Bagian Enam

Di dalam bioskop bukan langsung memesan tiket, melainkan berdebat dulu ketiga orang asing itu. Arga yang tidak mau menonton film Fronzen dan memilih menunggu di luar tapi karena diancam Kezia yang akan meninggalkan adeknya menonton sendiran akhirnya Arga mau tidak mau mengikuti kemauan kedua cewek yang ada bersamanya dan mereka bertiga masuk pintu bioskop dan memilih film frozen.

Selesai menonton sudah terlihat muka Arga yang kesal sekali melihat dua cewek yang makin akrab seakan mereka lah yang kakak adek dan dia yang orang asing. Geram yang selalu di acuhi Arga ingin pergi saja tapi ada tangan yang menariknya untuk berjalan bersama. Ya itu Asha yang menggenggam tangan Arga, Asha ditengah Kezia dan Arga (Seakan orang tua membawa anak jalan).

Asha yang merasa lapar menarik-narik tangan Arga memasuki tempat makan yang ada di dalam mall. Arga pun menuruti mau adeknya ini, karena perut Arga juga lapar. Masuk ketempat makan yang terletak di dalam mall yang lumanya ramai pengunjungnya.

"Pesan apa dek?" Tanya Arga pada Asha.

"Pesan Nasi panggang keju sapi, puding coklat spesial, dan ice green tea."

"Lo tidak nanya gue mau pesan apa?"

"Lo bisa bilang sendiri, itu disebalah mbaknya. Saya pesan Nasi Hotplate ikan asam manis, dan tiga air mineral."

"Nasi Hotplate Udang gala saus pedan dan ice green tea."

"Saya baca ulang ya mas. Bla bla bla. Apa itu saja?"

Arga menggangguk dan mbak pelayannya pergi, seketika Kezia menatap Arga.

"Apa lo lihat-lihat, sudah mulai suka?"

"GR amat lo. Gue mau bilang lo gila minum tiga botol mineral."

"Emang lo oon ya, mineralnya ya buat kita tiga lah oon. Lo makan tak minum air putih?" Kezia yang meraasa bodoh hanya menundukkan kepalanya.

"Kak Arga jangan kasar dong sama kak Kezia. Asha marah nanti." kata Asha menatap tajam ke kakaknya dan yang dibelah malah meledek.

"Sini kita foto sama dong, kak Arga minta Hp mu. Dan kak Arga harus senyum."

Arga hanya menuruti kata adek kesayangannya, dan mengatur kamera HPnya.

****

Buat kamu yang jauh disana, yang mengisi hari-hari ku sejauh ini.

Yang tanpa kabar menumbuhkan rindu

Aku disini terdiam di gelapnya malam

Rinduku masih ku bawa dalam doa

Ku tahu sekuat apapun tantangan akan kalah dengan doa

Semoga kita lekas bertemu...

Kututup buku diari yang biasa menemaniku dalam kerinduan. Kubuka ulang lagi lembar demi lembar begitu banyak coretan rindu bahkan coretanku tentangnya. Aku tersenyum miris, betapa ini menyiksa ruang rinduku. Kulirik HP ku ada pemberitahuan dosen selanjutnya tidak masuk dan diganti dengan hari berikutnya dan itu tandanya sia-sia aku menunggu lama di rooflop. Segera bergegas barang-barang, dan berjalan menunju pintu.

"Lo lagi!"

"Bising lo." Arga langsung melewati Kezia yang mematung di pintu.

"Demam amat lo ketemu gue." Gumam Kezia yang keras supaya cowok gila itu mendengarnya.

Bukan menjawab Arga duduk di tempat biasa yang ia tempat.

Lagi dan lagi Kezia bertanya "Ngapain lo ada di sini."

"Bunuh diri."

"Cepat-cepat lompat ya, biar gue tak ketemu lo lagi."

"Sadis. Cepat sini, biar gue ajari lo main gitar."

Dengan cepat-cepat Kezia berjalan ke arah Arga dan duduk di sebelahnya. Arga tersenyum lihat wajah Kezia yang sangat senang, segitunya mau belajar main gitar.

Dua sejoli yang jutek mengabiskan waktu bertemu di terik matahari. Arga yang mengajari Kezia dengan pelan dan lembut membuat Kezia betah dan belajar berlahan-lahan, hingga waktu sudah menjelma menjadi sore hari. Tak terasa waktu dua sejoli itu bisa berduaan tanpa ada perdebatan sedikit pun.

Waktu sudah menunju pukul 6 sore menandakan matahari berganti dan dihiasi dengan sejuta pesona senja. Dua sejoli masih ditempat duduknya memandang langit yang mengeluarkan pesonanya. Arga sesosok cowok gila memainkan gitarnya dan menyuruh Kezia bernyanyi, mereka juga ingin menunjukan pesona mereka pada langit.

Kezia yang masih menantap langit dengan senyum manis "Ga, makasi!

