mereka makan bersama dengan tenang. ada beberapa canda tawa sekolah dan membicarakan malam itu, jujur Ayu sangat malu dengan malam itu.
setelah makan Ayu memilih di dalam kamar, karena ia ingin mengurangi rasa sakitnya.
drrrtt
telp POV
"halo Mas Riga kenapa ya?"
"yu aku udah baca semua surat di dairy nya Rina. aku bakal usaha buat jatuh cinta sama Risa.
"Mas tapi aku gak maksa lho"
"iya, ini keinginanku sendiri kok. makasih udah nyampein pesen dari Rina ya"
"iya Mas sama-sama"
telp end
Ayu menutup telp lalu memandangi wallpaper ponselnya yang menggambarkan ia, Shela, Nia, Rina, dan Kia sedang makan di kantin bersama.
"andai saja waktu itu aku datang" lirih Ayu sedikit menumpahkan air matanya.
"jangan menangis sayang, biar semua yang terjadi berlalu. buat hidup ini jadi baru, memulai lembarannya. Aku sudah dengar apa yang kau bicarakan kemarin. mimpi itu juga datang padaku"
"benarkah? apa Rina benar-benar ingin Risa menjadi milik Riga seutuhnya?" Adit mengangguk sembari menghapus beberapa butir air mata yang masih ada di pipi Ayu.
"berjanjilah untuk selalu ada" ujar Ayu sembari memberi kelingkingnya.
"aku tidak bisa berjanji. tapi aku akan berusaha ada di sisimu, di setiap waktu yang berputar. bersama" ujar Adit.
"oh ya sayang, besok kita akan ke Singapure. jadi nanti kita akan pamit ke mom, bunda dan yang lain" ujar Adit lagi lalu mengambil tas kantornya.
"baiklah aku berangkat" ujar Adit yang balas anggukan dan pelukan oleh Ayu.
....
beberapa bulan kemudian...
hubungan antara Riga dan Risa berjalan baik. mereka bahkan akan menikah di waktu dekat ini. Nia dan Evan juga sudah menikah dan tinggal di Jakarta. Shela dan Rizky juga sudah menikah, dan mereka tinggal bersebelahan dengan rumah Nia dan Evan. keluarga Ayu dan Adit yang harmonis walau ada pertengkaran kecil, dan Ayu kini telah mengandung usianya sudah 4 bulan. untuk Kia dan Agung mereka akan segera menantikan adiknya Lyra.
"sayang aku mau nasi goreng" pinta Ayu.
"tapi mana ada yang buka jam segini sayang. ini masih pagi" ya benar ini masih pukul 1 dini hari waktu Singapure.
"tidak beli. harus kau yang memasak"
"a..APA?! Aku?" menunjuk dirinya sendiri. Ayu hanya mengangguk.
"baiklah. tunggu disini. jika tidak enak bagaimana?"
"tidak apa"
....
beberapa menit kemudian.
"sayang ini makan lah" Ayu pun beranjak dan memakan nasi goreng yang di buat Adit. entah mengapa rasa nasi goreng ini sangat enak.
"bagaimana rasanya?" tanya Adit kala melihat ekspresi Ayu.
"ini sangat enak" jawab Ayu sembari mengacungkan jempol nya.
"benarkah" Adit pun memakan sesendok. namun apa yang ia rasakan nasi gorengnya hambar, bahkan hanya ada rasa kecap disana.
"apa ini enak" meyakinkan. Ayu menjawab dengan anggukan lalu melanjutkan makannya.
'rasanya hambar, tapi kenapa ia bilang enak? aneh" tanya Adit pada hatinya.
....
pagi ini Ayu merasa sangat tidak ingin bangun pagi. namun bagaimana dengan pekerjaannya?, ia pun terpaksa bangun pagi, mandi lalu memasak sarapan.
"pagi sayang" sapa Adit yang memeluk Ayu dari belakang.
"pagi juga sayang. kau sudah mandi?" tanya Ayu. dan Adit menggeleng.
"cepat mandi dan bersiap lalu sarapan" ujar Ayu lalu mencium pipi suaminya itu.
setelah Adit bersiap ia segera keluar kamar dan makan bersama Ayu. setelahnya mereka berangkat bersama. ya karena kantor mereka berdekatan makanya Adit mengantar Ayu. juga karena Ayu sedang mengandung.
....
malam ini ada tamu spesial mengunjungi mereka, siapa lagi kalo bukan Shela dan Rizky. pengantin baru itu ingin honeymoon namun malah tinggal se apartemen dengan Ayu dan Adit. biar hemat katanya.
