Sudah dua minggu setelah kejadian malam itu. Malam dimana Arsen yang seperti kesetanan menyetubuhi Kaira. Dan berakhir dengan wanita itu yang yang terjatuh sakit.
Paginya semuanya berubah. Kaira menjadi pendiam. Wanita itu menjaga jarak dengan suaminya. Tubuhnya gemetar jika berdekatan dengan Arsen. Berbeda dengan Kaira, Arsen menjadi banyak bicara. Arsen akan memulai obrolan di antara keduanya. Tapi Kaira hanya menjawab dengan seadanya.
Pagi ini Kaira akan ke kampus. Minggu depan dia sudah mulai ujian akhir semester. Sehingga dia harus meminta tanda tangan kepala jurusan untuk kartu ujian miliknya.
Kaira bersiap-siap terlebih dulu. Setengah jam kemudian dia sudah siap. Wanita itu mengendarai motornya menuju kampusnya. Teman-temannya sudah berada di dekat ruangan kepala jurusan menunggu Kaira.
"Eh sayang udah dateng" Damian menghampiri Kaira yang berjalan menghampiri teman-teman mereka.
"Ngomong gitu lagi, gue tendang lo Dam" Kaira menatap dengan kesal Damian yang cengengesan menatapnya.
"Galak banget sih lo kalau gue bercandain" Damian mengacak rambut Kaira dengan gemas.
"Hobby banget sih berantakin rambut gue" Sungut Kaira.
Perkelahian mereka terhenti saat Bayu — komisaris mahasiswa atau biasa disebut kosma meminta kartu ujian milik mereka. Tanpa disuruh untuk kedua kalinya keduanya memberikan dua lembar kertas ujian milik mereka.
Kaira mengambil ponselnya saat merasakan ponselnya berdering pertanda ada pesan masuk. Wanita itu membaca dengan teliti pesan yang dikirim oleh Arsen. Suaminya itu memang terlihat sedang berusaha mendekati Kaira. Tapi untuk meminta dia mengantar makan siang, in baru pertama kali. Dan sayang, apa-apaan Arsen tidak pernah memanggil dia dengan panggilan itu.
Wanita itu memasukkan ponselnya kedalam tasnya setelah membalas pesan dari suaminya. Dia akan ke perusahaan dimana suaminya bekerja.
Arsen merupakan seorang arsitektur di salah satu perusahaan terbaik di kota dengan sebutan kota tapis berseri itu. Keluarganya memiliki usaha di bidang perhotelan. Tapi pria itu tidak mau menerusi usaha milik keluarganya, karena sejak awal keluarganya tidak pernah memaksa pria itu memilih pilihannya. Bahkan keluarganya justru membelikannya beberapa persen saham di tempat dia bekerja.
Satu jam menunggu akhirnya semua sudah di tanda tangani. Kaira izin untuk pulang dengan alasan ada urusan yang mendadak. Hari ini dia akan memasak untuk suaminya. Dia mau mencoba menghilangkan rasa takut kepada suaminya.
Sebelum pulang kerumah, Kaira mampir ke supermarket untuk membeli bahan masakan terlebih dulu. Arsen sangat suka cumi pedas manis dan cap cay goreng. Jadi Kaira akan membuatkan menu kesukaan suaminya hari ini untuk menu makan siangnya.
"Ini beneran kan non, den Arsen sendiri yang minta sama non Kaira?" Tanya Yanah, wanita itu entah sudah berapa kali bertanya pertanyaan yang sama.
"Iyaa bi. Ya ampun bibi entah udah nanya berapa kali sama Kaira loh" Jawab Kaira dengan senyum manisnya.
"Bibi tu masih gak nyangka non" Wanita paruh baya itu sangat bersemangat ketika Kaira datang beberapa menit yang lalu memberitahu kalau dia akan memasak makan siang untuk Arsen. Karena sebelumnya wanita itu tidak pernah memasak untuk makan siang.
"Den Arsen pasti seneng banget dimasakin sama non Kaira" Yanah terus berceloteh tapi tangannya asik mencuci sayur-sayuran.
"Semoga ya bi" Kaira ikut tersenyum. Membayangkan suaminya akan suka masakannya.
Kaira berasal dari keluarga berada. Tapi tidak membuatnya menjadi gadis manja. Sejak kecil dia sering membantu Yanah masak saat wanita paruh baya itu bekerja dirumah orang tuanya. Sehingga sekarang dia tidak kagok saat memasak makan siang untuk suaminya.
"Bi ini nyambung gak sih menunya?" Tanya Kaira, dia sedang mengaduk cap cay goreng.
"Nyambung gimana non. Kalau suka mah nyambung gak nyambung tetap di hajar" Jawab Yanah yang sukses membuat Kaira tertawa.
———
Kaira mengendarai mobilnya menuju perusahaan dimana Arsen bekerja. Senyumnya tidak pernah pudar sejak dia memasuki mobilnya. Wanita itu tidak sabar melihat ekspresi suaminya saat mencicipi masakannya.
