PENYIHIR WANITA BERAMBUT PUTIH

Sudah sedari tadi aku perhatikan sejak pertama kali aku sampai di pinggiran desa kecil ini, setiap orang yang aku lewati spontan menghentikan kegiatan mereka dan terus menerus memperhatikan diriku, bahkan sampai ada beberapa dari mereka yang diam-diam mulai mengikuti langkahku. Bahkan ketika aku duduk di kursi kedai makan kecil pinggiran desa ini pun semua pengunjung langsung menghentikan kegiatan makan mereka untuk memperhatikan aku.

Bagiku ini bukan pertama kali aku diperhatikan seperti ini, sejak aku berusia 12 tahun pun aku sudah mengetahui kalau banyak orang yang memperhatikanku terutama kaum pria, tidak tua, tidak muda, baik yang masih single maupun yang sudah beristri, semuanya tidak pernah hentinya memperhatikanku. Bukannya ingin memuji diri sendiri atau bagaimana, tapi komentar semua orang yang memperhatikanku dari berbagai jaman dan tempat yang aku datangi, selalu hanya satu kata, dengan bahasa apapun artinya tetap sama, kata itu adalah

Cantik

Dan semakin usiaku bertambah, tatapan mata orang yang melihat ke arahku semakin menjadi tidak terkontrol. Awalnya aku sedikit risih dan takut karena terus menerus diperhatikan seperti itu, namun perlahan aku mulai terbiasa dan mulai belajar untuk tidak terlalu menghiraukan tatapan mata mereka itu. Untungnya pada saat itu aku sudah mendapatkan beberapa teknologi modern dari jaman 2030 sehingga semua gadget itu bisa membantu untuk bisa lebih mengetahui dan memahami niat jelek mereka.

Seperti saat ini misalnya, dengan perangkat Google Eye yang aku miliki aku bisa melihat dengan jelas dengan mengaktifkan fungsi kamera suhu tubuh dan kamera aura, bahwa sebagian besar pria yang sedang menatap diriku saat ini, kebanyakan dari suhu tubuh mereka dan energi tubuh mereka terkonsentrasi ke bagian bawah tubuh mereka.

Sebenarnya dengan sinar x milik Google Eye aku juga melihat tembus pandang untuk bisa melihat dengan jelas apa yang sedang terjadi di bawah bagian tubuh mereka itu, tapi justru karena sudah bisa menebaknya aku jadi malas mengaktifkan fungsi kamera tersebut pada Google Eye ku.

Tanpa persenjataan modern dan berbagai ilmu pengetahuan modern serta beladiri modern yang sudah aku pelajari aku mungkin tidak akan berani terlalu memperlihatkan penampilanku wanitaku yang sesungguhnya karena pada jaman lampau, dimanapun itu, hukum tidak berlaku dan yang berlaku hanyalah hukum yang kuat menindas yang lemah.

Kaum wanita yang tidak ada perlindungan dari keluarga atau masyarakat, atau jauh dari desa atau rumahnya, baik muda, ataupun tua, baik kecil maupun Dewasa, sangat rentan menjadi korban kekejaman para penjahat yang tidak terkontrol oleh pasukan pemerintah pada jaman itu, yang suka merampok, menculik, memperkosa dan menjual wanita sebagai budak atau sebagai wanita penghibur.

Hanya setelah aku mendapatkan berbagai pengetahuan, beladiri dan persenjataan modern lah baru aku berani menampilkan penampilan wanitaku yang sesungguhnya seperti sekarang ini, setelah aku yakin aku bisa melindungi diriku sendiri. Pada jaman-jaman sebelumnya, sudah tak terhitung berapa banyak penjahat yang aku hajar habis-habisan dan aku lempar ke halaman depan kantor petugas keamanan setempat karena mencoba menghadangku di tengah jalan yang sepi untuk mencoba menculik dan memperkosa atau menjualku ke penjual budak atau rumah pelacuran.

Dan untungnya juga ketika aku masih kecil, rambutku masih pendek sekali, dan penampilanku masih dekil kumal sehingga tidak ada yang mengira kalau aku adalah seorang gadis kecil, sehingga walaupun masih kecil aku belum memiliki ilmu beladiri yang mumpuni dan persenjataan modern, namun aku masih bisa selamat dari kekejaman para penjahat di masa lampau karena mereka mengira aku cuma bocah lelaki dekil kotor tak berguna.

