cerai

hari mulai gelap, saat keduanya sampai di mobil, pria paruh baya yang sedari tadi menunggu pun bergegas menghampiri kedua nona mudanya yang baru keluar dari kafe.

"non, barusan tuan telpon, katanya non berdua di suruh cepet pulang."

/"iya pak. kita Udah selesai kok."

jawab Syakira lembut.

hanya butuh 15menit untuk sampai di rumah, tak lama kemudian,

"bug!"

keduanya turun dan segera masuk ke dalam rumah.

sementara Karuna lenggang melangkah menuju rumah, Syakira berdiam diri sesaat memandangi kemewahan, kemegahan istana nya yang terlihat berdiri kokoh, namun di dalam nya mulai terasa sepi, bak cangkang siput yang kosong.

"saatnya menghadapi drama keluarga"

gumam nya, sambil menghela nafas sebelum melangkah kan kakinya.

benar saja, sesampainya di dalam rumah, drama keluarga sudah di mulai, mungkin malah sudah di pertengahan.

rumah nampak berantakan, fas bunga yang pecah, foto pernikahan yang nampak baru di lempar, semuanya berantakan, seperti baru di terpa badai di dalam rumah.

terlihat sesosok wanita dengan tangan dan kaki yang berdarah, linglung, duduk di lantai, dengan rambut yang berantakan nampak putus asa, seolah lelah mengamuk.

seketika Syakira berteriak memanggil ibunya.

"ibu! apa yang terjadi? kenapa seperti ini?"

ucapnya yang khawatir melihat keadaan ibunya, di saat bersamaan Karuna datang dengan kotak p3k.

saat hendak mengobati tangan ibunya, ibunya menepis tak Sudi di sentuh Karuna.

tiba-tiba, sang ibu menatap tajam pada Karuna,

"puas kamu!? hah!? kau sudah menghancurkan keluarga bahagia kita! ayah mu telah kembali bersama wanitanya! sudah puas kamu?! hah?!"

/"bukankah ini pilihan ibu? jika ibu melakukan hal itu, tentu ibu sudah tau dan siap dengan konsekuensinya kan? dari semenjak runa tau tentang ibu, runa sudah mengingatkan ibu bukan? kenapa ibu menyalahkan ku?"

"plak!"

"hentikan! apa yang kau lakukan? kau menapmar putrimu atas kesalahan mu! dasar gila!"

bentak ayah yang tiba-tiba muncul melihat putrinya di pukul. Karuna dan Syakira beranjak pergi ke kamar masing-masing, samar-samar mendengarkan pertengkaran ayah ibunya di balik pintu kamarnya masing-masing. sementara itu di kamar lantai dua, juga ada seorang laki-laki dan perempuan yang tak di sadari kehadirannya oleh Karuna dan Syakira yang juga mendengar kan pertengkaran keluarga itu di balik pintu kamar mereka.

"bertahun-tahun aku pura-pura bodoh! aku tahu kau punya istri di Jambi, tapi kenapa? kenapa kau tak lanjutkan ke pura-puraanmu itu?"

dengan wajah dingin, Wisnu tri Anggono ayah dari Karuna dan Syakira itu menjawab,

/"karena inilah waktunya aku membebaskanmu dari pernikahan yang membelenggu mu selama ini. aku menunggumu, aku menunggumu hingga kamu memutuskan jalan mana yang akan kau pilih, dan ini pilihan mu, bahagialah dengan Hermawan! kekasih pertama mu! jangan lagi menghinakan dirimu sendiri dengan zina!"

"kau bebas menemui istri simpanan mu di Jambi, lalu aku tak boleh menemui kekasihku? apa itu adil?! hah?!"

/"ini memang tidak adil, tapi tak bisakah kau bersabar? aku berniat menceraikan mu saat ke dua orang tua kita masing-masing tiada, ntah kapanpun itu, aku berniat melakukannya. ulahmu ini hanya menodai kehormatan keluarga kita!"

