WebNovelPONZ crew62.07%

[16] Hentikan Saja Waktu [1]

NITA,

APAKAH BERITA DARI SANG BAYU TLAH KAU

TERIMA?

ENGKAU BERSIAP LAH MENEMUIKU.

AKU DATANG UNTUK MU.

UNTUK RINDU YANG HAMPIR MEMBEKU OLEH JARAK DAN WAKTU!

_________________

Sabtu pagi ini Berdy datang menjemputku ke rumah. Kami janjian jam tujuh berkumpul diwarung Cak Pon sama yang lain. Sigit, Gatot, Nanang, dan Koko teman sekelas yang memutuskan ikut ke Tuban. Jadi kami berenam. Boncengan

"cak pon berangkat dulu!" Pamit Sigit pada Cak Pon yang baru membuka rombong sotonya dengan suara agak lantang.

" iya, hati hati git! "balas cak pon berpesan. Kami mulai membuka gas motor pelan.

"iy cak pon, nanti ta bawakan wingko"  Teriak Gatot dibalas senyum cak pon seraya mengangkat tangan kanannya.

Gatot boncengan sama Sigit, Nanang dibonceng Koko, dan aku sama Berdy. Kamipun melaju meninggalkan warung Cak Pon.

Berdy memimpin rombongan dan memacu gas lebih kencang mengingat perjalanan ini akan lama. Dan roda roda motor kami pun mulai meninggalkan jejak keluar batas kota.

____

Sinar matahari mulai menghangatkan kulit ketika motor kami memasuki wilayah hutan jalur Lamongan - Bojonegoro.

Jalan beraspal yang kami lewati mulai sedikit menanjak. Jalan yang sebagian berlubang itu bisa dilibas dengan baik oleh Berdy. Nampak dia lihai memandu stang motor nya.

Aku gak heran, Ini jalan yang sudah beberapa kali dilewati oleh Berdy ketika menemui Ike. Pastinya dia sudah paham jalur mana yang lebih enak untuk dilalui.

Aku yang dibonceng Berdy melempar pandangan ke sekitar. Teduh sepanjang perjalanan itu meski hari beranjak siang.

Sangat menentramkan, sejenak meredam nafsu manusia manusia yang melewati nya.

Nampak sebagian belukar hampir menyentuh aspal jalan yang sedikit bergelombang.

Seperti ingin mengganggu perjalanan ini.

Menghalangi ku dari tekadku.

Berdy melambatkan gas motor seraya menengok ke belakang.

"enak ya,, sejuk " ucap Berdy sambil melihat kesamping. Melontarkan pandangan pada bebatuan besar yang bersembunyi dibalik belukar.

" iya ber, enak suasannya! " Aku melihat keatas. Sinar matahari sesekali terlihat disela rindang daun pohon.

" nanti kita berhenti dulu diwarung sebelah sana al, istirahat sebentar! " lanjut Berdy.

"iya ber,"

Belum lama, motor Gatot mendekat dari samping kanan.

"gak berhenti dulu ta, ngopi, punggung ku capek" teriakan gatot disambut semuanya. Wajahnya memelas.

Kami berhenti disebuah warung kecil didekat perkampungan melepaskan lelah. Sebentar kemudian melanjutkan perjalanan. Gas motor kembali dipacu kencang. Suara knalpot modifikasi yang menempel dimotor milik Gatot memecah hembusan angin. Menyemangati raga yang mulai lelah.

Sejam kemudian motor kami memasuki batas kota.Bangunan setengah lingkaran mulai terlihat dari jauh dan semakin jelas.

Gapura selamat datang yang menjadi tanda batas suatu wilayah membangunkanku dari mimpi.Ya,sepertinya aku bermimpi tapi ini nyata, Tuhan mengabulkan doaku sampai disini lagi.

SELAMAT DATANG DIKABUPATEN TUBAN

[ Tulisan besar di gapura]

Hamparan pasir putih dan ombak yang bergulung lalu mereda dipantai bercampur hembusan angin panas itu masih kuingat, setahun yang lalu.

Aku belum melupakannya , dan pasti mereka juga tak melupakanku.Tak mungkin aku bisa melupakan hati yang tertambat disini. Hati yang begitu lapang menerima, hati yang tulus mencintaiku, dan itu hati Nita.

"berhenti dulu ya! " Nanang memberi isyarat tangan padaku dan yang lain untuk berhenti, kamipun menepikan motor lalu memarkir dibawah pohon kelapa tua yang tumbuh berjejer disepanjang batas pantai itu.

" ayo tot! " ajak koko yang mulai turun dari motor.

" iya ko, bentar lepas jaket! " jawab Gatot.

" ayo cepat git! " ajak Nanang.

Gatot, Koko, Nanang dan Sigit setengah berlari menyisir pantai. Panas matahari tak menyurutkan keinginan hati untuk meluapkan kebahagian.

Wajah wajah kegirangan nampak jelas diraut muka mereka, sama seperti saat aku melihat wajah teman temanku hampir setahun lalu.

Hanya saja kali ini waktu yang membedakan!

Keceriaan yang sama, ekspresi yang sama, dan kepuasan setelah jauh perjalanan terbayarkan. Kontan!

Aku berjalan lebih ke pantai,mendekati ombak yang berbusa membasahi kaki. Kutendang riak air yang baru saja datang dari kejauhan.

Kuedarkan pandangan ke tengah cakrawala samudera luas dan hatikupun berteriak lantang,

"Wahai Ombak Yang Nampak Perkasa! Ini Aku Datang Lagi.

Menepati Janjiku Padamu Setahun Lalu.

Beritakan Pada Alam, Agar tak menjadikan Gundah Gulana.