Tapi walaupun aku sudah bisa melindungi diri sendiri, bukan berarti gangguan-gangguan dari beberapa lelaki yang tidak bisa menahan diri untuk mendekatiku tidak akan aku alami sama sekali, justru semakin banyak. Tapi berkat berbagai informasi yang Sony berikan kepadaku, aku jadi lebih santai menghadapi mereka.

Seperti misalnya dengan membantu aku menjawab godaan-godaan para lelaki usil itu dengan bahasa yang mereka mengerti, Sony memperlihatkan hologram pada bagian wajah di depan helm baju tempurku sehingga seolah-olah aku sedang menggerakkan bibirku dan berbicara menggunakan bahasa mereka, padahal sebenarnya di balik helm baju tempur aku berbicara menggunakan bahasa yang berbeda dan Sony lah yang langsung menterjemahkan bahasa ku ke bahasa mereka dan menterjemahkan bahasa mereka ke bahasa ku.

"maaf gadis cantik, anda terlihat sendiri, apakah boleh kakanda menemanimu?" tanya seorang pria bertubuh tambun berkepala botak dengan sebilah golok besar terselip di pinggangnya yang tiba-tiba saja berjalan mendekatiku dan berdiri di samping meja makan ku.

"betul cantik, tidak baik apabila gadis cantik sepertimu berjalan sendirian tanpa ada yang menemani" timpal temannya yang bertubuh kurus, botak dan menyandang sebilah goloh juga di pinggangnya sambil menghampiri meja makanku.

Aku mengangkat kedua kepalan tanganku ke arah mereka dengan sopan untuk menolak secara halus, sebagai tahap pertama penolakan yang sudah biasa aku lakukan kepada semua lelaki yang selama ini selalu menggodaku. "maaf ijinkan saya menikmati minuman dan makan ini sendiri"

"ayolah cantik, jangan malu-malu, biarkan kami yang menemani makan dan minummu" celetuk si tambun sambil mulai berani duduk di samping meja ku tanpa minta ijin dulu.

"iya cantik" sambar si kurus sambil ikut-ikutan duduk juga di samping meja makan ku.

Aku bisa melihat kalau para pengunjung kedai makan kecil ini tidak ada yang berani mengambil tindakan apapun, bukti bahwa sebagian besar dari mereka hanyalah penduduk biasa yang tidak memiliki keahlian beladiri.

"ngomong-ngomong tanganmu halus sekali ya" ujar si tambun secara tiba-tiba sambil dengan lancangnya memegang tanganku.

"maaf tolong lepaskan" pintaku dengan suara yang mulai sedikit tegas

"kenapa harus kami lepaskan, ini kan supaya tanganmu terasa hangat sayang" sambung si kurus sambil ikut-ikutan memegang tanganku yang satunya lagi.

Saat aku hendak melepas secara paksa pegangan mereka dan menghajar mereka, tiba-tiba saja seorang pria muda yang dari penampilannya sepertinya adalah salah seorang pelayan di kedai kecil ini berteriak dari samping kedai sambil memegang baki makanan dengan tangan gemetaran.
"berhentiii...!! lepaskan gadis itu...!!"

Awalnya kedua cowok tambun dan kurus itu kaget, setelah melihat pria muda itu, lalu mereka saling berpandangan dan tertawa terbahak-bahak sambil menggebrak-gebrak meja.

"HAHAHAHAHA.....!!!" pingkal si tambun

"ada yang sok mau jadi pahlawan ya di depan gadis cantik ini...!!!" seru si kurus sambil langsung berdiri diikuti oleh si tambun.

Lalu kedua orang itu menarik goloknya dari sarung golok yang terselip di pinggang mereka dan menghunusnya ke arah si pemuda sambil mengancam.

"hei pelayan, kalau masih mau sayang nyawa, sebaiknya jangan ikut campur" ancam si kurus
"kamu belum mau mati muda kan" lanjut si tambun

Dari Google Eye aku bisa melihat kalau seluruh tubuh pelayan itu kaku dan gemeteran, keringat dingin mengalir keluar dari hampir semua pori-pori tubuhnya, dan jantungnya berdegup sangat kencang, bukan jenis reaksi tubuh dari seorang ahli beladiri pastinya.

Kalau dia masih mencoba nekat melawan, dia pasti akan terbunuh, karena pada jaman ini, hukum tidak berlaku, kapanpun orang bisa terbunuh hanya karena masalah sepele, apalagi pada jaman ini semua orang bisa membawa senjata kemanapun mereka pergi.

