siang ini Ayu pergi mengajak Lena berjalan-jalan ke mall. dia juga janjian dengan Adit.
"Lena mau main apa sayang" tanya Ayu yang mengandeng tangan keponakannya yang berusia 3,5 tahun itu. Lena menunjuk ke arah kereta, dan Ayu bergegas ke sana. Lena naik bersama anak yang lain.
"yu" panggil seseorang. karena merasa dipanggil Ayu menoleh ke sumber suara. ya siapa lagi kalo bukan Adit.
"lama banget sih! gue udah nunggu hampir satu jam" ujar Ayu dengan nada kesal.
"maaf ya. tadi agak ada masalah dirumah"
"oh" seakan tau masalah apa itu.
tak lama Lena menghampiri Ayu.
"anak Lo? wah berarti Lo udah punya suami dong" tebak Adit.
"enak aja(memukul tangan Adit), dia ini keponakan gue, anaknya Mbak Alya. oh ya Lena Salim sama om" titah Ayu pada Lena.
"hai cantik namamu Lena ya" sahut Adit membalas tangan Lena. Lena hanya mengangguk malu.
"hmm gimana kalo kita main di sana. Lena mau gak" Len mengangguk lagi.
"kalo mau, om gendong ya" dia mengangguk lagi lalu menghampiri Adit.
mereka berjalan ke arah area bermain keluarga.
....
"Pi pokoknya Tasya mau nikah sama Adit titik, gak ada penolakan Pi" rengek Tasya pada papinya.
"Tasya kamu gak denger kemarin Adit bilang apa?"
flashback on
malam ini Tasya dan papinya pergi ke restoran untuk dinner bersama keluarga Adit. Tasya berdandan Serapi dan secantik mungkin agak mamanya Adit terkesima dengan penampilannya.
"wah Tasya kau anggun sekali nak" ujar mama Adit.
"terima kasih Tante. Tasya jadi malu deh" bohong nya.
"jadi kita telah menentukan tanggal pertunangannya" sahut papa Adit.
"wah bagus sekali kawan" seru papi Tasya.
'tujuanku sebentar lagi' batin papi Tasya.
'perfect! setelah mereka dibodohi, mereka akan tercampakan' batin Tasya.
jangan bilang Tasya gadis lugu yang ramah. dia wanita licik yang gila akan kekuasaan. ya dia memang sudah kaya namun itu belum cukup baginya. apa lagi papinya yang sudah lama mengincar perusahaan keluarga Adit.
"pa Adit mau ngomong sesuatu" ujar Adit disela-sela perbincangan semua orang.
"ya bicaralah" sahut papanya dingin.
"Adit udah punya pacar" tegas Adit.
"ap...apa kamu kok gitu sih dit" Ujar Tasya yang dibuat-buat. Adit memang kesal dengannya. mamanya menenangkan pikiran papanya dan membatalkan pembicaraan soal pertunangan sampai papa dan mamanya bertemu langsung dengan sosok pacar Adit.
flashback off
"papi lagi usaha, kamu tenang aja"
"makasih Pi" ujar Tasya lalu pergi ke kamarnya.
'lihat aja! Lo bakal jadi milik gue dit, dan harta lo' gumam Tasya.
'eh tunggu siapa ya pacarnya' gumamnya lagi.
....
setelah lelah bermain, Ayu, Adit dan Lena menuju food court. mereka memesan nasi dan paha ayam untuk Lena, big burger untuk Adit, medium burger dan cheese fries untuk Ayu. minumnya cola untuk Adit dan Ayu dan es teh untuk Lena.
....
setelah makanan habis, mereka bergegas pulang, karena Lena sudah mengantuk, bahkan saat Adit dan Ayu sedang berbincang dia sudah tertidur. Ayu tadi berangkat naik taksi jadi Adit mengantarnya pulang.
"makasih buat hari ini ya yu" ujar Adit yang mengakhiri keheningan.
"iya, oh ya makasih juga buat udah bantuin jagain Lena. sebenernya tadi gue gak mau bawa dia, cuman papa mama lagi ada meeting dadakan dihari libur" sahut Ayu.
"gak papa lagi, gue seneng Lena ikut. kan jadi gak ada setan😂😂"
"eh iya bener. ternyata Lo humoris juga ya" ujar Ayu yang tertawa kecil.
"ya emang gue kayak gini, gue cuman males ketawa sama senyum aja" ujarnya.
"hmm kapan-kapan gue boleh ketemu sama Kiara dan Jeson kan?" tanya Ayu.
"kalo Abang gue balik, gue kasih tau deh" ujar Adit.
tak berselang lama mereka sampai pada tempat tujuan.. ya rumah Ayu. Ayu turun dan Lena di gendong Adit. padahal awalnya Ayu tidak memaksa namun malah Adit yang memaksanya.
