Kemampuanku sudah terlatih, hanya saja masih terlalu jauh dari apa yang menjadi targetku. Di titik ini, bahkan lima persen dari tujuanku saja belum tercapai.
Karena aku punya kemampuan regenerasi karena membuat diriku hampir di ujung maut, seharusnya aku bisa bertahan untuk berlatih di sini sekarang.
Seperti yang aku ucapkan, kemungkinan besar ada kesempatan di mana aku dan Kuroshin bisa bertarung di luar angkasa. Karena itu aku harus membiasakan diri juga bertarung di sini.
Normalnya pasti ada hambatan yang membuatku sangat sulit bergerak dan lainnya, tetapi hal itu dinetralkan oleh kekuatan dewa walau dalam keadaan non-aktif.
Perlu dipahami kekuatan dewa dapat membuatku beradaptasi dalam keadaan seekstrim apa pun. Itu kenapa aku bisa bertahan di luar angkasa yang seharusnya tidak bisa.
Jika bukan karena kekuatan ini, aku pastilah udah perlahan-lahan membeku dari suhu di sekitar tubuhku yang berada di -100 derajat Celcius bahkan lebih rendah lagi.
"Sayang, bukankah tujuanmu sekarang sudah tercapai? Bisakah kau sekarang pulang?"
"Tidak, ini masih terlalu awal untuk mensia-siakan perjalanan ini. Sudah di sini, maka aku akan memanfaatkan semuanya dengan semaksimalnya."
Dalam waktu yang singkat ini, aku sudah menolak permintaan Kiera beberapa kali karena keegoisan yang kumiliki.
Aku tahu bahwa dia tidak akan mengkhianatiku, tetapi aku takut dia membenciku dan rasa cintanya padaku kurang.
Di satu saat keluarga yang memberiku alasan untuk bertarung, tetapi itu juga bisa menjadi penghambat karena mereka terlalu mengkhawatirkanku.
Apa yang terjadi sekarang saja masih kurahasiakan dari anak-anak atau mereka akan sama paniknya seperti Kiera.
"Seberapa jauh memangnya kau akan terus berlatih Sin…?"
"Sampai setidaknya kapasitas manaku mencapai 600 ribu. Dua kali lipat dari sebelumnya."
"Bukankah itu tujuan yang terlalu berlebihan? Sekarang saja baru di 380 ribu."
Oh, bukankah sebelumnya aku hanya punya 310 ribu, tetapi sekarang sudah ketambahan 70 ribu. Ternyata selain mendapatkan regenerasi, kapasitas mana milikku juga meluas.
Kemampuan regenerasiku sudah pada titik 867 mana per sekonnya. Sekali lagi, untuk bertahan masih cukup, tetapi aku sangat ragu untuk bertarung.
Tingkat keefisienan sihir dari buatan kekuatan dewa sangatlah rendah. Menggunakannya tanpa menguasai dan meniadakan kerugiannya, sama saja cari mati.
Tidak, sebenarnya jika aku mampu memahami kekuatan dewa lebih lagi, aku bisa saja menguasai setiap sihir yang dibuat dengan baik.
Namun dikondisi sekarang, itu masih belum memungkinkan. Masih ada banyak tahap yang harus dipelajari lebih dulu untuk mencapai titik tersebut.
Guna apa kekuatan dewa kalau tubuhku tak punya kuasa untuk menggunakannya. Semuanya itu akan jadi percuma begitu saja.
"Di mata kalian mungkin ini berlebihan, tetapi kujamin Kuroshin punya berkali-kali lipat jumlah mana dari yang aku miliki sekarang. Entahlah, berapa juta mungkin."
"Sebegitu besarnya kah obsesimu untuk mengalahkan Kuroshin? Aku paham, tetapi apa kau tidak bisa untuk menenangkan diri sejenak?"
"Kau terlalu terpancing emosi Sin. Jangan biarkan rasa dendammu itu bisa sewaktu-waktu membunuhmu sendiri karena tak bisa mengontrolnya."
Benar saja apa yang dikatakan Shin kali ini walau aku tak ingin membalasnya. Tindakan yang digerakan oleh emosi negatif apalagi rasa marah, pasti akan kacau.
Sama seperti dalam sebuah pertarungan. Siapa pun yang membuat pergerakan pertama mungkin akan dapat keuntungan awalnya, tetapi artinya dia adalah orang yang gegabah dan tidak sabar.