Maaf Jika Hari Ini Aku Mengusikmu. Sudah Ombak Kembalilah Pada Laut Yang Memelukmu!

Dan Biarkan Aku Dengan Hatiku Riang Tak Berujung".

_______

"langsung ke rumah Nita al? " tanya Koko padaku selesai dipantai.

" gimana ber? " aku balik bertanya pada Berdy.

"ke rumah Ike dulu aja al, kita istirahat disana, kan jalannya juga lewat rumah ike, malem baru ke rumah Nita, gimana?" Berdy melihat padaku.

"mending gitu ko! " aku melihat koko, setuju penjelasan Berdy. Yang lain juga. Jadi maksudnya biar sekali jalan.

Deru knalpot motor kami yang datang hampir bersamaan dan parkir depan pagar sebuah rumah bercat putih itu membuat seorang wanita muda usia berwajah manis dengan rambut ikal sebahu keluar sambil berlari kecil dan tersenyum. Aku juga belum yakin siapa dia. Tapi sudah mengira.

Dia melihat kami berlima dengan sedikit canggung dan tatapan mata penuh tanya.

Tapi tidak ketika melihat Berdy. Begitu penuh rindu menghampiri Berdy yang berjalan ke halaman.

"brangkat jam brapa, kok baru nyampek? " tanya gadis itu sambi menggenggan erat tangan Berdy.

" pagi sih, tapi mampir mampir! " jawab Berdy." iya Ke, ini kenalkan teman ku! " lanjutnya. Kami mengikuti Berdy dibelakangnya. Ike mengalihkan pandangan pada Sigit." Ike "

"Sigit" Ike menjabat satu persatu tangan yang dijulurkan padanya dan menyebutkan namanya.

Ketika tiba giliranku, Berdy menepuk bahuku sambil mengenalkan pada Ike.

"ini lo yang kuceritakan pacar Nita itu. " Berdy senyum pada ike, dia menatapku tajam, penuh ingin tahu.

" Aldo! " aku mengulurkan tangan.

"oh iya,Nita biasa cerita ke aku soal kamu al!" ike menjabat tanganku. Aku tersenyum.

" iya bentar ya aku telpon dulu Nita," ucap Ike. " ayo masuk dulu, gak enak didepan!"

"iya ke, capek, haus! " Gatot menimpali ucapan ike membuat kami tertawa sambil berlalu ke teras ike.

Panas udara siang itu, seakan ikut mendidihkan bilik jantung ku ketika mendengar Ike akan menelepon Nita. Mulai berdegup lebih kencang.

Sesaat seorang wanita setengah baya keluar dari dalam, Ike setengah langkah dibelakang nya.

"ehh,Ada tamu, darimana ini? " sapa wanita itu dengan hangat seraya mengulurkan tangan. " loh Berdy toh.. Oalah " ibu Ike menepuk bahu Berdy. Sepertinya ketularan rindu.

Hehehehe...

" iya bu. " Berdy pun tersenyum menyambut tangan ibu Ike.

" gimana kamu disana? Betah? " tanya ibu Ike.

" ya gak betah bu, kan ikenya disini! " sahut Gatot melarutkan suasana, kami tertawa.

Sedetik kemudian kamipun hanyut dalam bincang dan canda tawa penuh keakraban.

Apalagi ada Gatot, temanku ini memang agak komedian anaknya. Selalu bisa mencari ide untuk memecah keheningan diruang tamu rumah Ike itu.

---

Tak lama sebuah motor berhenti di deretan motor kami didepan pagar.

Sekilas wajahnya tak asing bagiku meski tersembunyi dibawah helm warna putih.

Jantung ku seakan berhenti berdetak. Darah seperti mendidih. Menghangat.

Seluruh sendi tubuh seakan me lemas.

Dan mata terbelalak seakan tak percaya hari ini masih ada.

Aku beranjak melewati Nanang yang saat itu sedang merebahkan tubuh di lantai. Nanang pun terkejut sambil akan berdiri. "siapa al?."  Dia bertanya tapi aku tak mempedulikan. Aku bergegas mendekat,

"Nitaaa! " dan aku langsung memeluknya.

" aldo ! "ucap Nita lembut ditelingaku seraya menyelinapkan tangan nya disela pinggang ku. Membenamkan wajahnya didadaku. Dan, detak ini seiring melemah. Begitu tenang dan damai. Baik aku dan Nita terhanyut, larut, luluh, melebur dalam dekapan penuh rindu.

Aku menatap matanya, kupegang bahunya, perlahan kudekatkan dan kucium kening disela rambut yang menutupi sebagian wajahnya.

Nita tersenyum, "aku kangen al!" matanya berkaca kaca, lalu kupeluk lagi,

kutatap lagi mata hampir bundar yang sedang berlinang airmata.

Tatapan mata kami bertemu. "aku juga Nita, rindu kamu!" Tatapannya begitu tenang. Seperti ombak disenja hari.

Kuusap airmata yang hampir jatuh dipipi. "sudah Nita, jangan nangis, aku gak mau mata indahmu tertutup airmata. Aku disini sekarang! "

" jam berapa kamu datang al? Kok gak langsung ke rumah? " tanya Nita sambi menghapus sisa airmata.

" barusan,, rencananya habis dari sini ke tempatmu. " sambil kugandeng tangannya dan kuajak masuk rumah menemui Ike dan yang lain diteras. Mereka menyambut Nita dan ngobrol banyak hal sore itu.

______________________

TUHAN,

HENTIKAN SAJA WAKTU!

UNTUK SAAT INI, DETIK INI.

AKU TAK INGIN BERLALU CEPAT!

MATIKAN SAJA DUNIA, AKU TAK PERDULI!

TAPI BIARKAN SAAT AKU MEMELUKNYA.

____________________

16 11 2o