Pemuda itu melihat ke arahku dan ke arah kedua begundal itu berkali-kali, mencoba menimbang-nimbang langkah apa yang akan dia lakukan, karena salah ambil keputusan sedikit saja, maka nyawa dia akan melayang pada saat itu juga.

Tapi entah bagaimana aku bisa melihat kalau dari denyut jantungnya dan aliran darahnya serta hembusan nafasnya dan perubahan hormon dalam darahnya dan otaknya, sepertinya pemuda ini perlahan-lahan akan mulai mengambil sikap dan akan mengatakan sesuatu yang aku rasa akan benar-benar membuatnya mati konyol.

Ketika pemuda itu siap-siap mengambil nafas dan tepat pada saat dia akan mengatakan sesuatu, aku langsung berdiri dari tempat duduk ku dan langsung berkata dengan keras agar bisa di dengar pemuda itu.

"sudah ah...!!! aku sudah tidak minat lagi makan disini..!!" bersamaan dengan itu aku langsung berbalik badan dan berjalan cepat meninggalkan kedai kecil itu.

Kedua begundal itu langsung panik
"eh sayang..!! mau kemana....??!!!" seru si tambun sambil langsung berlari mengejar aku
"gara-gara kamu sih...!!" omel si kurus ke arah si pelayan sambil ikutan berlari di belakang si tambun.

Sengaja aku berlari kecil ke arah tikungan dekat kedai yang tidak terlihat dari arah kedai, supaya orang-orang di kedai tidak bisa melihat apa yang akan aku lakukan kepada kedua begundal itu. Tidak butuh waktu lama bagi begundal itu untuk berlari menyusul aku yang sengaja berlari dengan langkah kecil supaya bisa mereka susul.

"hayooo mau kemana sayang.." hadang si kurus yang berhasil menyusulku sambil mengangkat kedua tanganya ke kanan dan kiri untuk menghalangi jalanku, sedangkan si tambun baru saja selesai berlari menghampiriku dengan nafas berat dan ngos-ngosan.

Aku tersenyum melihat kedua pelawak ini, saat aku hendak siap-siap mengeluarkan jurusku. Tiba-tiba saja suara si pelayan muda kembali terdengar "heeiii hentikan jangan ganggu diaa..!!!""

"berengsek nih bocah sudah bosan hidup banget ya..!!" teriak si tambun dan kurus dengan kesal, yang sebenarnya merupakan suara hatiku juga yang antara kesal, gemas dan kagum melihat kegigihan si pemuda pelayan itu yang tidak bisa mengukur kemampuan dirinya sama sekali.

Tiba-tiba dari belakang pemuda itu muncul 5 orang berkuda dengan tombak di punggung dan pedang di pinggang dan memakai seragam yang sama, dugaanku mereka adalah pasukan keamanan setempat. Sepertinya si pemuda pelayan ini dengan cepat memanggil pasukan keamanan yang kebetulan sedang patroli di sekitar daerah situ. Cerdas juga si pelayan itu rupanya. Dengan begini aku tidak perlu mengeluarkan jurusku.

"ga..gawaatt..., kabuuur" seru si tambun dan kurus sambil langsung lari ke arah semak-semak. Para pasukan keamanan tersebut tidak terlihat berusaha menangkap mereka, mungkin karena dianggap cuma bentuk gangguan keamanan kecil saja.

Setelah pasukan berkuda dan pelayan muda itu mendekatiku, mereka saling bertanya apakah aku baik-baik saja. Dilihat dari denyut jantung, hembusan nafas, perubahan ukuran pupil, dan perubahan hormon di otak mereka, Sony menginformasikan kepadaku kalau bukan saja pelayan muda itu, bahkan para pasukan keamanan berkuda itu juga 90% menunjukkan tanda-tanda ketertarikan atas wajah dan penampilanku.

Terkadang aku sampai serba salah sendiri dengan bagaimana para lelaki di sekitar ku bersikap setelah melihatku. Padahal aku tidak pernah berusaha menggoda mereka dan malah seringnya aku bersikap tegas dan galak supaya mereka tidak berusaha mendekatiku, tapi hasilnya selalu berbeda. Aku benar-benar sampai bingung harus bagaimana menyingkapinya.

"aku baik-baik saja, maaf sudah merepotkan kalian" jawabku halus
"kalau adik ini ingin mendapatkan pengawalan keamanan menuju ke pusat desa dari pinggiran desa ini, maka kami akan dengan senang hati mengawal adik" ujar seorang pengawal yang sepertinya adalah pimpinannya.