"makasih ya dit ya dit udah jaga adik sama anak Mbak dengan baik" ujar Mbak Alya.
"sama-sama kok Mbak"
"Lena gak ganggu kalian pacaran kan?" tanya Mas Dika. Ayu memukul tangan Mas Dika pelan.
"gak kok" kini pipi Ayu telah memerah.
"ya udah kalo gitu, saya pamit ya Mbak, Mas, emm yu"
"ya hati-hati" ujar mereka bertiga bebarengan.
....
di sekolah Rina sudah masuk seperti biasa. disapa hangat oleh sahabatnya.
"eh udah sehat ya. gak mati aja sekalian" cibir Intan. Rina sudah mengepalkan tangannya namun Nia mencoba menengkannya.
"apa urusan Lo, pergi sana" sahut Ayu.
"iya kayak gak ada kerjaan. eh btw kalo gak ada kerjaan nih kerjaan gue kerjain (memberikan bukunya)" ujar Shela.
"Bodo suka hati gue lah" sahut Intan.
"denger ya cewek SKSD kayak kalian itu pantes dapet pembalasan ingat" Erika. setelah itu mereka berdua pergi. Tasya? Bodo amat lah dia mau kemana batin mereka ber5.
"oh ya udah aku ke kelas ya temen-temen, sampai jumpa nanti di kantin" ujar Kia.
"iya bay Kia" Sahut mereka semua
....
Ayu memesan makanan namun tiba-tiba Erika tak sengaja menabraknya dan kuah baksonya tumpah di bajunya.
"eh Lo ya jalan pakek mata!" bentak Erika.
"Lo nyalahin gue! eh Lo yang nabrak gue!" balas Ayu. mereka pun beradu mulut dan menjadi bahan tontonan pada murid disana.
"terserah Lo" balas Ayu.
"minta maaf"
"enak aja Lo yang salah" tangan Erika geram dan akan menampar Ayu, namun ditahan oleh seseorang. siapa lagi kalo bukan Adit, jelas pacarnya.
"lepas dit" berontak berusaha melepas cengkeramannya.
"siap suru nampar dia"
"apa urusan Lo ha! Lo tu siapanya dia ha!" bentak Erika.
"gue Lo nanya gue siapa?"
'semoga Adit gak bocor' batin Ayu.
"DIA PACAR GUE! NGAPA LO, SEWOT!" bentak Adit yang membuat semua melongo tak percaya
"APA!!" teriak semua siswa siswi disana.
"aaa masa depan gue" ujar para ciwi-ciwi
Tasya mendengar itu menampar Ayu dengan tangannya, yang membuat gadis bersurai hitam bergelombang itu terhjaruh.
"Ayu" ujar Rina yang berusaha membantu Ayu berdiri. karena tamparan yang cukup kuat itu membuat Ayu menitihkan air matanya.
"ikut gue" ujar Adit menarik tangan Ayu dengan sangat emosi. semua hanya diam mematung menatap kepergian mereka berdua.
....
Di UKS
Adit mengambil kotak P3K di nakas sebelah ranjang UKS. dia duduk di pinggir salah satu ranjang sambil memandang Ayu yang masih menangis sambil beberapa kali terisak sambil memegangi pipi kiri dan menunduk agar Adit tak melihatnya.
Adit menarik Ayu kedalam dekapannya, dan Ayu menangis sejadi-jadinya dipelukan Adit.
"gak papa yu, gue obatin ya" ujar Adit sambil mengelus punggung Ayu guna menenangkannya.
"gue punya salah apa dit? sahabatnya ngejek sahabat gue dan Rina gak bales dia, tapi kenapa dia malah nglakuin ini sama gue" masih sedikit terisak.
"udah gak usah inget kejadian itu ya" lalu melepas dekapannya dan mengolesi salep ke pipi Ayu.
....
"dek pipi kamu?" ujar Mbak Alya.
"gak papa kok Mbak, tadi kebentur meja" bohong Ayu.
"gak mungkin, ini bekas tamparan. siapa yang nglakuin ini? bilang sama Mbak" tegas Mbak Alya.
"bukan apa-apa Mbak, ini bener kebentur meja doang" ujar Ayu lalu berlalu ke kamarnya.
....
Adit membanting pintu kamarnya kasar. mamanya menghampiri dan mencoba menenangkan putranya itu.
"kamu kenapa dit?" Tanya mamanya pelan.
"Tasya ma" ujar Adit.
"Tasya? Tasya kenapa?" tanyanya lagi
"dia nampar pacar Ayu gegara sahabatnya ketumpahan kuah bakso" jawab Adit.
"Adit gak mau nikah sama Tasya titik. gak mau ma" tegas Adit lalu berlalu ke kamar mandi untuk sejenak berendam agar meredakan amarahnya.
to be continued
maaf kalo ada typo!