"cih! menodai katamu?! lalu apa yang kau lakukan?! sekarang kau bahkan membawa pulang simpananmu beserta putranya! kau benar-benar memandang rendah diriku! kau tak pernah sedikitpun peduli padaku! meski di antara kita tak ada cinta, setidaknya jangan lukai harga diriku dengan terang-terangan membawanya pulang seperti ini... huuhuuhu~ ucapnya sambil menangis dan memukuli dada bidang suaminya.

"setidaknya kau ceraikan aku dulu sebelum membawanya pulang,

apa aku sungguh tak pernah ada arti di hidupmu? aku yang melahirkan ke dua putrimu bertaruh nyawa, tak pasti mati atau hidup setelahnya, sedikit saja, ijinkan aku membalasmu dengan caraku, hiks,,, hiks,,, "

tangisnya mulai mereda di pelukan suaminya.

pernikahan Wisnu tri Anggono dan Rosela Wibowo di karenakan perjodohan yang tak dapat di tolak ke duanya. keduanya berasal dari keluarga priayi yang saling terikat karena hubungan baik antara kedua belah pihak keluarga. selain ikatan bisnis, juga ada keterikatan pertemanan dan juga janji yang di buat oleh orangtua keduanya. namun sayangnya, baik Wisnu atau Rosela masing-masing sudah mempunyai tambatan hati, hingga membuat mereka menjalani pernikahan yang penuh sandiwara, keharmonisan yang palsu, dan kebahagiaan palsu.

setengah jam kemudian, akhirnya Rosela kembali tenang.

"besok kita urus perceraian kita, biarkan anak-anak bersamaku!" ucapnya dingin

/"baik kita urus besok, masalah anak-anak biarkan mereka yang memutuskan, mereka sudah dewasa, jangan paksa mereka."

ucap Wisnu tanpa di gubris Rosela.

lemah, Rosela berjalan menuju kamarnya, dengan sisa tenaganya dia mengemasi pakaiannya. Wisnu menghampiri nya ke kamar dan melihat apa yang dilakukan istrinya.

/"apa yang kau lakukan?"

"memangnya matamu tidak lihat?"

/"iya, aku lihat! tapi ini sudah malam! kau mau kemana dengan mengemasi pakaianmu itu?"

"meskipun aku tak mencintaimu, tak nyaman bagiku tinggal serumah dengan simpanan suamiku! secara hukum kau masih suamiku. itu melukai harga diriku!"

/"hemh! dari dulu kau tak berubah sedikit pun! selalu harga diri yang kau tinggikan!"

"19th bukanlah waktu yang cukup untuk mengenalku! mengingat hubungan kita di bangun atas dasar keterpaksaan, kesepakatan dan kepalsuan semata tak lebih!"

ucapnya tegas dan dingin, dalam sekejap Rosela menjadi sosok wanita yang sangat berbeda, kelembutan, keramahan, pengertiannya hilang dalam sekejap, nada bicaranya dingin, yang terpancar hanya kemarahan karena harga dirinya yang terluka. dan saat itu Wisnu merasa tak mengenal wanita yang 19th menemaninya.

"jadi... inikah sifat aslimu? inikah Rosela yang ku kenal lembut, Murah senyum dan perhatian itu?"

/"dia sudah mati barusan! bersamaan dengan raungan tangisan pilu, karena kau cabik-cabik harga dirinya demi wanita simpanan dari kasta rendahan sepertinya!"

ucapnya tegas sambil menutup kopernya.

"mau pergi kemana? ini sudah malam?! tak bisa kah kau menunggu pagi?!"

/"pergi kemanapun ku suka! itu bukan urusan mu lagi!! nikmati malam indah mu bersama wanita simpanan mu itu!!!" jderrr!

ucapnya sambil membanting pintu sebelum pergi.

sejak perselingkuhan Rosela di ketahui kedua putrinya, rumah yg dulunya tenang itu kini penuh keributan, bukan canda tawa layaknya keluarga normal, tapi keributan berupa pertengkaran, yang kemaren antara Karuna dan ibunya kini ibunya dan ayah mengisi akhir drama keluarga yang berakhir dengan perceraian.