PERANG HIN SEBELUM MUNCULNYA JIN

500.000 Tahun kemudian, 

Pada suatu tempat yang berada di dunia.

Terlihat peradaban dari para Kaum Hin yang sudah tampak maju serta modern, dengan arsitektur bangunannya yang tinggi dan megah menjulang ke langit.

Bangunan-bangunan gedung berbentuk segitiga, yang menjulang tinggi tersebut sangat mirip dengan bukit-bukit atau penggunaan pada umumnya. Bahkan kini tak lagi terlihat hutan dan pepohonan di bukit dan gunung-gunung tersebut.

Kemajuan yang modern para Kaum Hin, kini berdampak pada alam yang tampak rusak dan tak asri seperti sebelumnya.

Bahkan, kini lautan pun banyak yang kering menjadi gurun pasir. 

Bukan hanya tumbuh-tumbuhan seperti pohon saja yang mati. Namun, para hewan pun kini mulai tampak punah peradabannya.

Kemudian di suatu tempat, yang berada di atas daratan bumi. Tampak beberapa makhluk dari kaum Hin, terlihat sedang saling berkumpul.

Kemudian terdengar suara mereka Kaum Hin, yang sedang merundingkan sesuatu diantara mereka terdengar berbicara,

"Baiklah, apakah memang hanya keputusan itu yang harus kita ambil?"

"Jika kita akan menggunakan senjata nuklir berskala massal untuk menghancurkan mereka, maka kita pun harus siap dengan kemungkinan dari kehancuran dunia ini, dan terbang mencari kehidupan di tempat lain seperti planet, bintang atau semacamnya."

"Tidak! Apakah kalian semua ini benar-benar telah meyakini adanya suatu tempat yang layak untuk kita semua?" Ujar makhluk yang wajahnya seperti burung namun, tubuhnya seperti manusia dan memiliki api yang menyelimuti di sekeliling tubuhnya.

Semua terdiam, dan tak lama kemudian tampak sesosok makhluk dari kaum Hin yang menjawab,

Kita semua sudah kehabisan pilihan, dan memang sepertinya sudah tidak ada pilihan bagi kita, selain menggunakan Nuklir tersebut! 

Untuk tujuan tempat kita selanjutnya, para ilmuwan sudah menemukan tempat yang tepat. Yaitu, suatu tempat di bintang yang bernama Bintang Syria, jauh di ujung arah timur langit.

"Baiklah. Jika seperti itu maka, Mari kita semua persiapkan untuk memulai akhir dari dunia ini!" Sahut makhluk berwajah burung, dan terdengar suara ramai menyetujui keputusan tersebut.

Hidup ketua… Hidup ketua…. Hidup ketua...

Suara riuh, terdengar bersemangat.

Beberapa waktu kemudian, tampak jutaan makhluk penduduk Kaum Hin, mulai memasuki jembatan yang ada di tengah-tengah dari segitiga Piramida yang besar tersebut.

Kemudian aliran listrik pun mulai terlihat naik dan turun menyelubungi sisi-sisi Piramida yang mengangkut kaum Hin, Piramida pun perlahan bergerak naik seperti halnya Helikopter. Namun, ini ukurannya seperti gunung atau bukit.

Di tempat yang lain namun, masih di bumi.

Terlihat suatu peradaban kaum Hin, yang membangun kehidupan di bawah lautan air samudera. 

Terlihat beberapa sosok yang sedang berunding satu sama lain. Terdengar ucapan-ucapan yang mereka katakan,

"Sepertinya mereka telah bersiap, mari kita pun harus segera pergi."

"Apakah semua telah di evakuasi?" Tanya sesosok makhluk, berbadan manusia dengan berwajah buaya,

"Semua penduduk telah masuk kapal, Presiden. Kami semua hanya tinggal menunggu perintah dari anda!" Jawab seseorang, yang berada di hadapan makhluk berwajah buaya itu.

"Baiklah. Ayo kita berangkat!" Pungkasnya, lalu bersama berjalan pergi memasuki pesawat yang berbentuk piramida, yang berada di dalam dasar tanah pada lautan.

perlahan pesawat berbentuk piramida itu, pun bergerak naik ke atas permukaan laut.

Sedangkan di suatu tempat yang lain, di dalam akhirat/khayangan.