Wanita itu menghentikan mobilnya di parkiran yang berada di depan perusahaan itu. Kaira keluar dengan lunch box di tangan kanannya. Seorang satpam menghampirinya dan bertanya kepada wanita itu.
"Saya mau cari pak Arsen pak. Bapaknya ada kan?" Tanya Kaira.
"Pak Arsen ada mba. Mba istrinya pak Arsen ya. Pak Arsen udah nunggu mba" Jawab satpam itu. Kemudian mengantar Kaira kedalam ruangan menuju resepsionis.
"Ini istrinya pak Arsen. Beliau mau ketemu pak Arsen tolong di kasih tau ya Yul" Pinta satpam itu kemudian pria paruh baya itu pergi setelah izin kepada Kaira.
Yuli, resepsionis itu tampak kaget tapi dia dengan cepat merubah ekspresi wajahnya "Ibu ke lantai tiga aja, disana hanya ada satu ruangan. Itu ruangan pak Arsen bu"
"Terimakasih mba"
"Iya sama-sama Bu"
Kaira berjalan menuju lift. Memencet tombol tiga. Jantungnya tiba-tiba berdetak dengan cepat. Dia merasa seperti remaja yang akan bertemu dengan gebetannya untuk pertama kali. Senyumnya kembali terbit, pipinya bersemu membayangkan wajah Arsen yang tersenyum.
Kaira keluar dari lift. Lantai tiga nampak kosong. Sepertinya para pegawai sedang beristirahat fikirnya. Wanita itu terus berjalan menuju ruangan yang ada di ujung lantai tiga. Resepsionis itu bilang ruangan Arsen ada di sini karena hanya ada satu ruangan di lantai tiga.
Kaira ingin membuka pintu ruangan itu tapi ternyata pintu itu tidak tertutup dengan rapat. Matanya membola, lunch box yang dia pegang terlepas ketika melihat apa yang terjadi di ruangan itu. Arsen dan seorang wanita tengah melumat satu sama lain. Wanita itu bahkan sudah bertelanjang dada.
Kaira pergi meninggalkan ruangan itu. Dia sama dengan membunuh dirinya sendiri jika dia masih terus disana melihat perbuatan tidak senonoh dua manusia berbeda jenis itu. Wanita itu terus berlari memasuki lift. Air matanya terus mengalir membasahi kedua pipinya.
Dia mengerti sekarang kenapa suaminya menyuruhnya untuk membawakannya makan siang. Pria itu ingin mengusirnya dari hidupnya dengan cara seperti ini. Memberi tontonan kepada istrinya kelakuan bejatnya.
Kaira memasuki mobilnya dengan cepat. Membawa mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju rumahnya. Wanita itu masih menangis dengan kuat. Hatinya benar-benar sakit. Suaminya tega melukaimu hatinya begitu dalam.
Wanita itu membuka pintu rumah dengan kasar membuat Yanah kaget. Wanita paruh baya itu sedang membersihkan ruang tamu. Tiba-tiba pintu terbuka dengan kuat.
"Non kenapa?" Tanya Yanah melihat Kaira menangis memasuki rumah.
"Bibi.. Huaa"
Yanah memeluk Kaira dengan erat. Tangis Kaira membuat wanita paruh baya itu merasakan sakit yang di rasakan majikannya itu. Kaira menangis, tangannya memukul dadanya.
"Jangan dipukul non. Nanti non sakit" Yanah memegang tangan Kaira yang terus memukul dadanya. Air mata wanita paruh baya itu ikut meluncur melihat majikannya kacau seperti ini.
"Ka Arsen bi.. "
"Iya den Arsen kenapa?" Tanya Yanah masih mencoba menghentikan Kaira yang terus memukul dadanya.
"Ka Arsen selingkuh, dia.. Dia melakukan hubungan suami istri dengan wanita lain di ruangannya" Ucap Kaira dengan terputus-putus karena tangisnya.
Yanah menutup mulutnya. Menarik Kaira kedalam pelukannya. Mencoba menenangkan Kaira. Yanah tidak habis fikir dengan majikannya itu, kenapa dia tega melakukan hal itu. Padahal pria itu sudah memiliki istri yang begitu sempurna.
Kaira melepas pelukannya. Berjalan menuju kamarnya. Mengambil kopernya, memasukkan semua pakaian dan barang-barang miliknya. Yanah hanya melihat tanpa berniat menahan Kaira. Wanita itu seolah setuju dengan apa yang dilakukan Kaira. Biarkan pria itu menyesal sudah menyia-nyiakan wanita sebaik Kaira.
Yanah pergi menuju kamarnya. Wanita itu akan ikut kemanapun Kaira pergi. Dia sudah berjanji kepada orang tua Kaira kalau dia akan menjaga Kaira bagaimana pun caranya.
"Bibi ikut non ya"