Seokjin dibesarkan dari orangtua tunggal, ibunya sudah lama meninggal saat ia kecil. Ayahnya seorang pebisnis kecil tapi tidak jauh-jauh dari kata hutang, walaupun begitu Jin tidak pernah hilang dari kata ceria. Ia selalu menebarkan aura positive kesekitarnya. Termasuk untuk dirinya sendiri. Seokjin selalu optimis dengan keputusannya.
Hingga akhirnya ia meraih kesuksesan dengan usahanya sendiri. Melunasi hutang ayahnya, dan melanjutkan saham kecil ayahnya hingga menjadi perusahaan lumayan besar dari luar perkiraannya.
Hana, adalah orang ke-dua bagi Seokjin yang ia pikir pantas untuk ia bahagiakan setelah ayahnya. Hanya saja, ia adalah orang yang tahu betapa sulitnya berdiri tanpa pegangan itu. Betapa sakit dan susah payahnya harus mencapai ketitik ia pijakkan saat ini.
Dan tujuannya, ia tidak ingin melihat Hana melewati pedih yang ia lewati, ia ingin menjadi orang yang bisa Hana andalkan, menjadi pegangannya agar menjadi lebih sukses.
Awalnya, ia hanya ingin menolong Hana karena rasa simpati saja. Tapi, kedekatan dan waktu yang ia habiskan dengan Hana, membuat Seokjin bertukar arah. Seokjin sangat mendambakan sosok polos dan sifat natural dari Hana. Wanita itu menepikan semua perempuan yang sudah berap kali ia bawa ke apartemen pribadinya. Ya Hana, mengubah pergaulan buruknya. Walaupun masih 3 SMA Hana telah membuat Seokjin terpikat tanpa sisa.
*flashback mode on, at 2 tahun yang lalu*
Seokjin menjemput Hana didepan gerbang sekolahnya, sokjin berdiri dengan syal abu-abu mengelilingi leher jenjangnya.
Hana berjalan keluar dengan teman-temannya.
"Annyeong.. chingu-deul", ujar Hana sembari melambaikan tangannya ketika sudah sampai dihadapan Jin.
"Annyeong", salah satu temannya menjawab, dan mereka meninggalkan Hana dan Seokjin.
"Oppa? Kenapa menjemputku? Ku kira ada rapat dengan pimpinan", tanya Hana.
"Eumm.. Aku ada berita buruk dan berita baik.", jawab Seokjin dengan Serius.
"Wah?? Seburuk apa?? Kalau gitu aku ingin yang baik dulu",
"Aku.. dipilih jadi pimpinan di SJ Product!!", kabarnya sambil lompat-lompat.
"WAHH BENERAN!! YEAYY.. CUKHAE OPPA!!", semangat Hana ikutan lompat-lompat disamping Seokjin.
"Iyaa kan!! Katanya aku memiliki saham yang sukses dan bakat yang bagus!!", Seokjin menjelaskan dengan riang dan senyum yang lebar diwajahnya.
"Iyaa bagus!! Jadi panggilanmu sekarang Seokjin sajjang-nim??",
"Hahaha.. Hentikan! Itu membuat telingaku geli!", mencubit kecil pipi Hana.
"Sekarang.. Coba beri tahu aku, berita buruknya apa?", wajah Hana sedikit gugup.
"Hmm.. Begini..", Seokjin menghela nafas.
"Apa Oppa?? Apakah sangat buruk?", menelan air ludahnya.
"Sepertinya, aku tidak akan bisa bertemu denganmu dalam setahun", gugup.
"Apaa?? Kenapa??",
"Aku akan belajar lebih dalam tentang perusaaan di New York", menundukkan pandangan dengan lesu.
"NEW YORK!!", wajah Hana melongo.
"Maaf Hana, aku akan menyempatkan selalu berkomunikasi denganmu, pastinya..",
"DAEBAKK!! Amerika!! Oppa akan di Amerika selama setahun!! KEREN!! Itu bukan berita buruk!! Itu berita baik!!", Hana keriangan.
Seokjin terdiam, ia membalas hanya senyuman. Oh ya.. Ia lupa perasaannya masih saja bertepuk sebelah tangan. 2 tahun kenal, masih menganggap Seokjin sebagai abang laki-lakinya.
...
Kali ini, udah setahun lebih Hana meninggalkan dunia belajarnya. Seokjin sudah mencoba membujuk Hana untuk melanjutkan kefakultas pilihannya. Tapi, Hana menolak mentah-mentah tawarannya. Tekad nya bulat untuk mencari uang, melupakan Seokjin bisa saja membantu masalah keuangannya. Seokjin tidak berani turun tangan seperijinan Hana, takut nantinya melukai harga diri gadis kecil itu. Lalu merusak hubungannya saat ini.
*kembali saat ini*
Seokjin menatap tajam kearah sosok yang sangat ia kenal dalam hidupnya, walaupun keadaanya gelap. Ia sangat jelas, Hana saat itu mengenggam pergelangan tangan Taehyung.
