"Please guys jangan bisik entar kita diusir." Kata Kezia pelan.
"Lo kami cari keman-mana malah bersembunyi di perpustakaan." Jawab luna santai sambil menutup laptopku.
"Bukan bersembuyi Luna, gue lagi mengerjai tugas. Ada apa kalian mencariku, biasa sibuk mencari cogan." Aku berkata di depan wajahnya.
Mereka hanya tertawa mendengar ucapaanku seakan itu memojokkan " Kami mau ngomong sebentar sama lo, PENTING!" Sambung Nayla asik memakan snacknya.
"Sudah, kalian keluar dulu aku mau membereskan barangku."
Kezia membereskan barang-barangnya dan mematikan laptop sebelum menyusul ketiga sehabatnya keluar perpus, daripada berbicara di dalam perpus takutnya diusir karena Kezia tahu ketiga sahabatnya tidak akan bisa berbicara dengan suara pelan maklum mereka bermasalah dalam pendengaran (Jahat ya aku).
"Ada apa?" kataku yang terlihat kesal.
"Waduh jangan ngambek dong, lo si main keperpustakaan saja. Kekantin gitu." Sahut Fiona merangkul bahuku.
"Memangnya sejak kapan gue mengikuti kalian mencari cogan-cogan yang tak jelas?"
"Mulutnya pedas amat si neng, masih pagi sudah marah-marah saja lo." Sambung Fiona sambil mencubit pipiku.
Nayla malah menjawab dengan ejekan "Baru makan bakso level super pedas." Dan Nayla melanjuti Kalimatnya "Gini ya Kez, lo harus ikut kita tiga."
"Lo pada tahukan gue tidak punya waktu ikutan kalian mencari cogan, gue...."
Luna memotong langsung "Tenang dulu Kez, kami bukan ajak lo buat cari cogan tapi kalau mau ikutan boleh saja sekalian cari selingkuhan." Ketiganya ketawa sedangan Kezia malah membuat muka marah "Selow nengg, gue bercanda. kami kesini mau ajak lo nonton konser nanti sore pulang kampus sekalian hangout."
"Gue tidak bisa." Mereka bertiga bermohon dengan muka seperti anak yang kekurangan uang janjan.
Aku menghela napas, berjalan meninggalkan mereka bertiga sambil tangan ku angkat seperti membentuk OK!
*****
Dia ada disini!!
Lelaki yang menjadi pusat perhatian cewek-cewek memainkan gitar mengiringi suara merdu yang mengisi panggung dan tetap fokus menatap seseorang yang selalu diperhatikannya. Seakan yang diperhatikan sadar ada yang memperhatikan dia, menatap sesosok gitaris yang dari tadi melihatnya dan mata mereka bertemu.
Kezia membuang muka, pura-pura memperhatikan sisi lain. Selesai band tersebut bermain dan berganti dengan band rock, Kezia keluar dari kerumunan yang masih asik melompat-lompat.
"Guys gue mau beli minum dulu, kalau selesai kabari gue." Mereka bertiga hanya mengganguk tanpa setuju.
Kesal. itu yang kurasakan, bagaimana aku harus merobos orang-orang ini. Harus sedikit memakai otot supaya bisa keluar ataupun mendorong mereka yang tidak mendengar ucapan permisi mau lewat.
Setelah berhasil menembus kerumunan yang sesak bagaikan jualan itu. Aku langsung menghempaskan tangan dan kaki ku, lalu mencari cafe atau tempat jual minuman.
"Lo ngapain duduk disini." Aku bingung dan merasa aneh melihat sesosok lelaki yang sering kujumpai dikampus.
"Mau minta utang sama lo."
"Gue tak pernah ngutang seumur hidup gue." Tanyaku menaiki alis.
"Sombong." Mendengar suara cowok gila itu aku mau pergi menjauh darinya tapi dia menarik tanganku.
"Duduk."
Kezia pun duduk disebelahnya tanpa melirik ataupun menatapnya.
"Ternyata lo suka keramaian juga ya."
"Bukan."
"Oh, lo mau lihat gue nampil."
"Gue kira lo beku seperti apa gue dengar tentang lo ternyata lo kepo dan banyak bicara."
Bukan menjawab hanya ada tawa membalas ucapan tersebut.
"Dan lo cowok gila."
"Gue gila mungkin karena lo dan sama lo saja gue kepo."
"Basi, sudah ya gue mau pulang."
