Emmelyn duduk di atas jerami, di mana selimut tua dibentangkan agar ia nyaman. Ia menyandarkan punggungnya di salah satu keranjang sayuran. Tubuhnya menggigil kedinginan. Udara terasa dingin karena sudah tengah malam di penghujung musim semi.
Emmelyn menarik napas dalam-dalam beberapa kali saat memikirkan kebebasannya. Rasanya aneh duduk di gerobak seperti ini setelah menjalani kehidupan mewah di kastil putra mahkota. Segala sesuatu di sana begitu indah dan nyaman. Sekarang, ia duduk di lantai kayu keras yang dilapisi jerami dan selimut tua.
Entah bagaimana ini mengingatkannya pada apa yang terjadi tiga tahun lalu. Ia baru saja memenangkan taruhan melawan ayahnya untuk membiarkannya pergi dari kerajaan mereka dan melihat dunia lagi.
Semua kenangan itu melintas kembali dan membuatnya berurai air mata.