happy reading readers...
Tak terasa malam ini adalah malam tahun baru, Ayu, Kia dan keluarga juga sudah sampai di kediaman Mbak Alya, ya rumah itu memiliki 9 kamar dan 4 kamar mandi, jadi cukup saja bila ada tamu datang.
kamar paling depan adalah kamar Reza, tepatnya didekat ruang keluarga. kamar kedua, ada di dekat dapur, itu kamar tamu, dan sebelahnya juga kamar tamu. kamar ke empat ada di atas, didekat balkon kamar, itu kamar milik Ayu. kamar sebelahnya, itu kamar tamu, lalu disembahnya kamar tempat menaruh pakaian yang sudah di jemur, kamar ke 7 yang berada di seberangnya adalah kamar Lena, sebelahnya lagi kamar Dev, lalu kamar ke 9 atau lebih tepatnya kamar Mbak Alya dan Mas Dika.
"ribet banget" author
"Sultan bebas" Ayu
"wah jahat kalian malam taun baruan bareng-bareng nah gue jomblo" author
"sukurin" Adit
"ngapain Lo dateng, kagak diundang juga"
"bodo"
"aish lanjut-lanjut pusing pala ku"
back to story....
semua berkumpul baik keluarga Ayu, Adit, Mas Dika dan lain lain.
"Lena, ajak Dev Dan Lyra main dikamar ya, juga nanti kalo mereka sudah mengantuk ajak mereka tidur paham" ujar Mas Dika pada putri sulungnya itu.
"oh ya yu kemarin aku ketemu Rina"
"dimana?"
"di cafe, dia kayaknya masih ngerasa bersalah banget deh"
"apa dia udah beneran berubah?" kini Adit bertanya.
"rasanya aku gak bisa percaya" Agung
"kenapa kalian gak bisa maafin sih, aku yakin dia udah berubah kok, apa lagi waktu liat Lyra pasti dia gak ada niat jahat lagi"
"kok kamu jadi belain dia sih yank"
"bukan gitu, cuman apa salahnya kasih kesempatan dia"
"bener itu nak, bunda setuju"
"tapi Bun" Mas Dika
"kalian harus saling memaafkan bukan, beri ia kesempatan untuk menjadi lebih baik, toh Riga juga bentar lagi keluar dari penjara, jadi kasih mereka kesempatan"
"bunda ada benarnya, kenapa kita jadi sedih-sedih gini sih. kan ini malam tahun baru harus seneng donk" seru Ayu.
'liat saja, Ayu aku akan membalas mu' seseorang dibalik persembunyian nya.
malam sudah larut, setelah menidurkan anak-anak. mereka menyalahkan kembang api dan membuat api unggun, ya malam tahun baru yang indah.
....
pagi hari ini mereka semua berencana pergi ke Ancol, Yap tempat itu tentu akan ramai. namun mereka hanya ingin berjalan-jalan, tapi sebelum ke Ancol mereka akan pergi ke Dufan dulu. bahkan orang tua Adit dan kakaknya juga ikut.
"dit ayo beli eskrim, sudah janji loh" pinta Ayu.
"ya baiklah" Adit menarik tangan Ayu.
"mama liat itu" ujar Lyra.
"wah sepertinya itu seru, tapi Lyra belum boleh naik, nanti jika sudah besar baru boleh ok" dibalas anggukan oleh Lyra.
mereka berkumpul di area makan, bunda, mommy, mamanya Adit dan mamanya Agung memutuskan menjaga cucu mereka, dan membiarkan para pasangan kecuali feri pergi berkencan. hahaha kencan masal ceritanya.
"bunda tega sekali, feri kan jomblo bun" rengek feri.
"cari saja, banyak sekali bule disini" ujar Ayu.
"aish Mbak ini, mana mau nanti sama feri" semua tertawa mendengar jawaban si bungsu.
"ya sudah sana pergi sama anak-anak" seru Mas Dika.
"Mas feri udah gede" rajuknya lalu ia pergi meninggalkan semuanya. mereka boleh pergi kesemua tempat namun harus kembali ke tempat awal, yang ditandai sebagai titik nol pertemuan mereka.