"Ayu" panggil Shela saat ia melihat sosok sahabatnya. ia sedikit berlari menghampiri Ayu dan memeluknya.
"iya gak usah erat banget kalik Shel, kasian dedek bayinya" celetuk Ayu.
"hehehe iya maaf. maafin Tante ya dek" sambil mengusap perut Ayu. mereka pun beranjak pergi dari bandara ke apartemen. sebelum itu mereka makan malam di restoran milik Daddy Ayu, yang lebih tepatnya sekarang milik Ayu.
"kalian disini berapa hari?" tanya Adit datar.
"ya elah datar amat. kita cuman 3 hari kok. soalnya takut ngerepotin aja. berhubung setelah dari rumah kalian aku harus ke Bangkok untuk peresmian proyek baru di sana" jawab Rizky.
"Bangkok? benarkah?" tanya Ayu. Rizky pun mengangguk.
"sayang ayo kita ke Bangkok juga. sudah lama aku tidak kesana" pinta Ayu pada Adit.
"kau belum boleh naik pesawat. ingat kata dokter" dengan kesal Ayu pun memalingkan wajahnya.
"tak apa yu. nanti jika anakmu sudah lahir kau akan bebas kemana saja bersama nya " ujar Shela.
"ya baiklah. semoga ia cepat lahir, agar aku bisa bermain dengannya"
"memang jenis kelamin apa yang kau ingin kan?" tanya Rizky.
"sebenarnya aku ingin anak perempuan, jika laki-laki pasti seperti ayahnya, dingin, cuek, usil, menyebalkan" tukas Ayu dengan nada menyindir.
"oh jadi aku seperti itu menurut mu?"
"iya lalu kenapa?"
"diam dan makan. aku ingin cepat pulang" ujar Adit lalu pergi meninggalkan meja mereka.
....
suasana mobil jadi canggung, karena pertengkaran kecil dari suami istri itu. kini mereka sudah sampai di basement apartment, Mereka berjalan menggunakan lift ke lantai 7 tepatnya ke apartemen Adit dan Ayu.
"kamar kalian ada di dekat dapur. dan kamar ku ada di dekat balkon. selamat istirahat" ujar Ayu beranjak pergi ke kamarnya. dan Adit sudah masuk ke kamar duluan.
"huh semoga mereka cepat berbaikan ya" ujar Shela.
"iya semoga" menarik tangan Shela masuk ke kamar.
....
Ayu melihat Adit yang berkutit dengan laptopnya di meja kerja. ia berjalan menghampiri Adit, namun tak respon dari lelaki itu.
"apa kau masih marah?" tanya Ayu. tak ada jawaban.
"baiklah maafkan Aku" ujar Ayu lagi, namun tak ada jawaban lagi. sudah berkali-kali ia mencoba mengajak bicara namun nihil hasilnya sama saja. Ayu pun pergi ke kasurnya dan tidur disana. tidak lupa dengan air matanya. ia mencoba menahannya hingga pecah disaat yang tepat.
beberapa menit saja sudah ada lengan yang memeluknya. ia pun berbalik menatap orang itu dan ya Adit sedang memeluknya sambil memejamkan matanya.
"jangan menangis sayang" ujarnya dan membuka perlahan matanya.
"kau diam saja tadi, aku tidak suka kau diamkan seperti tadi. kau boleh memarahiku, mengumpat ku jika kau kesal, tapi jangan mendiami ku" ujar Ayu yang langsung memeluk Adit.
"maaf kan aku ya sayang. aku telah membuatmu menangis" ujar nya sambil mengelus punggung Ayu agar tenang. lalu tak beberapa lama kemudian Ayu terlelap dalam pelukan Adit dan mereka pun tidur bersama.
....
pagi ini sangat indah bagi Adit, ya karena Ayu tidak mengidam tengah malam. ia baru mengidam saat subuh jadi tidak membuat Adit kewalahan, ya namun yang ngidam selalu aneh dan pasti tidak bisa dicerna oleh akal sehat. ya tadi Ayu mengidam ingin belanja bersama Tama, jujur itu membuat Adit kesal. bagaimana bisa ia mengijinkan istrinya melihat berjalan bersama orang lain, temannya lagi. belum lagi Tama sudah memiliki istri dan sedang hamil, astaga rumit sekali.
"apa Tama akan datang?" tanya Ayu.
"sayang aku akan minta izin pada istrinya dan pada Tama juga. bersabarlah" seru Adit.
"cepat, jangan lama-lama" teriak Ayu dari dalam kamar mandi.
to be continued....
wah cepet banget ya....
hai readers gimana sama ceritanya menarik kan?
jangan lupa baca terus ya..