"Segera tolong dia!" Mars memerintahkan ksatria yang tadi untuk tetap tinggal dan merawat temannya. Ketika ia melihat ksatria yang tadi tidak bergerak, sang pangeran marah. "Ayo cepat!!"
"Ba-baik, Yang Mulia..." sahut para kesatria itu dengan suara tergagap.
Sebenarnya, Mars ingin memarahi laki-laki itu karena tidak membantu temannya, tetapi kemudian ia menyadari bahwa ksatria itu mungkin terkejut dan tidak bisa segera bergerak. Jadi, Mars turun dari kudanya untuk memeriksa luka laki-laki yang terluka itu.
Ia mengernyit saat melihat pemandangan mengerikan itu. Rongga mata mencair dengan cepat dan sekarang separuh wajah laki-laki itu telah hilang. Laki-laki i8tu masih berteriak sekuat tenaga, sambil meringkuk di tanah
Ksatria yang satunya menoleh ke putra mahkota dan menggelengkan kepalanya dengan sedih. Matanya dipenuhi dengan horor. Mars menghela nafas.