Tapi, Tae berlagat mengatakan yang membuat Hana terdiam dari tindakannya. Ia menerima tatapan dingin Tae untuknya. Ia tidak mengerti apa yang terjadi dengan mereka. Ia tidak mau berkepala panas, mungkin lain waktu. Jika ia tanyakan saat ini juga, sama saja ia menghapus kedua hubungan berharga dihidupnya. Sahabat dan orang yang ia suka.
Seokjin mendekati Hana yang menatap Tae meninggalkannya.
"Hana-ya.. Sudah malam, ayo istirahat saja dirumah", menenangkan Hana.
"Oppa.. Aku minta maaf, aku akan menghubungimu", ujar Hana sembari berjalan masuk kedalam rumahnya.
Hana menunduk menyembunyikan air mata diwajahnya, dan pergi meninggalkan Seokjin tanpa sedikitpun menatap wajahnya.
Seokjin meremas tangan kanannya, ia memasuki pintu mobilnya dan menutupnya secara kasar. Dan menginjak pedal gas yang menimbulkan kebutan besar, mendengarkan suara berisik mengisi perkarangan rumah.
Membuat Taehyung dan Hana masing-masing tahu bagaimana perasaan geram yang dialami Seokjin saat ini.
***
Taehyung terbangun dari alam sadarnya, ia tertidur diatas sofa ruang tengahnya. Ia duduk sembari menekan kedua pelipisnya. Ia mengerjap kedua mata dan melihat kesekeliling yang ada botol soju berserakan mengelilinginya.
"Ugghh..", Taehyung merasakan pusing teramat.
TOK TOK!!
Suara pintu depannya diketuk dengan kasar.
"Haahh...", Taehyung menghela nafas.
TOK TOK TOK!!! Mengalahkan kerasnya ketokan yang tadi.
Siapa?? Seokjin hyung?? Sepagi ini??
"Se.. Sebentar!", Tae menarik rambutnya yang berantakan, lalu mengikatnya dengan karet kecil diatas meja.
"Siapa??", Taehyung berjalan menuju pintu depannya.
Tidak ada jawaban diseberang pintu rumahnya, Taehyung pun tanpa pikir panjang membuka pintu rumahnya. Pupil matanya membesar menatap Hana berdiri menatap dingin kearahnya.
"Hana?", 2 alisnya mengernyit.
Hana memasuki rumah Taehyung dengan cara kasar. Ia mencium aroma alkohol memenuhi ruang tengah Tae, tanpa aba-aba Hana menjelajahi ruangan tamu dan berpindah keruang tengah, meneliti satu persatu yang ia lihat. Botol soju berserakan, belum lagi tas kerja dan hodie yang dipakai Tae semalam berserakan dilantai.
Hana menelan air ludahnya, berfikir lebih keras lagi. Alasan lain apa yang sampai membuat Tae begini. Sangat kacau.
"Taehyung oppa.. Mari hentikan ini..", ujar hana menatap Tae yang masih berdiri didepan pintu ruang depannya.
"Hana, selagi aku masih sopan denganmu, tolong keluar!", tegas tae tanpa menatapnya.
Hana berjalan lagi kehadapan Taehyung menatap lekat wajahnya.
"Oppa.. Aku ingin bicara",
"Tidak ada yang perlu kita bicarakan", ketus tae membuang wajahnya.
Taehyung membelakangi Hana, agar menyembunyikan wajah kacaunya.
"Oppa.. Kumohon.. Tatap aku, ayo bicara dengan aku sebentar saja", mohon Hana sembari memegang salah satu tangan Tae.
"Keluar!", tegas nya sekali lagi.
"Oppa.. Kumohon..",
Kata-kata Hana terpotong, Tae naik kepalang dengan mendorong tangannya yang dipegang Hana dengan kuat, tanpa sengaja perlakuan Tae membuat Hana terjatuh kelantai.
Tae spontan berbalik menatap Hana yang kesakitan.
"Kau tidak apa-apa??" Aku tidak bermaksud...", Tae berjongkok memastikan Hana tidak terluka.
"Hiks.. Hiks..", tangis Hana pecah.
"Maaf.. Hana aku minta maaf", Tae panik.
"Oppa.. Aku tahu kamu sedang kesulitan menghadapiku. Hiks.. Aku akan mencoba memahaminya, walaupun aku tidak tahu apa alasanmu seperti ini. Hikss..",
"..", Tae terdiam hatinya remuk bersikap kekanak-kanakan tidak sesuai dengan umurnya.
"Oppa.. Jika kamu menginginkan aku menjauhimu, akan aku lakukan. Sampai aku tahu alasannya.. Hiks... Aku akan memahamimu..", isak Hana sembari menatap wajah Tae.
"Oppa.. Jangan membuat aku membencimu... Aku tahu itu berat, tapi jangan bersikap begini.. Hiks..",
"Oppa.. Jika aku melihatmu seperti ini", menatap kearah ruang tengah, dan menatap kembali wajah Tae.
"Aku juga akan merasakan kesulitan..Hiks", ujarnya sembari meremas baju Tae.
