Keisengan Jun

Jun terbangun di pagi-pagi buta. Setelah mengurus meeting online jarak jauh melalui komputernya, Jun menuju Ke tempat fitness untuk berolahraga.

Rutinitas pada pagi hari yang membuat otaknya bisa berpikir dengan jernih.

Jun Kembali ke kamar tidurnya dan menemukan istrinya yang cantik dan molek sedang tertidur pulas di bawah selimut tebal. Bulu matanya yang lentik dan rambut nya tergerai di atas bantal putih.

Muka cantiknya terlihat sangatlah tenang dan damai dalam buaian mimpi. Jun tidak tega untuk membangunkan istrinya.

"Sayang, bangunlah. Kita ada janji dengan kakekmu untuk sarapan pagi," Jun berbicara dengan lembut di telinga Bella, sambil mengayun-ayunkan tubuhnya dengan lembut.

Jun tidak ingin membuat istrinya bangun dengan kaget. Bella mulai tersadar, sayup – sayup dia mendengar suara Jun yang lembut di telinganya.

Namun matanya terasa masih lengket dan berat, perlahan dia mencoba membuka matanya yang berat.

Saat itu, Bella merasakan sakit yang amat sangat tidak mengenakan yang mendera kepalanya.

Jun melihat Bella mulai tersadar dan susah membuka mata, dia bisa melihat bahwa Bella merasa tidak nyaman.

"Ayo minum ini, dan kamu akan merasa lebih baik." Jun menyodorkan segelas jus jeruk dan dua pil penghilang rasa sakit kepala, akibta dari efek alcohol semalam.

Ketika kesadaran Bella perlahan mulai terasa pulih, Dia berusaha menyatukan ingatannya kembali tentang apa yang telah terjadi semalam.

Bella berusaha untuk duduk, Kepala dan badannya terasa sakit sekali. Dia baru menyadari bahwa tubuhnya telanjang di bawah selimut, Dia menyapukan pandangannya ke sekeliling ruangan dan menemukan bra dan celana dalamnya telah robek di sisi tempat tidur.

Jun duduk di kursi sebelah tempat tidur, tampak menikmati kopi paginya. Terlihat tenang dan nyaman sambil berpura-pura seperti tidak ada apapun yang terjadi.

Bella seperti teringat akan sesuatu,mengangkat mukanya lalu melihat ke arah Jun.

" Kenapa aku merasa bahwa semalam kita berhubungan badan?" dia menatap Jun dengan tajam menuntut sebuah jawaban.

Mendengar pertanyaan itu, Jun bukannya langsung memberikan jawaban, dengan tenang dia melihat ponselnya lalu menyeruput kopinya, terlihat seringai puas di wajah tampannya itu.

"Kamulah yang memohon padaku tadi malam! Namun bagaimanapun juga kejadian semalam adalah kesalahanmu…" Jawab Jun dengan percaya diri sambil membalikkan kesalahan kepada Bella.

"Maksudmu?" Bella masih tidak bisa menerima tuduhan dari Jun.

"Bagaimana seorang wanita yang sudah menikah bisa memeluk pria lain dan berdansa dengan erotis pada tubuhnya," Jun menjawabnya dengan dingin dan tanpa ekpresi.

Mendengar itu Bella lantas mengajukan protes, " Tunggu sebentar, aku rasa ini tidak adil. Kamulah yang telah ketahuan berselingkuh dengan wanita lain. Kenapa jadi aku yang dituduh dan mendapatkan hukuman karena berselingkuh?"

Bella tidak dapat menerima begitu saja penjelasan Jun yang tidak masuk akal itu.

Jun menjawab dengan tenang dan berwibawa, "Aku tidak pernah berselingkuh darimu, sayangku. Seseorang telah menjebakku, Aku jatuh lagi dalam perangkap dari dunis bisnis. Ketahuilah dunia bisnis adalah dunia yang kejam. Tapi di sisi lain, bisakah kau jelaskan padaku kenapa kau hampir saja mencium, memeluk dan menggosokan tubuhmu kepada pria lain?"

