Chapter 5.

Yeon Joo terbangun di sebuah ruangan bercat putih dengan selang infus yang terpasang di tangan kirinya. Dapat ia lihat Ayahnya sedang menunggu di sofa sambil mengerjakan  beberapa berkas sambil mengunakan laptopnya.

"Appa... Aku ini dimana?"

Ketika mendengar suara putrinya,  buru buru ia menoleh dan menghampiri tempat tidur dimana putrinya berbaring.

"Yeon Joo kau sudah bangun, nak? "

Yeon Joo mengangguk lemah. Lalu ingatannya berputar pada kejadian tadi di sekolah. Kejadian yang membuat ia merasa malu sekaligus marah. Bukannya Yeon Joo tidak suka dengan In Ho, tapi ia lebih memilih pertemanan. Karena baginya tidak ada  lebih penting dari pertemanan.

Tiba tiba saja handphone miliknya yang diletakkan disamping tempat tidur bergetar menandakan ada sebuah pesan masuk. wIa pun meminta tolong pada Ayahnya untuk mengambilkan benda kotak dan tipis itu.

Setelah benda itu berada di tangannya, ia pun segera membuka pesan itu. Senyuman langsung merekah begitu membaca pesan itu. Tapi, senyuman itu luntur begitu ia membaca nama pengirim pesan itu. 'Ternyata dari In Ho.'

Ayahnya keheranan melihat reaksi putrinya pun bertanya, "Dari siapa?"

"Teman."

"Kau ada masalah apa dengan temanmu itu?"

tanya Ayahnya sambil membelai lembut kepala putrinya.

Gawat kalau Ayahnya mengetahui jika In Ho menaruh perasaan pada dirinya. Bisa bisa Ayahnya merestui hubungannya dengan In Ho, bisa rusak hubungan pertemanan yang Yeon Joo bangun dengan susah payah.

"Hei, kenapa melamun?"

"T-tidak. Nan gwenchana (aku tidak apa apa)"

Keesokan harinya, saat Yeon Joo terbangun dari tidurnya, ia sama sekali tidak dapat menemukan Ayahnya. Hanya ada sebuah memo di atas meja yang ternyata dari Ayahnya.

Di sana tertulis bahwa Ayahnya harus pergi ke kantor karena ada rapat penting yang harus Ayahnya hadiri. Yeon Ju menghela nafas lelah. Selalu saja seperti ini, lalu ia berjalan kearah jendela dan melihat hiruk pikuk kota yang sangat ramai.

Saat ia sedang menikmati pemandangan dari luar jendela, tiba tiba seorang perawat masuk untuk mengantarkan sarapan pagi dan mengecek suhu tubuh Yeon Ju. Yeon Ju menyambutnya dengan senyuman lebar.

Tapi senyuman itu harus luntur ketika ia melihat seseorang yang telah memfitnahnya kemarin. Hal itu membuat Yeon Ju sedikit tergangu akibat kedatangan So Hee. Ia pun menyapa dan mempersilahkan So Hee walaupun ia sebenarnya cukup enggan.

Selesai diperiksa, raut wajah Yeon Ju berubah menjadi sedikit dingin. So Hee sadar akan hal itu.  Lalu ia berjalan kearah tempat tidur Yeon Ju kemudian ia menggenggam sebelah tangan Yeon Ju.

"Bagaimana ceritanya sampai kau bisa masuk rumah sakit?"

"Panjang ceritanya."

Mendengar jawaban yang sangat singkat, So Hee langsing paham akan suasana hati Yeon Ju yang masih marah kepada dirinya akan kejadian kemarin. Ia langsung mengambil kursi untuk duduk dan mulai berbicara kepada Yeon Ju. 

"Mianhae (Maafkan aku) Yeon Ju ya. Kemarin aku salah.  Aku hanya lupa kalau aku sudah menukarnya dengan milikku."

"Kenapa kau lakukan itu?"

"Mian. Mianhae. Kalau perlu aku akan berlutut agar kau memaafkan aku."

Saat So Hee akan berlutut,  buru buru Yeon Ju menahannya. Ia paling lemah jika sudah seperti ini.

"Sudahlah So Hee,  kau tidak perlu berlutut. Aku sudah memaafkanmu jauh sebelum kau meminta maaf."

"Gommawo (Terimakasih) Yeon Ju. Kau baik sekali tidak salah kalau In Ho menyukaimu."

"Mworago (Apa katamu)?"