"terimakasih, tapi mohon maaf, saya sudah merasa aman dengan kehadiran anda sekalian, saya lebih memilih berjalan sendiri menikmati pemandangan di tepi jalan." Tolakku halus

"baiklah bila itu mau adik, kami akan berjalan lebih dahulu menyusuri jalan setapak ini sampai ke pusat desa untuk memastikan tidak akan ada gangguan yang akan adik temui di tengah jalan" usul si pemimpin pasukan keamanan.

"terimakasih atas bantuannya" ujarku
Si pemimpin mengangguk sambil tersenyum ke arahku, lalu menjalankan kudanya perlahan menyusuri jalan setapak itu.

Setelah beberapa saat pasukan berkuda itu sudah tidak terlihat lagi di tikungan jalan setapak itu, maka si pemuda pelayan itu memberanikan dirinya untuk bertanya padaku.

"apa benar nona tidak apa-apa?" tanya si pemuda itu
Aku mengangguk sambil tersenyum, kalau dilihat-lihat pemuda ini lumayan manis juga sih.

"nona ke desa ini ada urusan apa? dengan siapa nona ke sini? Apa tidak ada yang menemani? Bahaya lho kalau berkelana sendirian seperti itu?"

"Rain" jawabku singkat sambil mencoba menghindari menjawab pertanyaannya
"apa?" tanya pemuda itu
"Rain, itu namaku, panggil aku Rain" jawabku
"Rain? Nona Rain?
"Rain saja, tidak perlu pakai nona" koreksiku
"Rain?"
"Ya, Rain"

Pemuda itu tersenyum "nama saya Chen Chen, senang bertemu anda nona Rain"
"Rain..!" tegasku sekali lagi
"i..iya, maaf Rain.."
"siiipp, gitu dong"

"mmmm... Rain itu bukan nama dari orang sekitar sini ya?"
Aku tersenyum "Rain itu dari bahasa tempat yang sangat jauh dari sini, Rain dalam bahasaku artinya hujan"
"Rain artinya hujan? Memang sih kamu terlihat cantik sekali seperti hujan" celetuk si pemuda itu tidak nyambung, namun ketika melihat senyumku dia langsung tersadar dan salah tingkah
"ma..maa..maaf, saya tidak bermaksud, maksud saya, itu, anu..."
"terimakasih" jawabku sambil tersenyum geli

Dari reaksi hormon di otaknya dan pembesaran pupil matanya serta denyut jantungnya, Sony memberikan informasi kepadaku kalau si pemuda itu terlihat semakin terpesona saat melihat senyumku barusan, tuh kan padahal aku tidak ada maksud sama sekali melakukan apapun untuk menggoda siapapun, tapi selalu berakhir seperti ini.

"kalau begitu aku permisi dulu ya, aku akan melanjutkan perjalanan ke pusat desa" pamitku
"be..benarkah tidak apa-apa anda berjalan sendirian?" tanya si pemuda terlihat panik
"benar kok, tidak apa-apa, lagipula sepanjang jalan di depan kan sudah di periksa oleh pasukan keamanan berkuda yang tadi, jadi seharusnya sih sudah aman" jawabku

"i..iya juga sih" sahut si pemuda
"kalau begitu aku akan melanjutkan perjalananku lagi, terimakasih sekali atas bantuan nya tadi Chen Chen" ujarku sambil mulai berjalan berlalu

"apa anda tidak akan melanjutkan makan siang anda dulu yang tadi?" seru si pemuda
Aku tersenyum lagi padanya "nanti aku akan mampir lagi kapan-kapan ya"

Walaupun sambil berjalan berlalu aku bisa mengetahui kalau si pemuda itu masih terus memperhatikanku dari belakang sampai akhirnya aku menghilang dari pandangannya saat melewati tikungan jalan setapak itu.

"cieeeee...., ada yang bikin cowok jatuh cinta lagi tuh" goda si Sony sambil menyenggol pundakku

Kali ini hologram Sony muncul di sampingku sambil berjalan menemaniku, senggolan di pundak yang aku rasakan saat Sony menyentuh pundakku adalah sensor gerak di baju tempurku yang merespon sentuhan hologram yang seolah-olah dilakukan Sony ke pundakku yang padahal itu tidak pernah terjadi sama sekali, ini adalah salah satu program virtual reality yang dihubungkan dengan hologram dan fungsi respon pada baju tempur ku.

