Intro

Terimakasih karena telah menghargai karya ini dengan vote dan komennya.

*******

Seoul 2014

Jinri mengerjapkan matanya beberapa kali. Kedua obsidiannya menerawang benda kotak yang ada dimeja belajarnya itu. Sebuah kotak merah dengan hiasan pita berwarna pink.

Kadomu dikamar ya ri.

Oh iya Jinri ingat hari ini dia berulang tahun. Dan kotak merah itu pasti dari Jungkook. Tetangga serta teman kecilnya sejak umurnya lima tahun. Berbicara tentang Jungkook, sebenarnya Jinri tidak terlalu akur dengannya. Hanya saja karena keluarga mereka begitu dekat, Jinri merasa tidak asing dengan kehadiran Jungkook yang terus menerus berseliweran dirumahnya. Apalagi mereka bertetangga.

Jungkook pindah dari busan karena ayahnya berpindah tugas. Ibunya sibuk bekerja di Butik miliknya jadi tak heran kalau anak itu sering bermain di rumah Jinri bersama dengan kakak Jinri, Kim Taehyung. Bahkan Taehyung lebih dekat dengan Jungkook ketimbang dengannya. Jahat memang.

Dengan rasa penasaran Jinri membuka kotak itu perlahan. Satu kotak masih tertutup dengan kotak baru. Dan begitu selanjutnya hingga kotak ke tiga, jinri membukanya dan—

"AKHHHHHHHH JEON JUNGKOOK !!!!SIALAN KAU"

Teriakan itu menggema hingga kamar Taehyung. Disana terlihat Jungkook bermain game bersama taehyung. Tidak peduli dengan suara berisik Jinri yang sudah mengumpatinya berulang - ulang.

"Kau apakan lagi dia ?"

"Dia kan ulang tahun, jadi harus ada yang spesial"

Taehyung mengernyit, bukan karena mendengar kata spesial nya dari Jungkook. Tapi karena ia tidak ingat hari ini ulang tahun adik perempuannya, jahat sekali.

"Oh. Pantas saja mama memasak sup rumput laut tadi pagi. Aku bahkan lupa dia ulang tahun"

Jungkook mencibir "Kau kakak yang jahat sekali ya"

Keduanya masih sibuk berbicara sementara tangannya juga masih sibuk dengan stik play station masing - masing. Berkutat dengan serius seolah - olah itu pertarungan sengit antara keduanya. Jungkook tentu saja tak mudah dikalahkan mengingat dirinya justru masternya dalam bermain game, tapi Taehyung juga tak mau menyerah begitu saja. Mereka sama - sama terobsesi untuk menang.

Tapi secara tiba - tiba ...

KLIK

Layar led game itu tiba - tiba mati. Jungkook berulang kali memencet stick play stationnya dengan mata melongo namun tidak ada reaksi.

"Astaga" Taehyung berteriak terkejut begitu mendapati sosok Jinri sudah disamping rak tv bersama kabel hitam yang ada ditangannya.

"Kenapa dicabut sih ?" Jungkook protes. Ia kesal padahal sebentar lagi dia hampir mencapai garis finish tadi. Obsesi menangnya luar biasa, dan tentu saja Jinri juga terobsesi untuk memarahi Jungkook saat itu pula.

"Hei aku kakakmu ya ! Ketuk pintu dulu tahu"

"Aku tidak ada urusan denganmu tae"

Taehyung menganga menampakkan ekspresi bodohnya. "Ya ampun. Kau ini adikku bukan sih ?"

Jinri, jangan ditanya. Sedari tadi dia sudah menatap kesal Jungkook yang masih sibuk memilih cd video gamenya. Bahkan tidak peduli kehadiran Jinri yang tentu saja ingin memarahinya.

"Marah nya nanti saja ya aku sibuk"

What the hell Jeon Jungkook !

Kalau bukan karena Mama Jungkook yang sering memberinya pakaian cantik atau Paman Jeon yang sering membawakan Jinri ice cream kesukaannya, pasti Jinri sudah menempeleng Jungkook saat itu juga.

"Hei Jeon, kau tahu kadal sialanmu lepas dikamarku dan sembunyi dibawah bantal. Bagaimana aku tidak marah. Kau itu menyebalkan sekali tahu. Cepat ambil"

"Itu artinya dia ingin tidur denganmu, tidak apa - apa lah, dia baik kok" jawab Jungkook santai.

Jinri sudah berulang kali menghela nafasnya menahan amarahnya yang hampir meledak seperti bom atom itu. Tapi jungkooknya malah santai saja.