"A-aniyo (T-tidak)"

Setelah itu kedua sahabat itu berpelukan, 'Hampir aku keceplosan. Jaga mulutmu Oh So Hee!'. Dilain sisi Yeon Ju berbicara dalam hatinya, 'Tidak mungkin aku salah dengar. Ternyata benar, In Ho menyukai aku.'

Siangnya Yeon Joo sudah diperbolehkan pulang oleh dokter. Dalam perjalanan menuju rumahnya, ia hanya melamun. Ia terus memikirkan apa yang harus ia lakukan jika bertemu dengan In Ho di sekolah. Jujur ia belum siap harus kehilangan In Ho sebagai sahabat.

Ia bingung harus berbuat apa. Disatu sisi, ia tidak ingin mereka berpacaran karena dalam sebuah hubungan pasti ada yang namanya perpisahan. Disisi lain, ia juga menyukai In Ho dan sangat ingin menjadi pacarnya. Ini sungguh membuat ia sakit kepala. Ia pun tiba tiba menjerit sebal.

Hal itu membuat sopir Jung dengan spontan menginjak pedal rem. Untungnya tidak ada kendaraan di belakang mobil mereka. Sopir Jung oun segera menoleh kebelakang untuk memastikan keadaan Yeon Ju.

"Gwenchanayo agassi (Tidak apa apa,  nona)?"

Yeon Ju pun sedikit memijat kepalanya yang sedikit pusing itu sambul menutup kedua matanya. 'Aish, aku lupa kalau aku sedang di mobil, kau benar benar In Ho.'

" Gwenchana. Lanjut jalan saja."

"Ne."

Sesampainya dirumah Yeon Ju langsung berjalan menuju kamarnya yang terletak dilantai 2. Ketika ia sudah memasuki kamar dan hendak menaiki tempat tidur tiba tiba sebuah bayangan seseorang muncul di kepalanya.

"Ya, Han Yeon Ju sadarlah!!!"

Sesudah itu Yeon Ju langsung membanting tubuhnya diatas tempat tidurnya dan menatap langit langit kamarnya.

'Kira kira In Ho sedang apa ya?'

Detik berikutnya ia segera bangun dari tidurnya. 'Changkaman (Tunggu), Kenapa aku jadi berpikir tentang dirinya? Aigoo,  Han Yeon Ju. Kau sepertinya butuh udara segar.'

Yeon Ju pun turun dari tempat tidurnya dan berjalan kearah jendela kamarnya. Saat sedang melihat keramai kota, tiba tiba saja Yeon Ju mendapatkan sebuah ide.

'Apa sebaiknya aku tidak masuk sekolah untuk beberapa hari ya?'

***

Sudah 3 hari ini Yeon Joo tidak pergi ke sekolah dan hanya bermalas malasan di rumah saja. Melihat itu Han Woo Tak, Ayah Yeon Joo pun heran akan sikap putrinya yang tiba tiba mogok kesekolah.  Jika ditanya alasannya, Yeon Joo selalu berkata kalau ia tidak enak badan dan lain sebagainya.

Melihat putri bungsunya seperti itu membuat Han Woo Tak menjadi penasaran dan bertanya kepada pelayan di rumahnya.  Tapi seluruh pelayan malah kebingungan. akhirnya Han Woo Tak berangkat ke kantornya dengan beban pikirannya tentang putrinya.

'Sebenarnya apa yang terjadi dengan putriku ya?!'

Sopir Jung yang melihat itu dari kaca spion pun tidak tega melihat majikannya seperti ini.  Ia pun menebak kalau majikannya ini sedang berpikir mengenai putrinya. 

'Apa yang terjadi? Kenapa ia tiba tiba tidak mau ke sekolah?'

"Maaf tuan,  apa agassi (Nona) baik baik saja? "

Han Woo Tak menyerit heran. 'Darimana ia bisa tau aku memikirkan Yeon Joo?'

"Kemarin, saat pulang dari rumah sakit agassi tampak kebingungan akan sebuah masalah."

"Jjinja (Benarkah)?"

Sopir Jung mengangguk. Dan ia menambahkan, "Sebaiknya anda bertanya pada agassi saat pulang nanti."

Disekolahan, tepatnya di depan sebuah kelas terlihat seorang anak laki laki sedang berjalan mondar mandir menunggu kedatangan seseorang. Anak itu terlihat mondar mandir gelisah. Temannya, Choi Min Hyun yang melihat itu menghela nafas lelah.

"Sampai kapan kau mau menungu? Aku bosan."

Diam.

"Ya!  Setidaknya jawab pertanyaanku Park In Ho!"

"Mian. Aku tidak akan kemana mana tanpa Yeon Joo."

