bercerita Adit pamit ke bibi karena ada dokumen dari sekretarisnya.
....
Hari berlalu dengan indah, hujan turun dengan deras. Sore ini ayu duduk di jendela kamar sambil menatap hujan. Ayu memikirkan jawaban apa yang harus diberikan ke Adit, Ayu tidak ingin membuat Adit kecewa karena jawabannya, karena dia sudah menolak Rey.
Pintu sedikit demi sedikit terbuka. Seseorang menghampiri Ayu dan duduk disebelahnya.
"Kamu kenapa yu?" Tanya Mbak Alya.
"Eh Mbak Alya, hmm Ayu binggung Mbak, Ayu ditembak sama Adit. Cuman Ayu belum jawab dan Ayu masih mikir jawaban yang gak buat Adit kecewa, karena dia udah banyak nolongin Ayu" Cerita Ayu pada kakaknya itu.
"Oo jadi si Adit tadi lagi PDKT sama kamu?" Tanya Mbak Alya yang diakhiri tawa.
"Apa sih Mbak, Ayu ini serius lho, Mbak malah ketawa" memanyunkan bibirnya.
"Iya iya.. maafin Mbak, ya gini aja, kalo kamu bener-bener suka dan merasa Adit itu baik buat kamu gak ada salahnya kamu terima. Ikut semua yang hati kamu ucap yu, sebelum kamu menyesal di kemudian hari. Pikirkan yang terbaik buat kamu, tapi kamu gak boleh egois sama diri sendiri" Saran Mbak Alya pada adiknya itu diakhiri memeluk adiknya itu.
"Hmm bener kata Mbak Alya, Ayu bakal ikut semua yang hati Ayu bilang dan mencoba gak egois Mbak" Ujar Ayu. Tak beberapa lama Mbak Alya pun keluar dari kamar, sedangkan Ayu masih mencoba mencari jalan keluar dari dalam hatinya.
Hari mulai gelap namun hujan belum juga reda, Ayu tidur lebih awal karena sangat dingin. Dia memejamkan matanya namun tiba-tiba hpnya berdering. Ada panggilan masuk. Ayu mengangkat tanpa mengecek siapa yang menelponnya.
"Hallo?"
"Akhirnya diangkat juga..... sayang apa kau sudah tidur?" (Suara orang yang selalu ia dengar. Dengan sigap Ayu mematikan panggilan telpnya dan kembali tidur)
Setelah panggilan telp di matikan, orang itu masih berusaha menghubungi Ayu, tidak hanya 2 kali tapi beberapa kali. Hingga Ayu merasa sangat kesal dan dia menjawab.
"Dengar tuan saya tidak mengenal anda, berbicaralah seperti orang yang baru kenal! Jangan memanggil dengan panggilan seolah saya kekasih anda! Saya bahkan tidak mengenal anda sama sekali! Camkan itu!" Balas Ayu dengan kesal.
"Apa kamu sudah gila? Kita bahkan sudah pacaran 2 tahun dan kamu bilang tidak mengenal saya" jelas orang itu.
"Jangan mimpi tuan. Saya tidak punya pacar seperti anda" tegas Ayu.
"Dengar tuan jangan pernah hubungi saya lagi paham" tegas Ayu lagi, lalu mematikan telp nya dan memblokir nomer itu juga ia berencana Menganti nomor telp nya besok pagi.
....
Fajar mulai menampakkan dirinya, dimeja kerja Adit terbangun dari tidurnya. Dia beranjak pergi ke kamar mandi dan bersiap ke sekolah. Hari ini mungkin menjadi hari yang sibuk untuk Adit, entah lah dia harus ke kantor untuk meeting dengan klien setelah pulang sekolah lalu malamnya dia harus mengurus perpindahan perusahaannya yang akan lepas dari tanggung jawab papanya. Ya itu hari yang sangat melelahkan.
....
Ayu berangkat seperti biasa, diantar supir di depan warung sederhana. Ayu berpamitan pada supirnya dan bilang bahwa dia akan pulang agak terlambat karena ada tugas dadakan dari OSIS.
"Pak nanti Ayu pulang jam 6 ya, ada tugas dadakan" Ujar Ayu.
"Baik non, hati-hati di jalan" Balas si supir. Ayu turun dan berjalan menuju gerbang sekolahan, menyapa para security Dan bersalaman pada guru yang berbaris di depan.
Ayu berjalan menaiki tangga satu per satu. Saat akan masuk ke kelas dia dihadang oleh Tasya dan teman-temannya.
"Gini ni... kalo pelakor lewat, santai aja jalannya" Cibir Intan.
"Jaga bicara Lo" Sahut Ayu.
"Oo bukan pelakor, dia jalan9 kok tan" Tambah Erika. Mereka pun tertawa dan membuat Ayu marah dan akan memukulnya namun sudah di dahului oleh Rina.
"Jangan berani Lo sebut sahabat gue dengan sebutan kotor kayak Lo!" Tegas Rina.
"Oh ya lagian Ayu bukan pelakor. Sya harusnya Lo sadar diri kalo Adit gak tertarik sama tubuh indah Lo itu.... Hahahahaha" Cibir Shela dan Nia.
"Apa Lo bilang!!!" Teriak Tasya dan akan menampar Shela dan Nia, namun ditahan oleh Ayu.