"CEPAT JUNG KELUARKAN AKU BENCI KADAL"

Jungkook menoleh, dilihatnya wajah berantakan Jinri yang membuatnya tertawa. Mata merah karena menangis ketakutan, rambut acak - acakan karena frustasi kadal nya sembunyi di bawah bantalnya, dan tangannya sedikit terluka karena goresan mungkin karena lari tergesa - gesa tadi.

"Yasudah aku ambil, tapi traktir aku susu pisang, bagaimana ?"

Jinri memutar bola matanya kesal "Jeon, ayolah kau ini perhitungan sekali, kan kau yang mele—-"

"Kalau tidak mau aku pulang saj—"

"OK. Cepat ambil kadal itu" Potong jinri.

Kedua pria itu diam mengamati Jinri dari atas kebawah.

"Kasihan sekali ya adikku ini" Taehyung meledek Jinri dengan senyum kotak tanpa bersalahnya.

Karena kesal, Jinri lantas menjambak rambut Taehyung membuat pria itu meringis kesakitan. Memohon agar gadis itu melepaskan tapi tetap diabaikan oleh Jinri. Jungkook hanya menggeleng - geleng heran melihat tingkah mereka berdua.

"JEON SADARLAH KAU TIDAK HARUS MENYUKAI GADIS BAR - BAR INI" teriak Taehyung kesakitan. Sementara itu Jinri melepaskan jambakannya dan menatap kedua pria itu terheran - heran.

Seperti tertangkap basah melakukan sesuatu, Jungkook buru - buru pergi dengan alasan mengambil kadalnya. Sedang Jinri menatap curiga Taehyung.

"Aku salah bicara supaya kau melepasnya" jujur Taehyung dengan wajah memelasnya. Jinri melengos kemudian pergi melihat Jungkook—memastikan kalau kadalnya benar benar sudah diambil.

"Sudah nih, ayo traktir susu pisang"

Dengan lemas Jinri mengangguk "Aku mau ganti baju dulu" tambahnya

"Oke. Aku juga tidak mau jalan dengan gadis yang wajahnya emmm----jelek"

Oke jinri sudah tak ingin berdebat sekarang. Dia hanya perlu mengiyakan ejekan Jungkook dan pergi berganti. Meninggalkan Jungkook yang masih tertawa habis - habisan melihat wajah kusut Jinri.

*****

"Pindah ?"

Jihyun mengangguk "Pagi - pagi sekali mereka pindah, Jungkook tidak bilang padamu ?"

Jinri menggeleng, terbesit rasa kecewa dalam hatinya karena kepindahan Jungkook. Padahal baru kemarin pria itu bersikap normal dan lembut padanya—pertama kalinya setelah sepuluh tahun berteman mereka akur.

"Kenapa memangnya ? kenapa mendadak sekali Ma?"

Jihyun meletakkan piringnya di meja dan melepas apronnya. Menuangkan segelas susu digelas milik Jinri dan milik Taehyung kemudian duduk.

"Aku kurang tahu ri. Papamu yang mengatakannya. Ayo cepat habiskan sarapanmu nanti telat"

Jinri diam. Ia masih tak percaya dengan kepindahan Jungkook yang begitu tiba - tiba itu. Apa yang dilakukan Jungkook kemarin adalah perpisahan terakhirnya ? kenapa dia bahkan tak mengatakan apapun. Sebenci - bencinya Jinri pada Jungkook itu hanya sekedar perasaan kesal karena tingkah kekanakan Jungkook. Lagipula mereka masih smp, wajar saja. Tapi Jinri tetap merasa kehilangan sosok pria yang sudah jadi temannya dan teman Taehyung selama sepuluh tahun terakhir ini. Mereka bertiga selalu melakukan apapun bersama - sama. Mereka saling mengerti satu sama lain. Jinri tahu bagaimana itu Jungkook dan sebaliknya. Bahkan menstruasi pertama Jinri saja dia tahu karena Jungkook yang mengambilkan pembalut di ruang kesehatan untuk Jinri. Tapi itu terjadi setelah melakukan perjanjian yang sangat panjang—mentraktir Jungkook selama sebulan.

Dan sekarang semua akan menjadi kenangan saja. Tertata rapi dalam kotak kado seperti yang Jungkook berikan kemarin saat Jinri membelikannya susu pisang. Kado yang saat ini digenggam oleh Jinri karena rasa tak percayanya.

Jangan dihilangkan ya kadonya, itu hasil tabungan ku sendiri tahu.

Bulir airmata mengalir dipipi Jinri, membasahi pipi mulusnya sebelum akhirnya Taehyung memanggilnya untuk bersiap - siap pergi kesekolah. Berangkat bersama - sama untuk yang pertama kalinya tanpa Jungkook.

Semoga kita bisa bertemu lagi di masa depan, Jung.