Hana tertunduk, terhisak dilantai menghadap Tae yang berjongkok berhapan denganya.
***
2 Bulan berlalu.
Hana benar-benar dengan perkataanya ia tidak menyapa Tae, mengajaknya berbicara ataupun mendekatinya.
Taehyung yang merasa benar dengan keputusannya masih tetap gelisah ketika melirik Seokjin dan Hana berbicang akrab didepan rumahnya, Tae melirik diam-diam dari rumahnya, mengintip disebalik gorden jendelanya. Terlihat adanya percakapan seru diantara mereka sampai bagaimana antusiasnya Seokjin berceloteh membuat Hana tertawa panjang.
Taehyung terkapar diatas kasurnya, dalam hening rumahnya ia menantikan suara mobil Jin meninggalkan perkarangannya. Agar percakapan mereka segera berakhir. Agar perasaan panas yang terbakar didadanya mereda. Tapi Seokjin tidak pergi-pergi juga.
TOK TOK TOK!!
Suara pintu depan Taehyung diketok.
KATALK!!! *suara nada dering Hp Tae*
Taehyung sontak membuka layar Hpnya,
.
.
Dari : Seokjin Hyung^^
Tae.. Aku didepan rumah. Aku tau kau dirumah. Bisa keluar sebentar? Aku ingin bicara.
.
.
Tae meninggalkan Hpnya dan berlari menuju ruang tamu. Membukakan pintu.
"Hyung..", sambut Tae dengan senyum hangatnya."Ayoo masuk",
Seokjin masuk keruang tamunya, dan duduk disofa.
"Hyung.. Perlu aku bikinkan minuman??",
"Tidak. Aku hanya sebentar saja", ujar Jin hangat.
"Hmm.. Hyung mau ngomong apa? Bagaimana dengan projek?", tanyanya antusias.
"Ahh.. Syukurlah itu berjalan dengan lancar, aku juga diberi libur seminggu dengan bonus yang lumayan",
"Heol.. Kau berbicara seolah-olah kau bukanlah atasannya!! Haha..",
"Haha.. Soalnya jarang-jarang banget aku dapat libur pajang, oh ya Tae.. Aku mengajakmu ke pulau Jeju akhir minggu ini!!",
"Pulau Jeju?? Tentu aku ikut!!!", jawab Tae dengan cepat.
"Ahaha iyaa.. Aku juga membawa grup bangtan!!", perjelas Seokjin membuat tanda V di jarinya dengan bangga.
"Oppa sudah bilang kemereka? Apa kata mereka?",
"Tentu mereka ikut, aku yang traktir. Gak mungkin mereka menolak, terutama Yoongi",
"Bahkan Yoongi juga ikut??",
"Hahaha iya.. Aku juga mengajak Hana!!",
Tae tersontak, ia terdiam, lidahnya kaku ingin berkata lagi.
"Tenang saja Tae, kau hanya perlu membawa pakaian. Makanan, uang jajan da perjalanan aku yang tanggung",
Tae tidak menjawab ia hanya melemparkan senyuman. Dan sialnya Seokjin menyadari perubahan suasana Tae itu.
"Tae.. Kau ingat? Apa yang aku katakan saat pertama kali aku mengajakmu ke caffe tempat Hana kerja??",
Tae terdiam sejenak, ia sangat jelas disitulah rasa kekecewaannya yang pertama bermula. Yakni, Seokjin mengatakan bahwa ia menyukai wanita yang ia sukai juga.
"Tae.. Aku menyukai Hana. Sudah hampir 4 tahun aku mengenalnya, dan 2 tahun ini aku memendamnya",
Tae tidak berani menatap wajah Jin, menebak-nebak kata-kata selanjutnya.
"Tae.. Aku akan mengungkapkan semuanya di Jeju".
"Ahaha.. Semangat Hyung", muka senyum datar tidak bisa ia sembunyikan.
"Tae.. Aku tidak akan bertanya. Aku tahu ada sesuatu diantara kalian. Hana juga menghidari pembicaraan tentangmu dengan aku. Aku tidak tahu dimana salahnya. Jika salahnya ada di kamu, maka aku pantas memberitahukan ini. Tapi jika salahnya itu ada di Hana.. Mari kita biarkan Hana membuat keputusannya". Tatap Jin dengan serius.
Taehyung tersenyum Hangat, lalu menatap wajah Seokjin.
"Hyung.. Permasalahan, tidak ada di aku, jadi jangan hiraukan aku, semangat ya",
***
♡
♡
♡
♡
♡
♡
♡
♡
Ayo gaes semangat scrollnya.
♡
♡
♡
♡
♡
♡
♡
♡
♡
♡
♡
♡
♡
♡
♡
♡
♡
Lupa malam ni maljum ya??
Nih
♡
♡
♡
���
♡
Vs
Wanjerr🤤🤤🤤
Astagaa wee.. ngucap.. ngucap..
Jangan kebawa mimpi yaa..
Awkwkwk...
Hayooo jangan lupa vote dan komen..
Setiap vote dan komen kalian membuat hati ku gemetar loh..
Wanjerr🤤🤤🤣