Elena melajukan mobilnya menyusuri kota, dengan kecepatan sedang. entah kemana tujuannya, gadis itu tak tau.
Mungkin nanti ia akan menyesali kebodohannya yang terus saja melajukan mobil sialan itu. Elena menginjak rem tepat di depan sebuah club, yang cukup terkenal di kota itu.
Elena tak berniat meninggalkan mobilnya, apalagi masuk ke tempat hina itu.
Meskipun masalah yang ia alami cukup berat tapi gadis itu tidak akan membiarkan alkohol mempengaruhi pikirannya.
Tatapannya lurus kedepan dengan tatapan kosong, dia tak tau apa yang harus ia lakukan bahkan Elena tak tau bagaimana kedepannya hidupnya jika terus di hantui bayangan kedua orang tuanya yang bersimbah darah.
Setetes air mata berhasil lolos dari pelupuk mata gadis cantik itu padahal sedari tadi ia berusaha mencegahnya, Elena memejamkan mata ingin melupakan semuanya tapi ia tak bisa, ia terlalu rapuh.