Terlihat Sumiya dan Lilith, yang sedang duduk bersantai bersama di pinggir tepi sungai, yang airnya berwarna kuning seperti madu.

Tak lama muncullah sosok malaikat yang datang dengan cepat ke hadapan mereka. Seketika Sumiya dan Lilith pun, menoleh ke arah sosok tersebut yang langsung berbicara kepada mereka berdua,

Wahai Sumiya dan Lilith, Sang Pencipta telah memerintahkan kepadaku untuk bertanya kepada kalian, perihal 2 pilihan! 

Pilihan yang pertama, kalian akan dibiarkan hidup kekal selamanya di dalam akhirat/khayangan ini namun, tidak memiliki keturunan. Atau pilihan kedua adalah, kalian bisa hidup sementara waktu di dunia dan memiliki banyak keturunan. Lalu pilihan apakah yang kalian berdua inginkan?

Tampak Sumiya dan Lilith saling pandang satu sama lain, setelah mendengar pertanyaan malaikat yang menyampaikan pesan Sang pencipta padanya.

Beberapa saat tak terdengar jawaban dari mereka berdua yaitu, Sumiya dan Lilith yang dengan sekejap tersenyum bahagia dan kemudian berkata, 

"Sesungguhnya telah lama kami berdua sudah menunggu perintah darinya, bahkan rasanya hati ini sudah tidak sabar lagi untuk menunggu janji yang diucapkan sang pencipta alam semesta ini. Yaitu, menciptakan kami agar menjadi makhluk pertama bagi golongan kami, yakini Kaum Jin." Ucap Sumiya, terlihat wajahnya bersinar bahagia.

"Jadi, apakah pilihan kalian berdua?" Tanya Malaikat,

*Kami memilih untuk menjalani kehidupan di alam dunia dan beranak Pinak di dalamnya sampai waktu yang telah ditentukan untuk kami." Jawab Sumiya, dan tiba-tiba saja terdengar Lilith menyelah perbincangan dengan berkata,

"Namun, bolehkah kami meminta 1 hal?" Sahut Lilith bertanya, 

Malaikat pun langsung menatap ke arahnya begitu pula Sumiya, yang kemudian saling menganggukkan kepalanya pada Lilith.

"Apakah itu? Biar aku tanyakan kepada sang pencipta," Ujar Malaikat.

"Izinkan setiap 1.000 Tahun sekali, waktu dunia. Diantara keturunanku akan terlahir dan hidup di akhirat/khayangan untuk beribadah ke kepada sang pencipta." Pinta Lilith,

Belum saja, malaikat menjawab. Terdengar suara yang menggema berkata, Aku Izinkan…

Sumiya dan Lilith, tampak semakin senang. Terlihat jelas dari kedua wajah mereka berdua.

Baiklah, Permohonan kalian telah dikabulkan. Maka saat ini juga aku akan membawa kalian untuk turun ke alam dunia, ucap malaikat.

Sumiya dan Lilit pun serentak bersamaan langsung berkata, Kami sudah siap…

Di alam dunia.

Tampak pesawat besar berbentuk piramida, mengambang di atas bumi dan kemudian mereka pun memulai peperangan satu sama lain. Menggunakan laser dan rudal atau roket, saling menjatuhkan pesawat satu sama lain. 

Ledakan terjadi dimana-mana, di daratan pun tampak berperang satu sama lain dengan makhluk yang muncul menggunakan kapal dari lautan, sedangkan di langit terlihat pula para pesawat berbentuk piramida pun saling menembak satu sama lain. 

BUMB.... BLARRR… DUARR…

Terdengar ledakan dimana-mana…

Akhirnya satu ledakan besar terdengar,

DUUUU WWWW AAAA RRRR.....

Satu ledakan senjata nuklir menghancurkan daratan yang seketika mengundang gelombang Tsunami raksasa di lautan.

Terlihat ribuan senjata pemusnah massal yaitu, Nuklir berjatuhan di langit dari dalam pesawat berbentuk piramida, yang seketika membuat seluruh pandangan menjadi putih bersinar.

Waktu pun seolah berhenti, dan satu persatu senjata Nuklir itu pun akhirnya berjatuhan dan menyentuh tanah, lalu suara ledakan yang amat dahsyat pun terdengar sangat menggelegar.