Selesai berkata demikian, Jun lantas berdiri dan berjalan ke arah Bella yang masih berada di tempat tidur.

Dalam hatinya Jun bersumpah jika Bella membuka mulutnya lagi, Dia akan segera melumat bibir manis itu. Tanpa tahu apa yang akan dihadapinya, Bella membuka mulutnya mencoba menjawab untuk memberi penjelasan kepada Jun.

Tapi dengan sigap Jun segera membungkam bibir Bella dengan bibirnya. Bella yang sedang gelagapan, Tidak siap dan sedikit kaget dengan reaksi tiba-tiba Jun, Dia menjadi sangat marah dan tanpa pikir panjang menggigit bibir Jun dengan kuat hingga darah tampak keluar dari bibir Jun.

Bella kaget! Melihat darah yang keluar dari bibir Jun, Bella meringis merasa bersalah dan kasihan. Dia hampir menangis menyadari perbuatannya yang lepas kontrol, bibir Jun robek dan sedikit bengkak karena gigitannya. Jun terlihat santai, dan berusaha menenangkannya.

" Tenang, Tidak apa-apa, Aku baik-baik saja. Aku serahkan tubuhku ini dengan sukarela kepadamu dan kau bisa melakukan apa saja yang kau mau pada tubuhku ini sayang." Sambil berkata demikan, Jun membopong Bella dan membawanya ke kamar mandi.

Jun menyiapkan air hangat dalam bak mandi untuknya kemudian menurunkan Bella dari gendongannya, memasukkannya ke dalam bak mandi untuk kemudian memandikannya.

Bella tersentuh, dia merasa menjadi perempuan yang paling beruntung di dunia, Dia suka saat Jun merawatnya seperti ini. Jun selalu siap melayaninya dengan penuh cinta seakan-akan tidak ada hari esok.

Jun selesai mandi dan masih menggunakan jubah mandi ketika dia mendengar bel di pintu berbunyi.

Dia telah memasang tanda jangan diganggu semalam sebelum dia menutup pintu, Tapi dia yakin yang datang itu pasti pakaian untuk mereka.

Benar saja seperti yang telah diharapkan, Ben membawa satu koper pakaian lengkap dengan segala keperluan untuk kedua bosnya tersebut.

"Siapkan ruang pertemuan pribadi dibawah untuk acara makan pagi kami dengan Kakek Lu. Dan aku yakin kamu pasti belum sarapan, pergi dan pesanlah sarapan di restoran dan masukkan kedalam tagihanku."Perintah Jun sambil tersenyum kepada Ben, Hal itu membuat Ben merasa senang karena jarang sekali dia mendapatkan hadiah dari bosnya yang pelit.

Jun meletakkan semua keperluan busana mereka di kamar tidur agar Bella bisa memakai pakaian dan merias dirinya.

Tak berapa lama, Bella keluar dari kamar mandi dan melihat Jun tampak sudah hampir siap, Dia sudah memakai Kemeja dan celananya. Dengan hanya menggunakan handuk yang membalut tubuh indahnya. Dia mendekati Jun, kemudian mengecup bibirnya dengan lembut.

Jun menerima kecupan itu sambil tersenyum kecil, kemudian memberikan dasi yang sedang dipegangnya namun belum terpasang kepada Bella untuk dipasangkan di leher bajunya.

"Kenapa hanya bibirku yang menarik perhatianmu? Apa kau tidak menyadari dan melihat ada banyak bekas gigimu di sekujur tubuhku? Di tangan, bahu dan leherku, wahai kau vampir kecil?" Jun tertawa kecil ketika mengucapkan itu.

Dia melihat wajah Bella jadi memerah dibuatnya, Jun sangat senang dapat menggoda Bella, dan dia senang dengan semua bekas tanda cinta yang disematkan Bella di sekujur tubuhnya setiap kali mereka bercinta. Jun lalu mencium kening Bella sebelum dia mulai menangis karena di goda olehnya.

muka Bella menjadi merah merona akibat dari semua godaan Jun kepadanya. Bella tertunduk malu dan tidak berani memandang ke arah suaminya yang berada di depan matanya.