"udah ah, apaan sih, biasa aja kali" timpalku cuek
"hahaha, iya deh.., salah kamu juga sih cantik kok kebangetan" celetuk Sony
"diiihhh...., pagi pagi udah gombalin anak orang" timpalku sambil balik membalas mendorong pundak Sony.
"daripada gombalin anak monyet? hahaha" Sony malah becanda

Yup selain hologram Sony juga bisa melakukan tindakan seolah-olah menyentuh tubuh pemakai baju tempur, pemilik baju tempur juga bisa melakukan tindakan yang terlihat seolah-olah menyentuh hologram Sony juga. Tentu saja Sony cuma bisa dilihat oleh si pemakai baju tempur, karena itu apabila ada orang lain yang melihat percakapan kami berdua, maka aku akan terlihat seperti orang gila, karena terlihat seperti berbicara sendiri.

Tapi aku sudah melihat kondisi orang di sekitarku dari GPS yang sudah di update oleh Google Mini Satelite dan Google Atomic Drone yang terhubung ke piranti baju tempurku. Walaupun untuk menyelesaikan menscan dan mengambil informasi terkini dari seluruh dunia dan seluruh daratan China butuh waktu satu hari, tapi setidaknya selama satu jam ini sudah ada update informasi terkini dari situasi dan kondisi di radius satu kilometter di sekitarku. Dan dari situ pula aku sudah mengecek dan selalu mengecek, bahwa tidak ada orang lain di sekitarku yang sedang melihatku berbicara sendiri dengan Sony.

Namun tak lama setelah berjalan menyusuri jalan setapak, sensor Sony melaporkan bahwa ada gerakan dua orang yang sedang berjalan mendekati posisiku saat ini.

"sepertinya ini dua orang yang tadi bos" lapor si Sony sambil memperlihatkan gambar yang diambil dari beberapa Google Atomic Drone yang sedang terbang mengitari dua orang begundal itu tanpa mereka sadari karena saking kecilnya Google Atomic Drone itu.

Dari gambar yang diambil Google Atomic Drone yang ditampilkan ke Google Eye ku dan pada bagian dalam helm tempur, aku bisa melihat kalau mereka memang berniat menyergapku lagi saat sudah tidak ada orang lagi di sekitarku. Sepertinya mereka benar-benar masih penasaran untuk bisa berhasil menangkapku untuk diajak bersenang-senang dengan mereka.

"persiapkan Twin Dragon Sword" perintahku pada Sony
"siap bos" jawab Sony

Twin Dragon sword adalah nama yang aku berikan kepada pedang kembarku yang super transparan dan super tajam, pedang kembar ini benar-benar transparan sampai aku pun tidak bisa melihatnya, aku terbantu hanya karena aku memakai Google Eye dan helm baju tempur yang bisa memperlihatkan kepadaku penampakan sebenarnya dari dragon sword ku.

Pedang ini aslinya hanya sepanjang dua meter saja, tapi bisa diperpanjang sampai sepanjang seratus meter dengan kecepatan maksimal setara dengan kecepatan suara. Pedang ini bisa memanjang karena terdiri dari ratusan bilah-bilah pedang yang disambung bagian dalamnya dengan kawat baja titanium yang bisa dikunci dan dilepas sehingga bisa diperpanjang dan di gerakkan seperti pedang cambuk.

Sangat sulit mengendalikannya, namun karena aku memiliki banyak waktu dari pengulangan kehidupan yang sangat lama dan panjang ketika aku terdampar berbagai jaman, maka aku bisa menggunakan waktu yang sangat lama itu untuk berlatih habis-habisan menguasai pedang ini.

Walaupun aku juga sudah banyak menguasai berbagai jenis ilmu beladiri dari berbagai tempat dan jaman, namun itu saja masih tidak cukup untuk mengendalikan Twin Dragon Sword. Faktor utama kesulitan pengendaliannya adalah karena kecepatannya yang setara dengan kecepatan suara, sehingga walaupun sudah dilengkapi dengan teknologi peredam hentakan namun seringkali hentakkan yang aku rasakan pada gagang pedangnya masih sangat kuat sekali, sehingga terpaksa aku membutuhkan paling tidak 1% dari kekuatan baju tempurku untuk menahan hentakkan dan getaran pedang itu agar tidak terlepas dari genggamanku.