"Buat?" sahut Arga yang beralih menatap Kezia.

"Buat semua hari ini."

Bukan menjawabnya Arga menyuruh Kezia berdiri "Berdiri sana, biar gue foto lo."

Dengan senang hati Kezia berdiri dan mengambil gitar Arga, bergaya dengan seadanya.

Cekrek

Cantik. Batin Arga berkata.

"Lo juga dong foto, biar gue ambil."

Cewek yang baru selesai memotret hanya mendengus kesal melihat HP nya bergetar dari tadi. Melihat notifikasi yang masuk membuat nya semakin kesal, ya itu grup KENALALU (Kezia, Fiona, Nayla, Luna). Sedikit kreatif ya nama grup mereka yang di sarani Fiona.

Grup KENALALU meributkan Fiona yang sedang pdktan dengan satu organisasinya. Belum ada satu semester Fiona sudah memiliki gebetan, dasar cewek mata cogan batin Kezia membuat sang nama tersenyum melihat grup chatnya ribut minta ampun. Arga yang melihatnya hanya ikut tersenyum saja, dan dia merasa ada aneh di hatinya saat ini.

Jika waktu bisa mempersingkat jarak kita

Aku ingin temu kita di berhentikan sejenak agar semesta tahu bahwa aku sangat ingin berdua denganmu saja

Lagi-lagi Kezia kesal dengan hubungannya dengan kekasihnya. Bukan membalas pesan memberi kabar semenit saja tak ada. Beginikah yang namanya hubungan jarak jauh?

Apa dia disana bosan dengan hubungan ini sehingga membuatnya sedikit menjauh dariku. Apakah sudah ada wanita yang lain yang menggantikan posisi ini.

Sekitar 20 menit melamun tiba-tiba hp berdering memberhentikan waktunya dengan pikirannya...

Call Sam :)

"Hai" sapa seorang yang ada di ujung sana

Dengan cueknya Kezia hanya membalas dengan kata "ehm"

"Jangan cuek dong, masak cuek sih lagi telponan sama pacar" Bujuk Sam.

"Biari, tumben ada waktu nelpon aku. Biasanya pesan ataupun telpon dariku selalu di abaikan saja." Seru Kezia

"Bukan aku mengabaikanmu sayang, belum ada waktu untuk menghubungimu." Kata Sam yang tahu akan kesalahannya.

Kezia menarik nafas dalam-dalam, selalu alasan waktu. "Satu menit pun tak ada waktu ya. Sesibuk itukah kamu sehingga aku terlupakan."

"Masa sama pacar sendiri lupa, enggaaklah sayang. Mungkin waktu belum izinkan kita buat memberi kabar. Maaf ya, jangan ngambek tau." Ucap Sam cegegasan.

Tidak mengiharukan ketawa Sam, Kezia malah balik nanya lagi. "Jadi cewek yang ada di IG mu siapa?"

Sam tahu siapa yang ditanya Kezia, mungkin itu alasan membuat Kezia beteh hari ini. "Oh, dia teman ku dikampus sekalian sekretaris organisasi. Kamu taukan aku ketua organisasi, kam...."

Belum selesai berbicara Kezia dengan kesal mendengar kata teman. "'Teman yang buat kamu nyaman dan perhatiaan disaat aku jauh darimu ya."

"Cemburu ya? Jangan cemburu ataupun kesal ya. Dia hanya teman doang sayang."" Goda Sam.

"Bukan cemburu tapi kesal. Teman bisa jadi dekat yang akan jadi doi. Ingat Sam, orang yang ada akan kalah dengan orang yang buat kita nyaman. Aku emang ada tapi aku jauh darimu dan dia didekatmu yang selalu buat kamu nyamannya nantinya." jawab Kezia asal yang tentu dia cemburu.

"Kalau itu yang kamu pikirkan aku harap itu tidak terjadi, aku masih menyanyangimu. Sayang ngerti aku yan...."

"Sebuah kata masih bisa hilang ketika kita sudah jarang memberi waktu untuk kita berduaan. Ya lagi sibuk dengan organisasi mu. Kalau gitu sudah ya, aku juga lagi sibuk." Ucap Kezia memotong ucapan Sam.

Kezia kesal mendengar kata mengerti, selama ini Kezia selalu mengerti Sam yang selalu sibuk dengan kuliahnya tapi Sam tidak mengerti dengan keadaan Kezia.

Tut tutttt

Siapa yang egois dalam hubungan ini. Aku atau dia?

Kata sibuk selalu menjadi alasan utamanya tak menggabariku. Kata cinta pasti selalu ada waktu beri kabar setidaknya hanya memberi sapaan buat sang pacar.

Hubungan dengan jarak jauh itu adalah lowongan buat orang ketiga hadir. Tidak tahu siapa yang membuka atau siapa yang akan terluka nantinya. Ku harap kelak apaapun yang terjadi hati ini akan baik-baik saja.