Kepala desa langsung terkejut ketika aku mengatakan kata pembunuh langsung di depannya. Wajar saja, dia merasa sedih dengan sedikitnya jumlah penduduk di wilayah ini. Kalau ada pembunuh otomatis jumlah penduduknya akan semakin sedikit lagi.
"Pembunuh!? Bagaimana bisa!? Juga kalian kan baru saja sampai di desa ini, kenapa kalian tahu ada pembunuh di desa kami?"
"Kami akan jelaskan detailnya kepadamu."
Aku mengeluarkan peta dunia yang sama seperti yang aku pakai sebelumnya. Dengan memberi semua penjelasan yang aku ketahui kepada kepala desa juga kejadian yang sudah terjadi, akhirnya dia menerima kondisi ini.
"Jadi tujuan kalian berkeliling dunia adalah menyelamatkan dunia? Walaupun masih mudah kalian punya semangat yang tinggi."
"Oh ya kepala desa, masih ada beberapa temanku di sini, boleh aku panggil?"
"Teman? Tentu saja panggil saja."
Dengan sekali panggilan saja semua teman-temanku langsung berkumpul kurang dari satu menit di rumah kepala desa. Oh ya selama ini ketika aku menyuruh mereka untuk berkumpul, aku memberi tanda kepada mereka dengan meninggalkan jejak mana untuk mereka lacak.
"Ratu, bagaimana apakah berjalan dengan baik negosiasi dengan kepala desa?"
"Iya bagaimana ratu?"
"Berjalan dengan baik kok. Setelah ini kita tinggal mencari keberadaan pembunuh itu di antara salah satu rumah di desa ini, seharusnya tidak sulit."
Mencari rumah pembunuh di desa sekecil ini hanya akan memakan waktu kurang dari 15 menit, itu pasti. Apalagi yang ikut mencari ada sekitar 10 orang dan mungkin ada bantuan dari desa ini sendiri.
"Tunggu, nona adalah seorang ratu!?"
"Ah iya karena udara dingin ini aku jadi tidak memakai pakaian kerajaanku, tetapi aku ratu walau belum resmi sih."
"Maafkan atas ketidaksopananku ratu! Tidak menyangka bahwa seorang ratu akan datang ke desa kecil seperti ini."
Orang ini punya sopan santun yang sangat tinggi, tetapi sebagai orang yang lebih muda seharusnya aku tidak pantas mendapat ini. Dia sendiri saja seharusnya sudah berumur lebih dari 60 tahun, jadi membebani orang ini rasanya.
"Tidak apa. Lagipula aku adalah ratu di bagian dunia lain, tidak punya kekuasaan di wilayah ini. Namaku adalah Kiraibu Kioku, boleh tahu nama kepala desa?"
"Oh ya aku lupa memperkenalkan diri. Namaku adalah Nordsnø atau kau bisa memanggilku Noarude Suno, senang berkenal denganmu ratu. Kalau begitu apa kita akan menangkap pembunuh itu sekarang?"
Hmm, kelihatannya menangkap pembunuh kali ini jauh lebih rumit dari yang aku duga. Kalau di kota besar, pembunuh itu tidak akan terlalu diketahui oleh orang banyak, tetapi di desa seperti ini pasti dia punya cara lain untuk menutupi jejaknya.
'Aku tidak tahu cara apa yang dilakukannya. Allergeia, kau tahu cara yang dipakai tidak? Sebagai pembu- ah maksudku pemberi kebebasan apa kau tahu cara kerjanya?'
[Hmm, kalau aku jadi orang itu kurasa aku akan menggunakan alasan bahwa anak itu berjalan keluar dari desa sendiri dan akhirnya diterkam oleh serigala putih.]
Jadi begitu, menggunakan alasan hewan buas dan monster sebagai penutup bahwa dirinya membunuh para anak kecil itu. Hmm, alasan yang masuk akal juga, tetapi masih ada kekurangannya. Anak-anak tidak akan berani keluar dari desa dan pasti takut kalau teman-teman seusianya meninggal karena berada di luar desa.
'Masih ada yang kurang, buatku ini alasan yang masih lemah. Dari sisi orang dewasa terlihat rapi, tetapi anak-anak tidak sebodoh itu.