Ayu dan Adit menaiki wahana yang memacu adrenalin, Mas Dika dan Mbak Alya juga sama namun saat di rumah hantu Mas Dika membujuk Mbak Alya tidak masuk kedalam, namun Mbak Alya nekat. Agung dan Kia menikmati dunia laut dengan damai, bang Nathan dan teh Ira hanya berjalan-jalan mengingat teh Ira sedang mengandung.
....
Rina menjelajahi ruang penjara ya, iya ingin menemui Riga tentunya.
"kau menangis? ada apa cerita lah" tanya Riga.
"Tasya"
"apa yang ia lakukan? apa ia mengancam mu lagi" Rina mengangguk dan masih menangis.
jadi sebenernya tujuan Rina dan Riga jadi jahat itu, karena ancaman Tasya dan keluarganya, ayah Rina meninggal karena ulah papanya Tasya, dan perusahaan papanya Riga bangkrut karena juga. Tasya mengancam Rina, jika ia tidak membuat keluarga Ayu sengsara ia akan membunuh ibunya.
"ibu, ibu dalam bahaya ga"
"tenang lah, kejahatannya akan terbongkar"
"tapi aku takut ga"
"percayalah, 1 Minggu lagi aku akan keluar, dan kita akan menjelaskannya pada Ayu dan yang lain" sambil mengusap air mata Rina.
"waktunya sudah habis" ujar seorang polisi.
"jaga dirimu"
Rina berjalan menuju rumah ibunya, betapa terkejutnya ia mendapati pintu rumah yang terbuka, setelah ia masuk, ia melihat ibunya tergeletak di ruang tamu dengan banyak darah.
"i...Ibu" teriak Rina sambil menghampiri ibunya.
"ibu bangunlah"
"hahaha sudah kubilang pisahkan Ayu dan Adit, buat keluarganya menderita, tapi kau. kau malah menghilang, sekarang lihat akibatnya" ujar seseorang.
"sya ku mohon, aku sudah bersalah pada sahabatku. biarkan mereka hidup tenang" ujar Rina pada Tasya.
"urus dia" dua orang lelaki membawa Rina, dan menghajarnya habis-habisan. banyak memar di wajah, tangan dan kakinya. ia sekarang hanya bisa menangis di samping ibunya, tentu wajahnya pucat dan tubuhnya sangat lemas.
tak beberapa lama kemudian.
"kak"
"ka...kakak" teriak seseorang yang melihat Rina jatuh pingsan.
....
semua duduk bersantai di meja makan menikmati makan malam mereka, ini adalah hari kedua tahun baru, besok semua akan pulang ke asalnya. binatang kali ah...
"besok aku akan pulang, jaga dirimu" ujar Ayu.
"ada yang ingin ku sampaikan"
"katakanlah"
"maukah kau menikah dengan ku?"
"a..apa?!"
"baby, will you marry?" sambil berjongkok dan memberi sebuket bunga. Ayu mengangguk dan memeluk Adit dengan tangis bahagianya.
"cieee yang mau kawin" goda Kia.
"apaan sih Ki" Ayu yang digoda hanya menunjukkan wajah memerahnya dan menyembunyikan nya di dada Adit.
"jangan goda putri ku"
"aku juga putri bunda bukan?" balas Kia.
"iya nak kau juga putri bunda"
....
disisi lain, adik Rina tengah menunggu kakaknya dan menunggu jasad ibunya. perasaanya bercampur aduk. dokter keluar dari ruangan kakaknya.
"bagaimana kondisinya dok?"
"ia mengalami memar yang cukup banyak, dan ya ia menyebutkan nama Riga, apa bisa kau panggil ia kemari?"
"tapi ia di penjara dok"
"baiklah anda boleh masuk, saya akan izin ke pihak kepolisian"
"Riga" lirih Rina.
"Riga" lirihnya lagi. tangannya gemetar, nafasnya tak beraturan ditambah wajah pucat itu.
"kak tenanglah, aku ada disini" ujar adiknya yang menggenggam erat tangannya.
"Riga" lirihnya lagi.
"Riga" kini suaranya memelan, dan bahkan sudah tidak ada. adiknya pun segera memanggil dokter dan dokter mengecek kondisi Rina.
"maaf nak" ujar dokter ia menundukkan kepalanya.
"ada apa dok?"
"ia sudah meninggal" ujar dokter.
bugh..
semua menoleh ke sumber suara.
"kak Riga"
to be continued
gimana readers ceritanya?
maaf jika ada typo dan lain sebagainya
happy day