Tiba tiba bel masuk pun berbunyi semua anak yang awalnya berada diluar kelas pun berhamburan masuk ke kelas.  Min Htun yang awalnya duduk pun kini sudah berdiri dan merapihkan pakaiannya.

"Kajja (Ayo), In Ho ya. Sudahlah mungkin Yeon Joo hanya terlambat. Lagipula dia baru keluar dari rumah sakit."

Min Hyun mencoba menengkan In Ho dan merangkulnya memasuki kelas.

Tidak lama kemudian, sonsengnim pun datang dan memulai pelajaran. Selama pelajaran pikiran In Ho sangat tidak tenang. Ia terlalu fokus pada gadis pemilik tempat duduk di sebelahnya itu.

'Kau di mana Yeon Joo ya?'

Fokus mata In Ho menuju ke arah keluar jendela, ia sedang berhalusinasi kalau Yeon Joo sedang berlari masuk ke dalam. Tapi, lamunannya itu harus buyar karena seseorang memukul pipinya.

"Ya! Apa apaan kau ini? Mau mati?" Saat itu In Ho mencengkram kerah baju milik orang itu yang ternyata Hwang Sonsengnim.

"Park In Ho! Sekarang kau berani melawan rupanya."

Sadar sedang memedang kerah milik gurunya, ia pun segera pura pura merapihkan kerah baju gurunya.

"Park In Ho sekarang juga kau lari keliling lapangan!"

Bukannya merasaa bersalah tapi justru ia terlihat sangat sumringah dan langsung berlari keluar kelas. Min Hyun yang melihat itu pun menggelengkan kepalanya.

***

Semakin hari In Ho semakin tidak tenang karena sejak Yeon Joo pergi ditengah hari hujan ia belum melihat Yeon Joo lagi. Ia merasa sangat bodoh hari itu 'Kenapa hari itu aku harus memeluknya seperti itu? Padahal kau tau jika Yeon Joo tidak suka. Haaah... Andaikan waktu bisa diputar kembali.'

In Ho tertunduk lesu mengingat kejadian itu.  Ia ingin menyemangati In Ho, tapi terhalang oleh bel yang berbunyi tanda akan dimulainya pelajaran. Selama ujian yang diadakan hari itu, lembar jawaban In Ho kosong. Padahal waktu ujian sisa setengah jam.

Baek sonsengnim yang melihat In Ho yang termenung pun memarahi In Ho dan ia disuruh ke toilet untuk mencuci muka. Mungkin Baek sonsengnim berpikir bahwa In Ho mengantuk,  tapi bukan itu masalahnya.

Min Hyun yang melihat In Ho berjalan tanpa tenaga, menggelengkan kepala dan memimta izin ke toilet untuk menyusul In Ho.

"Ya! Ada apa? Kau terlihat sangat kacau."

"..."

"Biar aku tebak, kau pasti memikirkan Han Yeon Joo. Aku benarkan?"

In Ho menarik nafas lelah,  seolah berkata kalau ucapan Min Hyun itu benar.

"Kenapa kau tidak pergi saja kerumahnya?"

In Ho langsung berhenti berjalan dan sontak memeluk Min Hyun sebagai tanda terimakasih karena sudah memberikannya ide yang cemerlang.

***

Bel pulang sekolah pun berdering, In Ho buru buru mengemasi barang barangnya. Oh So Hee dan Choi Ae Ra yang telah selesai mengemas barang milik mereka pun segera menghampiri In Ho dan bertanya apa hal yang membuatnya sangat bersemangat.

Saking bersemangatnya ia sampai tidak menghiraukan kedua teman yang datang menghampirinya dan berlalu begitu saja. Langkahnya terhenti saat sudah melewati teman temannya.

"Aaa... So Hee dan Ae Ra, kalian bisa membantuku?"

"Apa?"

"Jadi begini..."

In Ho menjelaskan maksud dan tujuannya mengajak mereka ke rumah Yeon Joo. In Ho beralasan kalau ia tidak enak pada Yeon Joo karena, saat mereka terakhir bertemu In Ho membuat Yeon Joo kesal.

"Baiklah. Akan aku pangilkan Jae Han." kata Ae Ra hendak memutar badannya.

Baru saja In Ho ingin mancegah Ae Ra, ia sudah keduluan dengan So Hee yang berdiri di sebelah Ae Ra.

"Ya! Kau ingin ada pertengkaran di rumah Yeon Joo?" bisik So Hee sambil sedikit mencubit perut Ae Ra

Setelah itu mereka berempat, In Ho, Min Hyun, So Hee, dan Ae Ra berjalan menuju rumah Yeon Joo.

***