Laporan informasi dari Google Eye dan Sony juga aku butuhkan untuk mendeteksi keberadaan semua bagian pedang yang sedang diperpanjang dengan melesat kecepatan suara itu agar bisa aku pastikan pedang itu tidak salah sasaran mengenai benda atau orang yang tidak aku inginkan.

Pedang ini cuma bisa dihancurkan oleh kekuatan genggaman baju tempur pada kekuatan 100% atau setara dengan kekuatan bom atom Hiroshima Nagasaki. Ide pedang ini aku dapatkan dari melihat berbagai macam jenis senjata dari berbagai jaman sewaktu aku masih kecil dulu, waktu itu aku berpikir bagaimana caranya membuat senjata yang setajam pedang dan juga lentur seperti cambuk. Barulah pada jaman 2030 aku bisa mewujudkan ide itu dengan bahan-bahan yang sudah tersedia di jaman itu.

Aku namakan Twin Dragon Sword karena kemampuannya yang aku atur agar kedua pedang kembar ini masing-masing bisa mengeluarkan hawa panas sampai 1000 derajat celcius dan mengeluarkan hawa dingin sampai minus 1000 derajat. Hawa panas dan dingin yang ekstrim itu bisa memotong dan melelehkan serta menghancurkan apapun yang ditebasnya seperti terkena ledakan bom.

Pada kondisi tersebut pedang ini akan berwarna merah dan biru menyala yang membuatku menamakan jurus itu sebagai jurus pedang naga api dan pedang naga es. Sampai sekarang aku belum pernah bertemu lawan yang bisa memaksaku menggunakan kedua jurus terlarang itu. Itulah kurang lebih kemampuan maksimalku apabila tanpa bantuan Sony.

"haii cantiiikkk..., ketemu lagi nih" suara si tambun membuyarkan lamunanku
"kayaknya kita jodoh ya" sambung si kurus

Kedua orang begundal yang sudah tiba itu langsung mendekatiku dan mulai berusaha menyentuhku. Ketika tangan mereka hampir menyentuhku, aku langsung memelintir tangan mereka dan membanting keduanya. Ini adalah tantangan bagi mereka untuk serius menghadapiku, akan kulihat sejauh mana kemampuanku bisa mengatasi mereka.

Ketika melihat aku mengambil kuda-kuda kungfu, mereka berdua langsung sadar kalau ternyata selama ini aku berpura-pura tidak bisa beladiri.

"jadi begitu ya" ujar si kurus sambil berdiri dari jatuhnya
"menarik juga nih" lanjut si kurus sambil mulai mengeluarkan goloknya dari sarungnya

"masa dua orang lelaki gagah sampai harus menggunakan senjata melawan seorang wanita lemah tak berdaya tanpa senjata?" godaku melihat kuda-kuda mereka

"berisiiiikk...!!!" seru mereka berdua bersamaan sembari meloncat ke arahku dan mengayun-ayun golok mereka dengan liarnya dan tak beraturan, dari serangan mereka terlihat bahwa mereka menyerang dengan jurus asal-asalan, walaupun mungkin mereka menguasai beladiri tapi sepertinya masih dangkal sekali.

Selama lima menitan, sambil tersenyum, dengan menggunakan ilmu ringan tubuh, aku menggerakkan tubuh ku di sekeliling mereka dengan ringannya untuk menghindari serangan golok mereka yang tidak terarah dengan baik. Walaupun mereka menyerang dengan tenaga penuh sampai ngos-ngosan, namun berkali-kali serangan golok mereka hanya menyabet angin dan ruang kosong.

Setelah agak bosan menghindar terus, aku membalas serangan mereka dengan cara menampar pipi mereka beberapa kali.
PLAAKK...PLAAAKK...PLAAAKKKK...PLAAAKKK...!!!!

Kedua begundal itu langsung jatuh tersungkur sambil memegang pipi mereka yang memerah. Keduanya saling berpandangan, mereka sama sekali tidak menyangka kalau gadis yang terlihat lemah dan lembut ternyata memiliki keahlian beladiri yang tidak bisa dianggap remeh.

"kak, sepertinya kita harus memakai jurus rahasia kita" bisik si kurus
"sepertinya begitu" angguk si tambun

"Bos, sepertinya mereka akan menggunakan beberapa lemparan jarum rahasia beracun pada serangan mereka berikutnya" Sony yang bisa melihat apa yang ada di balik lengan baju mereka dengan menggunakan kamera sinar x memberikan peringatan kepadaku dengan memperlihatkan apa ada yang di balik lengan mereka.