Bertindak lebih nanti artinya kau dapat memahami kondisi yang dihadapi lebih baik karena tidak termakan oleh bualan kemenangan di awal-awal.
Fatal bila kau meremehkan musuh atau kondisi yang terlihat mudah, tetapi nantinya terkejut dan tidak bisa menghadapi situasi yang berubah secara mendadak.
Kelemahan terbesar manusia memanglah akan muncul dengan sendiri ketika mereka lengah atau berada di ujung tanduk dengan tidak ada pilihan lain lagi yang bisa diambil.
Bodohnya manusia, termasuk diriku bahkan, kita tak pernah menutupi kelemahan ini malahan mengeksposnya secara terang-terangan walau tidak sengaja. Tentu saja musuh diuntungkan karena tindakan seperti ini.
"Baiklah, aku akan kembali ke daratan lagi. LeFiera."
Sebenarnya dengan kedua pasang sayapku saja sudah cukup, tetapi aku akan sedikit kesulitan karena tidak ada udara yang bisa menjadi pendorong karena gesekan diperlukan.
Tidak sulit, tetapi agak males untukku membuang waktu dengan cuma-cuma. Lagian Kiera sudah pasti setengah mati khawatir akan diriku.
Dengan kecepatan penuh, aku langsung kembali ke Heresia. Tukikan tajam dan kecepatan ini sebenarnya bisa membakarku, tetapi karena aku sudah masuk atmosfir lagi, aku bisa menahannya dengan sihir lain.
Mana dari alam bisa kuambil lagi setelah aku di dalam atmosfir. Oh ya, kenapa tidak sekalian saja aku mengecek kecepatan terbangku yang dinilai ketika sayap dan sihir digunakan sekaligus?
Tanggung, aku ingin berlatih, maka aku akan berlatih sampai akhir. Memaksakan diri? Oh sudah biasa, aku bisa memaksakan diriku setiap waktu yang aku mau.
Seharusnya Kiera tidak akan protes kan? Toh ini tidak mengancam nyawaku seperti yang barusan kulakukan di luar angkasa tadi. Jujur, aku memang merasakan kekuatan menimbun dalamku.
"Kiera, aku akan terbang mengitari Heresia sekali baru aku akan kembali. Tenang saja, aku akan terbang dengan cepat dan akan langsung pulang setelah itu."
"Hah… lama-lama aku hanya bisa diam saja, terserahmu saja deh sayang."
Iya tentu saja Kiera sudah capek melihat suaminya yang seperti ini. Jujur, kata-kata maaf saja kurang, bahkan kurasa sampai aku sembah sujud mungkin juga belum.
Kelakuanku memang tidak bisa ditolerir lagi, jadi ya bagaimana. Kebahagiaan dan batasanku sudah dirusak semua orang Kuroshin.
Ini seperti aku dihadapkan kepada sebuah pilihan, dead or dead. Berlatih untuk menjadi lebih kuat sampai diujung maut lalu melawan Kuroshin yang bisa membunuhku dengan mudah.
Atau diam saja sampai Kuroshin mengarahkanku kepada rencananya yang selanjutnya, yang… kurasa juga akan membunuhku cepat atau lambat.
Aku menyerah, diam saja tidak akan merubah sesuatu. Setidaknya jika aku berusaha menjadi lebih kuat, melawan Kuroshin dan membunuhnya, semuanya akan kembali normal… kalau itu sampai berhasil.
"Sin!! Aku barusan mendapat sebuah informasi dari satelit!!"
"Apakah petanya semakin luas lagi? Kalau begitu nanti saja."
"Tidak!! Rumah!! Satelit-satelit itu menemukan Terra!!"
Apa yang diucapkannya!? Aku tidak salah dengar bukan!? Terra! Kukira aku akan memakan lebih banyak waktu bahkan sampai bertahun-tahun bahkan puluhan tahun.
Namun, dalam waktu kurang dari satu tahun hanya berbulan-bulan saja, aku sudah menemukan tujuan yang kuinginkan!?
Tidak… bagaimana kalau ini bagian dari rencana Kuroshin untuk membawaku kepada suatu masalah yang lain lagi? Ughh… dilema tentang Kuroshin terus saja menghantuiku.
Namun aku sudah berusaha sejauh ini, aku tak akan membiarkan semua ini jadi sia-sia. Pulang tetaplah pulang. Ada halangan apa pun, biarkan aku mengatasi dan melawan semuanya itu.