Seakan ingat berkata adeknya untuk bertanya langsung dengan Kezia kapan dia ada waktu untuk mengajak adeknya menonton karena dia sudah berjanji.
Arga menarik tangan Kezia menyuruh duudk kembali "Sebentar, ada yang mau ngomong sama lo." Sambil menelpon seseorang.
"Halo kak, ke...."
"Ini ada kak Kezia, mau ngomong nggak?
Dengan antusiasnya Asha menjawab "Mau mau, kasih HP nya sama kak Kezia cepat!"
Kezia tersenyum mendengar ucapannya diseberang sana "Hai dek, gimana kabarmu?"
"Baik baik kak, kakak sama kak Arga jalan berdua ya. Kenapa tak ajak Asha? Asha ngeseli ya kalau diajak jalan?" Kezia mendengarnya membuatnya bingung, jalan sama Arga?
"Tidak dek, kami tak sengaja ketemu kok. Siapa yang bilang kalau ngajak Asha jalan ngeseli, malah kakak lebih senang jalan sama Asha disbanding dengan kak Arga"
"Kata teman cewek kak Arga. Makannya kalau kak Arga jalan sama cewek tidak pernah ajak Asha."
Kezia menatap Arga yang hanya menggankat bahunya "Emang ada yang mau sama kak Arga ya dek?"
Nama yang disebut menantap sinis Kezia dan terdengar suara tawa dari seberang "Hahaha. Dulu ada, tapi sudah kak Arga nggak pernah ajak cewek lagi tapi kalau sekarang ada."
"Oia, siapa dek?"
"Kak Kezialah." Terdiam, Kezia tidak mengerti ucapan Asha dan tatapan Arga padanya.
"Kak kok diam. Kapan kita jadi nonton?"
"Sabtu dek, kakak bisa."
"Ok." Dan telepon pun terputus.
Kezia mengembalikan HP Arga dan masih terdiam. Entahlah, entah apa yang ada dipikirannya saat ini.
"Gue antar lo pulang, lo kabari teman lo."
Tanpa menolak Kezia menurut apa kata Arga dan mengambil HP nya untuk mengabari sahabatnya. Arga menarik tangan Kezia keparkinan dan membukakan pintu mobil untuk Kezia.
"Benaran lebih asik jalan sama adek gue dibanding gue?" Tanya Arga membuka suara.
"Tentu, lo ngeseli."
"Biasanya cewek lain lebih suka jalan sama gue disbanding adek gue."
"Emang pernah ada cewek yang mau diajak jalan sama lo?"
"Banyak."
Kezia diam tidak melanjut ngorbol dengan Arga yang ada nanti mereka berdebat lagi. Karena bosan kezia membuka aplikasi Ig dan terkejut melihat ada foto terbaru dari orang yang ia rindukan. Menahan air mata yang mau keluar tapi ia tahan karena tidak ingin terlihat lemah di depan cowok gila di sebelahnya.
Tidak terasa mereka sampai di depan rumah Kezia. Secepat mungkin turun tanpa berucap terimakasih pada Arga. "Dasar Aneh." Dan Arga melajukan mobilnya dari rumah Kezia.
"Kenapa Kez?"
Tanpa mendengar kakaknya Kezia berlari ke kamarnya dan menutup kuat pintu kamarnya. Kenzo heran melihat adeknya yang tiba-tiba begitu.
Karena terkejut mendengar suara keras Ulva keluar dari kamar "Suara apa tadi kak?"
"Kezia bun"
Bundanya heran dengan anaknya tidak biasa seperti itu "Kenapa adek kak? Bukan tadi dia izin hangout sama sahabatya?"
"Tidak tahu bun, kakak ke atas dulu ya lihat adek."
Kenzo mengetuk pintu kamar adeknya tapi tidak ada balasan, merasa cemas kenzo langsung masuk kamar adeknya yang tidak dikunci. Melihat suasa kamar yang gelap membuat Kenzo semakin heran dengan adeknya yang tidak biasa seperti ini.
Kenzo duduk dikasur adeknya "Dek kamu kenapa, pulang-pulang seperti ini?" Tidak ada sahutan dari balik selimut. "Tadi siapa yang antar? cowok ya, apa dia yang sakiti kamu?" Tanya Kenzo lagi.
Tetap tidak ada sahutan membuat Kenzo ingin meranjak dari kamar adeknya, percuma pikirnya.