“Pagi Anthon!” sapa beberapa murid perempuan saat aku memasuki kelas, dan hanya aku balas senyuman lalu meletakkan tas di dalam laci.
Tidak lama kemudian ada laki-laki yang merangkulku dari belakang, “Anthon, aku pinjam buku PR matematika dong!”
“Dasar kamu, kebiasaan pinjam buku PR terus. Aku nggak bisa jamin jawabanku benar loh.” Ucapku membuatnya cengengesan sambil memohon, meski begitu aku tetap meminjamkannya.
“Nggak apa-apa kok, pokoknya Anthon emang yang terbaik deh, makasih ya!” serunya sambil menepuk pundakku.
Karena masih cukup pagi, maka aku memutuskan untuk pergi ke kantin dan membeli roti untuk sarapan. Aku melirik pada murid-murid yang melambaikan tangan padaku dari kejauhan, namun aku hanya tersenyum sambil mengangkat tangan membalas sapaan mereka.
“Kamu bisa kenyang cuma dengan sarapan roti aja, Anthon?” tanya ibu penjaga kantin saat aku hendak membayar, “sini ibu buatkan soto, biar kamu bisa lebih semangat lagi.”