"murahan sekali" aku menggelengkan kepala

"sudahlah aku malas bermain-main lagi, sebenarnya aku belum pernah melakukan ini sama sekali sebelumnya, tapi untuk kali ini akan kutunjukkan kepada mereka kekuatan ku yang sebenarnya agar mereka belajar untuk tidak lagi meremehkan dan mempermainkan orang lain yang sekilas terlihat lemah, karena belum tentu orang lain selemah yang terlihat"

kemudian aku menarik keluar pedang nagaku dari tempat penyimpanan di Molecule Compressor Wrist Bandku di lenganku yang bisa memadatkan seluruh molekul di benda sebesar mobil sampai mengecil sekecil pasir dan bisa ditarik keluar kapanpun.

Karena tidak bisa melihat pedang transparanku, maka kedua begundal itu heran melihat gerakanku yang terlihat seolah-olah seperti sedang menarik keluar sebuah pedang dari sarungnya.

Mereka saling berpandangan keheranan, kemudian dengan nada meremehkan, mereka menertawakan tindakan itu, mungkin mereka mengira aku sudah gila karena melakukan gerakan yang seolah-olah sedang menarik pedang, padahal tidak terlihat ada pedang sama sekali di tanganku.

"sudah puas tertawanya? Sekarang saatnya kalian menangis" ujar ku dingin.

Kemudian setelah menyabetkan pedangku kearah samping, aku memanjangkan pedang ku dengan kecepatan suara sehingga udara yang disayat oleh kecepatan tinggi pedangku menghasilkan lengkingan suara tinggi disertai dengan ledakan besar sebagai pertanda bahwa dinding suara sudah di tembus oleh kecepatan pedangku.

Lalu aku mengayunkan pedangku yang sudah memanjang seperti cambuk sepanjang 100 meter ke beberapa arah di sekitar begundal itu dengan cepat sehingga menghasilkan angin yang sangat kencang. Cukup beberapa detik saja aku melakukan hal itu, setelah itu lalu keseluruhan pedang yang tadi sepanjang 100 meter aku tarik lagi sehingga kembali ke panjangnya semula yang cuma 2 meter.

Kedua begundal itu sama sekali tidak mengerti apa yang terjadi, mereka hanya melihat aku yang membuat gerakan gerakan dengan kedua ujung jariku seolah-olah sedang memotong sesuatu yang disertai dengan suara lengkingan tinggi dan ledakan serta angin kencang.

Setelah suasana agak tenang sedikit, tiba-tiba saja pohon-pohon dan batu-batu serta jalanan yang ada di sekitar begundal itu langsung terpotong, tumbang dan hancur semua dengan suara yang bergemuruh. Tentu saja kedua begundal itu langsung teriak-teriak ketakutan melihat keadaan sekitarnya.

Aku tersenyum melihat mereka saling berpandangan kebingungan sambil celingukan melihat sekeliling mereka.

"dan itu sama sekali belum kekuatanku yang sesungguhnya" tegasku dengan pandangan tajam ke arah mereka,

Lalu aku memisahkan pedang kembarku yang sebelumnya menempel sebagai satu pedang, menjadi dua pedang, dan mengacungkan kedua pedang kembarku ke atas langit, bagi kedua begundal itu aku terlihat seperti sedang menunjuk ke atas langit dengan kedua tanganku.

Kemudian aku mengaktifkan pengontrol hawa panas dan dingin di pedangku, dan seketika itu juga, kedua pedangku sekali lagi memanjang dengan kecepatan suara dengan lengkingan suara yang tinggi dan diakhiri dengan ledakan di langit, sedetik kemudian hawa panas 1000 derajat dan hawa dingin minus 1000 derajat tercapai dan tampaklah cahaya merah dan cahaya biru memanjang dan meliuk-liuk dari ujung jariku ke atas langit seolah-olah ada naga api dan seperti naga es yang keluar dari kedua ujung tanganku.

Di atas langit, kedua pedang nagaku yang bersinar merah dan biru bergerak-gerak dan menyabet kesana kemari dengan kecepatan suara menunggu perintahku. Sabetan kedua pedang yang secepat suara itu menimbulkan lengkingan suara tinggi udara yang tercabik-cabik dan rentetan suara ledakan dinding suara berkali-kali, dan mengakibatkan pusaran angin tajam yang mengerikan dan bersuhu panas dan dingin di sekelilingku, sesekali kilatan listrik sebagai hasil reaksi perisitwa itu, menari-nari di sekliling ku.