"Jangan harap Lo bisa nampar sahabat gue! Gue ingetin jaga calon suami dan jangan biarin dia jalan sama orang lain selain Lo, bukan cuman gue. Banyak Adek kelas yang udah ngedate sama Adit! Camkan baik-baik" Ujar Ayu dengan emosi yang sudah mencapai titik tertinggi. Lalu dia dan sahabatnya meninggalkan Tasya dan teman-temannya yang masih berdiri mematung di depan pintu.
....
Jam berlalu sekarang Ayu berada di ruang OSIS. Sebagai anggota OSIS Ayu terbilang yang paling sering memberi solusi kepada semua anggota untuk menyampaikan saran dan masukan mereka.
"Bagaimana teman-teman jika kita ada kan perkemahan bulan depan, setelah ujian tengah semester?" Tanya ketos.
"Hmm boleh aja bang! Tapi kita kasih waktu seminggu buat mereka istirahat sebelum kemah. Juga kita harus banyak persiapan sebelum ujian jadi kasian mereka" Ujar salah satu anggota.
"Ah benar, saya setuju dengan kamu. Saya akan menentukan siapa yang akan ikut saya juga sekertaris saya mencari tempat kemah. Yang lain bisa belajar seperti biasa, o ya ada 5 orang anggota yang akan ikut mensurvei tempat kemah kita. Jadi ada lagi?" Tanya ketos.
"Yang menentukan game bagaimana Mas?" Tanya Ayu.
"Oh ya yu kamu gak usah mikirin itu biar anggota lain dan wakil kita aja, karena kamu bakal ikut survei tempat" Ujar ketos.
"Jadi yang ikut survei: Ayu, Dimas, Rizky, Vito, sama Rena. Kalian siap!" Jelas ketos lagi.
"Siap Mas" ujar semua bersamaan. Rapat pun selesai semua kembali ke kelas, sebenarnya Adit juga ikut OSIS, cuman gara-gara dia ngurus perusahaan jadi dia milih keluar dari pada tugasnya semakin berat.
....
Hari mulai petang, pukul 6 sore Ayu keluar dari pagar sekolah dan mendapati Mbak Alya dan Mas Dika duduk di warung bersama Lena juga.
"Mbak Alya!" Panggil Ayu. Mbak Alya pun menoleh karena merasa dipanggil. Ayu menghampiri mereka, Ayu duduk diseberang Mbak Alya.
"Mbak yang jemput Ayu?" Tanya Ayu.
"Iya yu, sekalian mau jemput Reza. Nanti jam 7 katanya pesawatnya baru mendarat" Ujar Mbak Alya.
"Lho gak bareng Adit yu?" Tanya Mas Dika.
"Apaan sih Mas, Adit ya pasti udah pulang. Dia kan gak ikut OSIS" Balas Ayu kesal.
....
Tak beberapa lama mereka mampir ke mushola untuk sholat Maghrib. Lanjut ke bandara.
Sampai di bandara, Ayu benar-benar dikejutkan oleh seorang wanita yang sangat mirip dengannya, ia ingin menghampiri namun tangannya sudah ditarik oleh Mbak Alya.
'siapa wanita tadi? Kok mirip sih sama gue?' gumam Ayu yang binggung.
Tak beberapa lama, akhirnya Reza keluar dengan koper kecil.
"Gimana za, urusan di kantor cabang beres kan?" Tanya Mas Dika.
"Aman Mas, cuman kemaren ada sedikit masalah, tapi tenang udah Reza urus Sampek tuntas" Ujar Reza.
Sekarang hari sudah larut, Adit baru sampai dirumah. Pukul 1 dini hari tepatnya, Adit berencana libur besok, namun mama dan papanya tadi malam baru saja terbang ke Australia. Ya Adit di rumah sama bibi deh jadinya. Adit merebahkan dirinya di kasur, sambil memikirkan sesuatu, ya siapa lagi kalo gak Ayu.
Dia mengingat saat Ayu masak untuknya dan mau tersenyum untuk Adit walau hanya sekilas. Ya memang Ayu itu baik hati dan murah senyum tapi tidak untuk Adit.
"Yu... kapan Lo bisa nerima gue jadi pacar Lo. Bahkan jadi suami Lo" Ujar Adit. Tak lama setelah itu Adit memejamkan mata dan tidur.
....
Pagi hari....
Semangat baru untuk Ayu, banyak hal yang harus ia siapkan menjelang PTS. Ya salah satunya fotocopy materi, print materi dan mencari materi. Itulah rutinitas Ayu.
'Sekertaris cuma membantu tanya materi ke guru yang ngajar, ketua kelas cuma nerima beres doang, wakil ketua kelasnya malah bantuin gue. Emang ya tu ketua seenaknya aja, nasib gue!!' gumam Ayu.
....
Bel masuk berbunyi, sekarang sudah jam ke 3, guru yang mengajar hari ini sedang sibuk. Dan materi yang akan dipelajari di pasrahkan semua pada Ayu dan Lyra.
Jam istirahat tiba, sahabat Ayu kecuali Ayu pergi ke kantin untuk jajan, tak disangka Nia melihat sosok Ayu berada di ruang kepala sekolah.
" Eh gess, tunggu deh! Bukannya itu Ayu ya? Kok bisa disini sih? Bukannya di harusnya di koperasi buat fotocopy!" Ujar Nia sambil menunjuk Ayu.
"Eh iya bener, ngapain sih si Ayu?" Shela berbalik tanya ke Nia.
"Gue tanya ke Lo, malah balik nanya" Ujar Nia spontan.
Tiba-tiba...
To be continued
siapa ya itu orang
wah kepo banget ya.....