[Masih kurang rapi ya? Bagaimana kalau anak-anak itu keluar dari desa karena punya masalah dengan keluarganya? Pembunuh itu pasti mencari anak-anak yang mempunyai hubungan buruk dengan keluarganya.]
Kalau alasan ini masih aku bisa terima. Intinya ini cara yang sama dengan cara yang dipakai di dua titik lain hanya sedikit diubah saja. Kalau di kota pusat beralasan anak-anak gelandangan, kalau di sini beralasan anak-anak yang keluarganya bermasalah.
'Baiklah, terima kasih bantuanmu Allergeia.'
[Tentu saja, kalau tidak kubantu nanti aku tidak akan mendapatkan tontonan menarik.]
Walau tujuan membantunya salah, setidaknya aku bisa mendapatkan sesuatu daripadanya. Dengan ini persiapanku sudah matang dan tinggal melakukan penangkapan pembunuh itu dan membunuh orang itu.
"Apa Noarude-san tahu beberapa keluarga yang punya anak kecil berusia sekitar 5 tahun dan memiliki masalah keluarga internal?"
"Aku tahu beberapa rumah punya masalah internal dan anak kecil, itu terjadi di beberapa rumah."
"Pembunuh itu mengincar kejadian seperti itu. Apa mungkin Noarude-san tahu bahwa banyak anak kecil yang meninggal karena diterkam hewan buas di luar desa?"
Aku perlu kerja sama dengan kepala desa ini untuk bisa mendapatkan hasil terbaik dengan pengorbanan seminimal mungkin. Kalau bisa seperti itu kurasa akan lebih mudah menyelesaikan masalah ini.
"Hmm kalau soal itu sih sudah sering terjadi beberapa kali. Waktu pertama kali terjadi kami terkejut dengan sangat, dan semakin lama kami semakin panik karena sudah terjadi hampir 8 kali lebih."
"Hmm, waktu pertama kali terjadi, apa Noarude-san tahu yang mengatakan bahwa mungkin anak kecil itu dibunuh oleh serigala putih?"
"Ahh ada ada! Ada salah satu orang dari warga yang melihat berkata seperti itu."
Sesuai dugaan, memang benar bahwa rencana penutupan pembunuhan ini dengan membuat seolah-olah ini adalah salah serigala putih. Harus ada satu hal lagi yang kupastikan daripada Noarude tentang stopwatch itu.
"Apakah orang itu membawa semacam arloji emas dengan rantai emas juga di tangannya selalu?"
"Umm… kalau itu sih aku kurang tahu pasti, tetapi beberapa kali ketika aku lihat pada orang itu selalu ada arloji itu."
"Satu pertanyaan lagi, apa orang itu tinggal sendirian?"
Sejauh ini semua pembunuh tinggal sendirian di rumahnya, tidak memiliki keluarga sama sekali. Ini mungkin dikhususkan agar tidak tersebar pembicaraan tentang dirinya dan menghindari mengambil perhatian terlalu banyak.
"Ya orang itu tinggal sendirian."
"Kalau begitu itu lah pembunuhnya. Kalau begitu tersisa kita menangkap orang itu dan membunuhnya. Jika tidak dibunuh maka dunia ini akan hancur."
"Harus ya? Baiklah daripada dunia harus hancur lebih baik mengorbankan satu orang."
Kepala desa memanggil beberapa orang terpercayanya untuk membantu kami menangkap pembunuh ketiga. Karena takut pembunuh itu mencoba kabur atau melawan, kami langsung saja bergerak dengan cepat.
Akhirnya pembunuh itu berhasil kami tangkap dan kami bunuh berdasarkan barang bukti yang dimilikinya. Benar saja, di rumahnya dia memiliki peta dunia dengan tata letak peniti yang sama juga dengan tali, sebuah stopwatch pada tangannya, dan lingkaran sihir.
"Titik ketiga berhasil kita selesaikan. Akhirnya kita bisa menuju ke titik ke empat, Timur Laut."
"Benar, aku rasanya ingin keluar dari tempat ini secepatnya. Hawa dingin ini membuatku hanya merasa malas bergerak dan ingin berada di tempat yang nyaman saja."