Listrik statis yang dihasilkan dari gerakan kedua pedang yang secepat suara dan hawa panas serta dingin yang ektrim membuat Sony terpaksa harus melepaskan kontrolnya terhadap tampilan hologram rambut dan mataku agar bisa konsentrasi memberikan informasi kondisi kedua pedang nagaku yang sedang berkelebat dengan kecepatan suara kepadaku agar tidak lepas kontrol dan membahayakan orang sekitar, sehingga perlahan-lahan warna rambut ku yang semula terlihat hitam berubah ke warna asli rambutku yang putih menyala dan warna mataku yang tadi terlihat hitam perlahan kembali terlihat berwarna biru dan hijau.

Dengan penampakan sabetan pedang yang membara menyala seperti naga api di ujung jari kanan dan penampakan sabetan pedang yang membiru dingin seperti naga es di ujung jari kiri, serta rambut putih yang berkibar-kibar dan mata yang berwarna menyala biru dan hijau disertai dengan lengkingan suara tinggi dan ledakan serta angin kencang berhawa panas dan dingin, maka siapapun yang melihat jurusku ini akan merasa seolah-olah melihat penyihir wanita yang sedang menunjukkan kekuatan sihir naganya.

Sudah pasti kedua begundal itu langsung ketakutan setengah mati sampai gemetaran dan terkencing-kencing. Saking gemetarannya mereka sudah tidak mampu lagi berdiri untuk berlari. Melihat itu, aku langsung menggertak "sekarang saatnya aku mencabut nyawa kalian"

"TI..TIDAAK...TOLONGG..." teriak si tambun mengiba sambil gemetaran
"JANGAN..TOLONG..AMPUN..AMPUNN.." tangis si kurus sambil menangis histeris

"MATILAAHH KALIAANNN...!!!" teriakku sambil melesat cepat ke arah mereka berdua.

Spontan kedua begundal itu langsung menjerit ketakutan sambil menutup mata mereka. Saat mereka mengira bahwa nyawa mereka sudah melayang. Tiba-tiba saja suasana di sekitar mereka mendadak sepi dan sunyi lagi, dengan heran kedua begundal itu membuka mata mereka perlahan-lahan dan mereka kaget melihat aku sedang berdiri di depan mereka dengan tampilan seperti gadis normal dengan rambut hitam, mata coklat yang terlihat seperti gadis remaja yang lemah lembut dan tak bisa beladiri.

Kedua begundal itu celingukan melihat sekeliling mereka yang terlihat seolah-olah tidak terjadi apa-apa sama sekali. Tidak ada naga api dan naga es, tidak ada angin kencang yang disertai kilat dan suara lengkingan dan ledakan yang mengerikan. Seolah-olah semua itu tidak pernah terjadi.

Tentu saja aku tidak akan menggunakan kekuatan sebesar itu hanya untuk menghajar begundal murahan seperti mereka, akan sangat merendahkan harga diriku sebagai seorang pendekar kalau itu aku lakukan. Semua itu tadi hanya untuk sekedar menakut-nakuti dan memberikan pelajaran tidak terlupakan kepada mereka. Sehingga tadi setelah menggertak, aku langsung menarik kembali kedua pedang naga kembarku dan langsung menyimpan keduanya kembali ke dalam ruang penyimpanan di Molecule Compressor Wrist Band di lenganku.

"kalau aku melihat kalian melakukan kejahatan lagi, aku tidak akan mengampuni kalian, oke..?!!" ancamku sambil tersenyum melihat celana mereka yang basah karena ketakutan sampai terkencing-kencing.

"SE..SE..SE..SE...SEETAAAANNNNN....!!!!" teriak mereka berdua spontan sambil langsung lari tunggang langgang ke arah pusat desa meninggalkan aku sendiri. Entah apakah mereka mendengarkan ancamanku tadi atau tidak.

"HAHAHAHA...!!" aku dan Sony tertawa terpingkal-pingkal melihat mereka yang lari terbirit-birit seperti itu.

"sumpah kita sudah iseng banget ya sama anak orang..." tawa Sony
"bangeettt, ahahahaha...." timpalku

Kemudian aku dan Sony meneruskan perjalanan ke arah pusat desa sambil terus menerus tertawa dan bercanda membicarakan aksi kami tadi. Tanpa aku sadari, aksi ku tadi lah yang akhirnya nanti menyebar ke seantero daratan China sebagai mitos, penyihir wanita berambut putih.