Tak kubiarkan siapa pun menghalangiku untuk pulang dan mencari kebenaran soal anak-anakku dan Kiera yang lain bahkan Kuroshin sekalipun.
"Ini lebih cepat dari dugaanku, tetapi ini berita bagus!! Aku akan segera kembali untuk mengeceknya. Untuk sementara, biarkan satelit yang menemukan untuk menghitung dan mencari tahu lingkaran poros tempat Terra berevolusi."
"Oh, itu sudah dicari juga sebenarnya selama mengamati Terra. Dan… yang perlu kau ketahui, Terra telah banyak berubah. Terlalu banyak untuk diucapkan."
"Oke, oke, aku akan kembali dan melihat detailnya sendiri, tenang saja."
Dengan kecepatan terbang yang boleh dibilang… tidak masuk akal, aku kembali dalam waktu satu jam setengah saja. Ya, mengitari Heresia dalam waktu satu setengah jam memang gila.
Oh ya, apakah aku pernah mengatakan, bahwa satu hari di sini itu ada 27 jam? Ya, ada ekstra sekitar tiga jam, walau dibanding Kimino tentu saja jauh yang seharinya 36 jam.
Kecepatan yang kutempuh itu sekitar 890 km/jam. Cepat? Masih terlalu lambat, tetapi lebih efisien daripada jet yang punya bahan bakar yang amat sangat terbatas.
Aku tahu, aku tahu, bahwa itu melebih-lebihkan, tetapi nyatanya memang begitu. Terkadang aku berpikir, buat apa alat teleportasi kalau aku bisa terbang dengan sihir dan dua pasang sayapku.
Informasi tambahan, tentu saja Kiera sudah pulang ke rumah karena anak-anak akan khawatir nantinya dengan tidak adanya aku dan Kiera.
Memang sih ada mama yang menunggu di rumah, tetapi rasanya tetap saja aneh meninggalkan anak-anak tanpa pengawasan Kiera. Tanpa pengawasanku sih tidak masalah pastinya.
"Coba, tampilkan kepadaku aku datanya, biar aku lihat apakah itu memang benar Terra atau bukan."
"Itu. Memang, terlihat berbeda, tetapi aku bilang ada banyak perubahan yang terjadi selama ratusan tahun ini."
"Ini… memang sekilas terlihat mirip dengan Terra, tapi…."
Secara data keseluruhan, ini bukan lagi Terra. Tidak hanya porosnya berubah, lokasinya berubah, juga bentuk permukaannya berubah karena kejadian kiamat itu.
Namun ada banyak satelit alami yang muncul selain bulan. Tidak, bahkan bulan sudah hilang, kemungkinan besar ikut terlibat karena kiamat tersebut.
Oh ya, secara keseluruhan, Terra yang seharusnya terdiri dari 70 persennya adalah air, sekarang turun menjadi hanya 48 persen saja.
Masih perhitungan kasar, tetapi bisa dilihat bahwa memang banyak yang terjadi. Jujur, kenapa aku ragu adalah dulu sekali waktu masih di Terra, ada klaim mengatakan ada planet yang mirip dengan Terra secara keseluruhan.
Sedikit meragukan, tetapi kurasa ini bisa kupercayai untuk sejenak. Mungkin, untuk memastikannya, perlukah aku mengirimkan beberapa sinyal ke permukaan Terra?
"Untuk sementara ini bisa diklaim sebagai Terra. Tapi cobalah untuk mengirimkan sinyal yang familiar dengan penduduk Terra yang dulu. Sinyal morse code misalnya."
"Akan kami coba tuan sebisa mungkin dengan semua sinyal dan kode yang dipahami. Namun mohon bantuan untuk informasinya karena kami tidak tahu itu."
"Nanti minta saja datanya kepada IAI, dia akan memberikan kepada kalian semua arsip data yang diperlukan."
Ada miliaran Terrabyte data tentang banyak hal dari yang penting sampai rahasia negara, atau informasi sampah yang tersimpan dalam Pentarundum.
Ingat, itu adalah alat sihir yang kuciptakan bahkan sampai sekarang, walau sudah ditingkatkan fiturnya dan kemampuannya.
Harapan sudah muncul, tetapi mari kita amati untuk lebih jauh dan lebih detail. Bukankah berhati-hati lebih baik, aku tidak ingin buang-buang waktu juga untuk hal sia-sia.