Inilah akhirnya, ujar makhluk yang berwajah burung, menyaksikan di dalam pesawat bersama beberapa bawahannya dan kembali berkata,

Berpeganglah, kita akan meluncur melewati 7 ozon bumi ini. Setelah itu nyalakan dengan cepat, power jet pesawat kita, Teriaknya.

Sedangkan, pemimpin lainnya yaitu yang berwajah buaya. Tampak terkejut dengan apa yang akan terjadi, dari dalam pesawatnya yang berada di atas lautan, kemudian terdengar berbicara,

"Ternyata mereka memang benar-benar ingin menghancurkan dunia ini. Kalian semua maka, bersiaplah dengan goncangan dari ledakan ini." Ucap makhluk itu, berteriak.

Kemudian, 

BEEMM…. BEELEGAARR…. BEELEGAAARR...

DUAAARRR… DUAAARRR… DUAAARRR… DUAAARRR… DUAAARRR… DUAAARRR… DUAAARRR… DUAAARRR… DUAAARRR…

Suara keras jatuhnya ribuan nuklir yang terus menggelegar, dan yang terparah adalah efek dari ledakan tersebut. Seketika saja membuat daratan, gunung dan bukit pun ikut hancur, lalu air laut pun pasang menjadi ribuan kilo meter tingginya dan kecepatan Tsunami raksasa itu seperti suara.

Dunia tampak berantakan, dan langit pun gelap dipenuhi asap hitam, selama ratusan bahkan ribuan tahun ini semua berlangsung. 

Sinar matahari tidak mampu menembus gelapnya dunia, sebagian kaum Hin yang berada di kapal Piramida selamat dalam kejadian tersebut. Begitu juga pesawat terbang piramid yang melemparkan bom Nuklir itu pun akhirnya, mampu menembus langit dengan kecepatan yang terdorong oleh ledakan Nuklir.

Kaum yang tersisa, sebagian tinggal di dalam lautan samudera, ada juga yang hidup di ujung ujung dunia dan pelaku dari ledakan itu pun kini hidup di ujung langit yang bernama Bintang Syiria.

Selama 20.000 tahun asap gelap itu baru saja mulai menghilang, dan pada waktu 120.000 Tahun barulah bumi, kembali pulih akibat radiasi dan dampak ledakan senjata nuklir tersebut.

Dan kini sudah ribuan tahun telah berlalu pasca perang yang hampir menghancurkan dunia, dan kini bumi perlahan mulai kembali hidup, setelah musim es atau salju pun berlalu.

Dengan musim salju yang berkepanjangan membuat tanah menjadi subur kembali, dan kini terlihat jelas beberapa pepohonan pun telah tumbuh besar dengan baik, menjulang tinggi ke atas langit.

Bahkan ada kini ada banyaknya pohon yang mampu tumbuh sampai menyentuh ke atas awan lebih, seolah-olah hutan yang berada di dekat pegunungan di zaman manusia, mungkin hanya seperti semak-semak di dalam taman saja.

Para hewan pun kini mulai sudah terlihat, dan bertumbuh sangat besar jika dibandingkan ukurannya dengan hewan-hewan, ratusan ribu tahun yang lalu.

Lalu dari langit pun kini terlihat 2 sosok cahaya, yang tampak membawa Sumiya dan Lilith untuk turun ke muka bumi.

Perlahan mereka pun turun dari atas langit dan akhirnya telapak kaki Sumiya dan Lilith pun mulai menapak di atas bumi.

Lalu terdengar suara gema dari langit berkata, kepada kalian berdua, akan aku panjangkan umur kalian sampai berakhirnya dunia. Maka, bersyukur dan beribadahlah hanya kepadaku.

Sumiya dan Lilith pun, langsung bersujud dan mengucapkan syukur kepada pencipta. Setelah itu malaikat pun beranjak pergi dari hadapan mereka berdua yang menatap ke seluruh arah penjuru angin.

Sumiya berkata, sebaiknya sekarang kita pergi dan mencari tempat yang baik untuk berlindung.

Dan Lilith pun, hanya tersenyum. Kemudian menggenggam salah satu tangan Sumiya, yang seketika itu mereka berdua langsung berpindah tempat dengan sangat cepat seperti kilat. 

Sedangkan dari atas langit bumi, sosok cahaya yang mengantar Sumiya dan Lilith, berubah wujud fisik menjadi kedua malaikat yang dulu diceritakan pada awal bab sebelumnya.