Setelah berterima kasih kepada kepala desa dan seluruh warga desa yang sudah membantu kami, akhirnya kami meninggalkan desa itu tanpa berlama-lama lagi. Sejauh ini tidak ada masalah kecuali diri kami yang mulai merasa malas bergerak saja.
Karena waktu itu kami tiba di desa sore hari, dan menyelesaikan masalah ini malam hari, terpaksa kami harus mengistirahatkan tubuh kami di tengah-tengah salju. Dengan kecerdasan Sin, aku membuat rumah salju yang sering disebut igloo.
"Rumah salju ini hangat juga ya ratu."
"Hmm, lumayan lah hangat, kalau mau tambah hangat bisa saja hanya tinggal menambahkan air ke dinding bagian dalam."
"Memang Kioku tahu semua ini dari mana?"
Arghh aku lupa dan akhirnya terlalu bersemangat dan menunjukkan bahwa aku punya kemampuan membuat segalanya. Buat Eriana, Fuukou, dan Midori mungkin mereka tahu apa yang memungkinkan ini terjadi, tetapi yang lainnya tidak tahu sama sekali.
"Ahh aku tahu dari salah satu warga tadi, aku bertanya kepada mereka."
"Hmm, begitukah? Baiklah kalau begitu."
Akhirnya semuanya masuk ke rumah igloo masing-masing sesuai dengan pembagian yang selalu terjadi dan sama. Aku tetap bersama Koshiyu yang sudah menjadi suamiku walau belum resmi.
"Kioku."
"Hmm? Ada apa Koshiyu?"
"Katakan jujur kepadaku, sebenarnya apa yang mendasari semua ini? Kamu tahu masalah ini akan terjadi, kamu tahu berbagai macam sihir yang tidak ada, kamu juga bahkan tahu bagaimana membuat rumah salju ini. Katakan kepadaku Kioku."
Hah~ tiba juga hari di mana aku harus mengatakan seluruh kebenaran yang aku sembunyikan dari banyak orang. Sebenarnya aku tidak mau mengatakannya karena aku takut bahwa orang akan memperlakukanku berbeda dari yang lain.
"Hah~ baiklah aku akan jelaskan kepadamu Koshiyu, tetapi berjanji lah kepadaku bahwa kau bahkan tidak akan berpikiran untuk memperlakukanku berbeda atau bahkan membenciku."
"Aku janji, katakan saja dan aku akan mendengarkan semuanya."
Dengan sedikit rasa takut yang menahanku aku tetap berusaha menjelaskan yang terbaik kepada Koshiyu. Aku menceritakan bahwa aku punya kepribadian lain, kekuatan dewi, kecerdasan banyak orang, semuanya aku jelaskan.
Entah apa yang menjadi reaksinya, aku tidak berani melihat. Aku meringkukan badanku, menghadap ke arah lain saat sedang berbaring tidak bisa membaca ekspresinya. Yang aku takut kan adalah dia akan menolak keberadaanku.
"… itu semuanya."
"…."
Keheningan ini membuat diriku tersiksa secara batin. Kurasa manusia biasa tidak akan bisa menerima kondisi seperti ini. Apalagi aku dan dirinya sudah menikah walau belum resmi. Mungkin dia akan menyesal sudah menikah denganku, itu lah kenapa aku selalu menghindari dirinya agar perasaanku terbuka kepadanya.
"Koshiyu? Kau membenci diriku ya? Membenci semua fakta ini?"
"Apa yang kau katakan Kioku, sejak awal aku selalu memahami bahwa banyak rahasia yang kau tutupi karena kau takut bahwa orang akan menolak keberadaanmu. Menikah denganmu itu adalah jalanku untuk menyelamatkanmu dan agar kau terbuka."
Mendengar ucapannya aku langsung terkejut dan mengeluarkan air mata. Entah teman-temanku yang berada di rumah salju lain mendengar atau tidak, tetapi aku menangis sekeras-kerasnya juga menjerit.
Semalaman itu aku menangis dalam pelukan Koshiyu sampai aku berhenti karena kelelahan dan tertidur sendiri. Entah kenapa rasanya ketika Koshiyu berkata begitu ada beban berat dari hidupku yang terangkat keluar. Perasaanku menjadi lebih terbuka karena itu.